prolog

86.1K 2.5K 42
                                    

Alven🤩🤩🤩

Alven🤩🤩🤩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alur cerita yang lebih rapi & endingnya jauuuh berbeda dengan yang di wattpad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alur cerita yang lebih rapi & endingnya jauuuh berbeda dengan yang di wattpad. Langsung gas order yukkk

Yang mau order bisa DM instagram @nailissaa___ atau @penerbitkafein
Bisa juga hubungi penerbit via watsapp 082142982646

Yang mau order bisa DM instagram @nailissaa___ atau @penerbitkafeinBisa juga hubungi penerbit via watsapp 082142982646

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di Shopee juga ada nih🤗

•link shopee ada di bio instagramku ya🤗

•link shopee ada di bio instagramku ya🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















#SelamatMembaca:)

Ada masa di mana kita akan merasa lelah ketika hidup kita diatur-atur seseorang. Selayaknya kita hidup bukan untuk menjadi diri sendiri, melainkan menjadi robot dan boneka orang lain. Itulah yang kini Venus alami, hidupnya dikekang oleh Alex, semua yang ia lakukan harus sesuai persetujuan Alex, kadang Venus ingin menangis ketika ia tak bisa bebas pergi, padahal ia pergi hanya dengan sahabatnya sendiri. Kesabaran yang selalu Venus gunakan tameng, kini mulai memudar, kesabaran itu hilang. Seperti dihempas angin yang membawanya pergi entah ke mana. Kini Venus merasa sangat lelah, kelelahan yang ada pada dirinya itu sudah menempati titik terendah dari semua macam kelelahan.

"Sudah berulang kali aku bilang, kan? Mengapa kamu tak mau mendengarkanku?!” geram Alex dengan mencengkeram kuat lengan Venus. Yang dicengkeram justru menutup mata mencoba meredam rasa sakit yang timbul akibat cengkeraman Alex yang sangat kuat. Sebenarnya secara batin, Venus lelah. Lelah menghadapi berbagai macam sifat Alex yang selalu berubah-ubah. Kadang seperti anak kecil, kadang emosional, kadang lembut dan memperlakukannya selayaknya putri, kadang juga seperti monster yang siap membunuh Venus.

“Sudah berapa kali aku bilang Lex, dia cuma mau pinjam buku Kimiaku, itu saja." Alex menghela nafas, ia mengusap wajah kasar. ia tidak suka jika Venus berinteraksi dengan laki-laki lain, tetapi Venus tak pernah mau mendengarnya.

"Aku nggak percaya."

"Terserah, aku capek sama kamu Lex, capek!"

Alex diam, kemudian menodongkan tangannya seperti meminta sesuatu.

"Mana ponsel kamu?"

"Buat apa?"

"Mulai hari ini kita tukeran ponsel!" tandas Alex tiba-tiba.

"Nggak Lex.”

"Venus!!!" bentak Alex dengan kilatan mata penuh amarah. Tangannya terulur untuk merebut ponsel yang ada di genggaman Venus. Alex adalah laki-laki temperamental yang bisa kapan pun tersulut emosi.

"Aku.. mau putus..." ucap Venus lirih tak berani menatap orang di sampingnya yang berusaha merebut ponsel miliknya, orang itu menghentikan pergerakannya, matanya menatap tajam Venus, giginya bergemeletuk menahan amarah yang sebentar lagi akan meledak.

"Nggak!!"  Ini sudah yang ke sekian kalinya Venus meminta putus, tetapi laki-laki itu--Alex, tak pernah memberi sedikit pun celah kepada Venus untuk pergi darinya. Itu tak akan terjadi, Alex tidak akan melepaskan Venus. Tidak akan pernah.

“Nggak!! Kamu nggak bisa putus dari aku, Venus!! Kamu milik  aku!!"

"Maksud kamu apa sih Lex? Aku ini bukan barang yang bisa kamu miliki dengan seenaknya, pokoknya kita putus. Aku sama kamu sudah nggak punya hubungan lagi."

Venus  terdiam sebentar sembari menghembuskan nafas pelan, kemudian kembali berkata, "Aku selalu ngertiin kamu Lex, aku sudah jauhin banyak laki-laki yang mau temenan sama aku, aku berusaha menuruti apa mau kamu. Justru kamu sendiri yang nggak pernah ngertiin aku, kamu bertindak semena-mena terhadapku, bertindak seolah-olah aku ini boneka yang bisa kamu atur-atur. Aku capek Lex, aku capek kamu kekang seperti ini. Aku juga ingin seperti teman-teman aku lainnya. Kamu seakan membatasi ruang hidupku, seakan-akan hidupku ini cuma kamu yang bisa ngatur, seakan-akan hidupku ini hanya bergantung sama kamu."

Alex menulikan pendengarannya, ia tidak mau mendengarkan perkataan Venus, ia tahu selama ini ia memang selalu semena-mena terhadap Venus, tapi itulah caranya untuk membuat Venus tetap bersamanya, tanpa ia sadari justru itu yang membuat Venus merasa benar-benar ingin pergi darinya.

Venus kemudian beranjak, ia ingin membuka pintu kelas, namun sayang, pintunya terkunci, dan kunci tersebut sekarang sudah ada di genggaman Alex.

"Lex, buka pintunya."

Alex masih diam, tangannya terlihat mengepal kuat, ia masih tidak mau menerima jika Venus benar-benar ingin putus darinya. Ia tak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.

"Lex..."

"Nggak Venus nggak!! Kamu nggak bisa putusin aku Venus, nggak akan bisa! Kamu nggak akan bisa ninggalin aku!! Kamu milik aku, milik aku! Kamu nggak bisa dengan mudah ninggalin aku!! Kamu dengar nggak sih hah?!!" ucap Alex frustrasi dengan menendang meja yang ada di kelas itu dengan brutal. Venus tercengang, jantungnya berdegup kencang.

Ketakutan tiba-tiba menyelimuti dirinya. Dihembuskan nafasnya itu secara perlahan, mencoba menguasai dirinya sendiri agar tidak merasa takut dengan Alex. 

"Kalau begitu, kamu saja yang mutusin aku.." lirih Venus, dengan suara yang sarat akan ketakutan. 

"Nggak mungkin aku mutusin kamu Venus, aku sayang sama kamu, harusnya kamu percaya itu. "

TRAILER NOVEL ALVEN

AlVen [Possessive Boy]✔  [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang