Terdengar bel istirahat berbunyi. Venus segera berdiri dan membayar makanan, setelah ini akan banyak siswa-siswi yang datang ke kantin. Jadi, Venus berinisiatif untuk segera pergi dari sini, ia tidak suka berada di tengah kerumunan banyak orang.
Dengan diiringi oleh Neina, Venus mempercepat langkahnya hingga tanpa ia sadari telah menabrak tubuh seseorang. Venus menyatukan kedua tangannya, pertanda ia meminta maaf karena ia terburu-buru sehingga tak memperhatikan jalan.
"Maaf," ucap Venus dengan menundukkan wajahnya. Neina yang merasa kikuk dan menyadari dengan orang di hadapannya itu pun akhirnya berucap, "Emm Venus, Aku balik dulu ya."
Venus gelagapan, ia mendongak berusaha mengejar Neina. Namun tangannya dicekal oleh seseorang, Venus mengernyit dan membalikkan badannya, melihat siapa yang beraninya mencekal tangannya. Ia terkejut, ternyata orang yang tadi ia tabrak adalah Alex, yang berjalan beriringan dengan temannya.
"Mau ke mana?"
"Engg, itu, mau ke ke-las."Teman yang tadi bersama Alex itu menepuk pundak Alex memberikan isyarat bahwa ia akan pergi ke kantin duluan, yang hanya dijawab Alex dengan anggukan.
"Temenin aku makan."
Venus menggeleng, ia tidak mau. Ia ingin kembali ke kelas.
"Tapi aku sudah makan."
"Aku mintanya kamu nemenin aku, bukan nyuruh kamu untuk makan." Venus menggeleng lagi."Tapi aku nggak mau."
Nampaknya Alex tidak peduli dengan jawaban Venus. Ia dengan seenaknya menggandeng tangan Venus menuju ke kantin.
Setelah sampai di kantin, Alex menyuruh Venus duduk, diikuti dirinya yang juga duduk di samping Venus. Banyak siswa-siswi memperhatikan mereka, Venus menjadi risih. Inilah alasan mengapa ia tidak suka di keramaian. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian. Alex yang mengerti bahwa Venus risih, akhirnya menatap tajam semua orang yang memperhatikan mereka. Sehingga semuanya kembali melanjutkan aktivitasnya masing-masing."Riko!!" panggil Alex kepada salah satu temannya yang juga ada di dekat meja yang ia duduki. Riko pun mendekat dan memberikan pukulan pada pundak Alex yang disambut Alex dengan senyuman.
"Yo'i bro. Ada apa manggil gue?"
"Pesenin gue makanan ya, nanti lo gue traktir.”Riko tersenyum kegirangan, ia pun melenggang pergi untuk memesankan makanan Alex. Alex mendekatkan dirinya, menggeser duduknya agar dekat dengan Venus. Namun, agaknya Venus juga melakukan hal yang sama. Menggeser tempat duduknya agar menjauh dari Alex.
"Ck! Jangan jauh-jauh!"
Venus menghiraukan perkataan Alex, sampai kedatangan Riko menghentikan kegiatan mereka. Setelah riko menghilang dari hadapan keduannya, Alex menyodorkan minumannya di depan Venus.
"Minum." Venus menurut dan meminum es teh tersebut. Alex memperhatikan wajah Venus, entah mengapa ia sangat suka jika menatap Venus dalam waktu yang lama. Venus sangat cantik, dengan bibirnya yang merah alami tanpa polesan lipstik, dan wajahnya yang putih cerah tanpa sentuhan bedak ataupun make up lainnya. Alex merasa sangat senang bisa memiliki Venus, walaupun mungkin hanya raganya saja yang bisa ia miliki. Venus cantik, namun sikap cueknya membuat sedikit yang mau dekat dengannya. Venus risih diperhatikan Alex seperti itu, ia mendongak, sehingga tatapan mereka bertubrukan. Namun itu tak berselang lama, karena dengan cepat Venus memutuskan kontak mata tersebut. Alex masih saja tak mau memalingkan wajahnya, ia justru semakin intens menatap Venus dengan santainya. Venus kikuk sendiri, digaruknya tengkuknya yang tak gatal.
"Mmm. Alex, makanan kamu nanti dingin kalau nggak segera kamu makan," ucap Venus pelan dengan menunduk mencoba membuat Alex agar berhenti menatapnya.
"Biarin."
"Kamu ng-nggak laper?"
"Nggak."
"Lalu kenapa kamu pesen?"
"Pingin aja."
"Nanti mubadzir."Alex terkekeh, ia masih saja menatap Venus. Gadis itu tak mau menatapnya, tangan Alex terulur untuk meraih dagu Venus. Dipalingkannya wajah Venus untuk menghadap ke arahnya. Namun Venus tetap saja tak berani menatap mata milik Alex, bola matanya memutar menatap apa saja. Asalkan bukan mata Alex. Tangan Venus menyingkap tangan Alex dengan lembut. Ia kembali menunduk. Kegiatan yang tak jelas sama sekali, huh.
"Makan Lex."
"Males. Suapin ya?" harap Alex sambil meraih dan menggenggam tangan Venus, Venus menatap tangannya yang digenggam Alex dan kemudian menarik tangannya itu dari genggaman Alex."Ck! Pelit! Pegang tangan saja nggak boleh!" rajuk Alex namun tak digubris oleh Venus. Alex menyodorkan piring yang berisi makanannya ke hadapan Venus.
"Suapin."
Venus menghela nafas, ia menarik piring tersebut dan dengan terpaksa akan menyuapi Alex. Namun, belum juga Venus mengangkat sendoknya, seseorang memanggilnya.
"Venus."
Suara itu terdengar sangat familiar bagi Venus, karena penasaran, ia mendongakkan wajahnya. Dan seketika matanya melebar melihat orang yang tadi memanggilnya.
"E-Endra?!?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AlVen [Possessive Boy]✔ [TERBIT]
Teen FictionToxic relationship By : Nur Nailis S Instagram : @nailissaa___