Untung saja kehadiran seorang wanita paruh baya mampu menghentikan perbuatan Alex. Dengan wajah penuh kekhawatiran wanita paruh baya itu mendekati Venus dan merengkuh gadis lemah itu. Alex yang muak dengan mama tirinya, akhirnya pergi meninggalkan ruang tamu yang menjadi saksi kekerasan Alex terhadap Venus tadi. Dan semenjak kejadian itu, Venus justru menjadi lebih akrab dengan mama tirinya Alex. Wanita paruh baya itu penuh kelembutan. Setiap Alex membawa Venus ke rumahnya, dan setiap Alex akan berbuat kasar, Vika-mama tiri Alex selalu memergoki anaknya itu.Tentu Alex kesal, sumpah serapah selalu keluar dari mulut Alex kala mama tirinya itu ikut campur dalam hidupnya. Venus selalu mengucap beribu kata terimakasih untuk Vika karena jika Vika tidak ada, mungkin Venus bisa-bisa selalu menderita menjalani hubungan toxicnya dengan Alex.
Kesempatan ini Venus gunakan untuk semakin memberontak dan berusaha melepas rantai Alex. Ia semakin berani menentang Alex, dengan Alex yang selalu memohon agar Venus tidak berniat pergi meninggalkannya. Sampai hari dimana Venus merasa aneh dengan Alex. Jika biasanya laki-laki itu selalu datang ke kelasnya dan memaksanya untuk pulang bersama, tapi tidak untuk sekarang, akhir-akhir ini Alex sering menghilang, sudah jarang datang ke kelasnya. Bahkan saat istirahat pun, Venus tidak bisa menemukan batang hidungnya.
********
Hari ini Alex memang benar-benar malas belajar, ia ingin tidur dengan tenang di rumah, tanpa ada siapapun yang mengganggunya. Diparkirnya motor besarnya itu di garasi dekat mobil papanya. Alex berdecak, ternyata papanya di rumah, bayangan tentang dirinya yang bisa tertidur lelap seketika lenyap. Dibukanya pintu rumah dengan gerakan sedikit kasar, kedatangannya disambut oleh seorang wanita yang sangat Alex benci. Orang itu tersenyum walau sedikit merasa heran karena Alex pulang lebih pagi daripada biasanya."Kamu kok sudah pulang?"
"Nggak usah sok peduli!" ketus Alex dengan melenggang pergi menuju kamarnya. "Alex! Yang sopan kamu sama mama kamu!" Sahut seseorang yang entah darimana datangnya."Bangsat!"
"Alex! Bicara apa tadi kamu? Berhenti!" Alex berhenti, menuruti perintah papanya, tubuh menjulangnya itu berbalik dan menatap papanya remeh. "Apalagi pa?"
"Kamu itu yang sopan sama mama kamu!"
"Mama? Sejak kapan saya punya mama? Mama saya sudah meninggal."
"Alex! Jaga bicara kamu!"
"Loh? Benar kan? Mama sudah meninggal, dan semua itu karena wanita jalang ini!!"Teriaknya sambil menunjuk kearah Vika berada. Vika hanya mampu menundukkan kepala, seolah meratapi semua penyesalan tentang hidupnya.
"Alex!"
"Sampai kapan pun, saya nggak sudi menganggap wanita jalang ini sebagai mama saya! Cih! Jijik!"
Plak
Tamparan keras tiba-tiba mengenai pipi mulus Alex, Alex melebarkan matanya menatap papanya tak percaya, tangannya terulur menyentuh pipinya yang kian memanas. Untuk kesekian kalinya, papanya menampar dirinya hanya karena wanita yang ia benci itu. "Jaga bicara kamu! Mulut kamu itu ya, seperti tidak pernah disekolahkan!" Tangan Alex mengepal tak terima, tatapan kebencian ia tujukan kepada dua orang yang ada di hadapannya. Dengan amarah yang meletup-letup, Alex membanting apa pun barang yang ada di sana, mengabaikan semua bentakan yang keluar dari mulut Tiyo-papa Alex. Alex mengubah rumah yang awalnya rapi kini bak kapal pecah. Guci yang terjatuh ke lantai, taplak meja yang sudah terhempas mengenaskan, foto-foto terlempar ke sembarang arah, meja yang dijungkirkan, dan masih banyak lagi benda tak berdosa yang menjadi sasaran Alex. Beginilah Alex ketika benar-benar marah. Jangan lupakan sifat laki-laki tempramental itu. Ia bisa menjadi malaikat dan iblis dalam satu waktu.
Tiyo nampak semakin marah, dengan nafas memburu ia menghampiri Alex dan mencoba menghentikan tindakan brutal putranya. "Hentikan!" Perintah itu tak digubris oleh Alex, Alex terus saja mencari barang yang bisa ia pecahkan. Masuk ke dalam dapur, membanting semua peralatan dapur, piring-piring berjatuhan, gelas-gelas kaca ia lemparkan ke dinding, jatuh meluruh seperti perasaan Alex saat ini.
Plak
Tiyo kembali menampar Alex. Berhasil. Alex sudah tak melanjutkan kegiatannya, ia menatap pria di hadapannya tajam. Kedua pipinya terasa sangat panas. Dilihatnya Vika yang sepertinya menangis melihat apa yang diperbuat Alex. Tiyo sendiri tak habis pikir jika putranya ternyata masih sama seperti dulu. Bersifat keras dan mudah emosi.
Prang
Satu piring Alex banting ke lantai, setelah itu ia berjalan cepat meninggalkan rumah yang sudah tak bisa memberikannya ketenangan. Alex lelah, ia tak bisa hidup tenang, setiap hari selalu bertengkar dengan papanya. Amarah masih menyelimuti dirinya, Alex melajukan motor dengan kecepatan yang sangat tinggi, menimbulkan bising luar biasa yang mengganggu ketentraman di sekitarnya. Alex tak perduli. Ia membutuhkan seseorang sekarang. Ia ingin menumpahkan semua perasaan sedihnya. Dan hanya satu nama terlintas dalam pikiranya. Jessi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlVen [Possessive Boy]✔ [TERBIT]
Fiksi RemajaToxic relationship By : Nur Nailis S Instagram : @nailissaa___