14~ Alven

14.2K 619 5
                                    

"Kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu.. pacarnya Alex kan?" Venus terkejut, pertanyaan itu merupakan pertanyaan pertama yang muncul dari bibir guru BKnya ketika ia baru saja mendaratkan pantatnya di kursi. Pagi tadi, Venus dibuat kaget karena namanya dipanggil dan disuruh pergi ke ruang BK. Baru juga masuk ke sekolah setelah sakit, eh malah di suruh ke ruang BK. "Ng-nggak pak, saya bukan pacarnya Alex."
Pak Wahyu mengernyit, "Benarkah? Pasalnya saya selalu melihat Alex bareng terus sama kamu. Ya... saya juga nggak peduli sih kamu pacarnya Alex atau bukan," ucap pak Wahyu. Ia diam sejenak lalu kembali melanjutkan ucapannya.
"Jadi, tujuan saya manggil kamu, karena sepertinya saya membutuhkan bantuan kamu." Venus terdiam, tapi masih menyimak ucapan pak Wahyu barusan.
"Kamu tahu Alex akhir-akhir ini selalu membuat masalah di sekolah kan? Kesempatan dia bisa di sekolah ini tinggal dua kali. Sekali lagi dia membuat masalah, maka kesempatannya tinggal satu kali, dan jika satu kesempatan itu disia-siakan, pihak sekolah tidak segan-segan mengeluarkan dia."
"Masalahnya, Alex sekarang sudah kelas 12, beberapa bulan lagi akan lulus. Saya cuma mau memberi kesempatan sama dia. Dan kamu, saya mohon kamu bantu dia. Jangan biarkan dia bertengkar atau membuat masalah lagi."
Venus masih diam. Mencoba mencerna semua kalimat yang diucapkan oleh pak Wahyu.
"Itu tugas saya untuk kamu."
"Tapi pak--"
"Sudah, kamu boleh keluar." Venus menunduk, ia kemudian pamit dan segera keluar dari ruangan BK tersebut. Hatinya gondok. Alex yang bermasalah, mengapa dia yang kena imbasnya? Ia berjalan menyusuri koridor dengan lesu. Sesekali menghelas nafas kasar, kembali memikirkan semua ucapan pak Wahyu.
"Sudah aku bilang kamu jangan masuk dulu, lihat tuh, wajah kamu pucat," omel Alex tiba-tiba ketika ia sudah menemukan Venus yang sejak tadi ia cari.
"Kenapa sih nggak mau dengerin aku? Kamu itu belum sembuh total."
"Aku sudah sembuh Lex," jawabnya pelan. Benar-benar tak bertenaga. "Ayo ke kantin. Kamu harus makan."
Venus menggeleng karena memang dia tidak lapar, namun sepertinya Alex tidak peduli dan membawa gadis itu dengan paksa ke kantin. Menyuruh Venus untuk makan dan menghabiskan minuman yang sudah ia pesankan. "Kamu harus makan, kalau kamu nggak makan, nanti bisa pingsan."
Venus bergumam, sudah bosan mendengar omelan Alex yang ia ucap berulang-ulang.
Kehadiran Endra membuat Alex yang tadi senyum-senyum tak jelas itu berubah menjadi murung. Selalu saja ketika ia ingin menghabiskan waktu dengan Venus pasti ada saja pengganggunya.
"Ven, nanti malam jadi kan?" Belum sempat Venus menjawab namun segera disahut oleh Alex. "Nanti malam apa? Ngapain?" Endra mengabaikan pertanyaannya. Venus juga tak kunjung menjawab, membuat Alex geram sendiri. "Aku nggak suka ya kalau kamu jalan sama si bangsat ini!"
"Lho lho lho memangnya kamu siapanya Venus? Sok-sokan nglarang dia." Alex terdiam, kini ia menatap Venus dengan serius. Matanya memancarkan api amarah, tatapan tajamnya mampu membuat Venus bergidik ngeri. "Mulai hari ini kita balikan!" perintahnya tanpa peduli apakah Venus setuju dengan keputusannya atau tidak. Nampaknya Endra tidak bisa menerima itu, kini ia maju dan menarik kerah baju Alex. "Maksud lo apa maksa-maksa Venus balikan sama lo!"
Gawat, Venus sudah bisa mampu mencium bau-bau pertengkaran. Sebelum kejadian yang tak diinginkan terjadi, Venus segera menarik Alex menjauh dari Endra. Tapi sepertinya usaha Venus gagal. Laki-laki itu sudah sangat marah, berniat memukul Endra. Sampai suara Venus menghentikan tangannya yang sudah melayang di atas udara. "Iya! Kita balikan!" Endra terkejut dengan pernyataan Venus barusan. Laki-laki itu mendekat ke arah Venus dan memasang raut tak percaya. "Venus?" Venus tak menjawab panggilan Endra. Ia memilih beranjak meninggalkan kantin dan tak lupa  menyeret Alex pergi dari sana. Awalnya Alex kebingungan, tapi akhirnya ia menunjukkan wajah tengilnya. Ia sangat bahagia. Untuk pertama kalinya Venus menyetujui keputusannya. "Aku nggak mau kamu berantem lagi."
"Kamu bisa kan, nggak usah berantem lagi sampai kapan pun?"
"Nggak." Venus mendengus, menatap Alex kesal. "Yasudah, kita tidak jadi balikan."
Sebelum Venus pergi meninggalkannya, dengan cepat ia menghalau jalan gadis itu. "Baiklah, jika dengan cara ini bisa membuatmu tetap di sampingku. Aku mau menuruti ucapanmu itu. Aku janji tidak akan berantem lagi."

AlVen [Possessive Boy]✔  [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang