41. Paris

2.6K 132 7
                                    

"Kalian pengantin baru?" Tanya seorang wanita paruh baya yang melihat mereka dengan senyum hangat diwajahnya.

"Kami....."

***

"Kami belum menikah bibi" jawab Angela dengan semburan merah diwajahnya bersamaan dengan pintu lift yang terbuka dilantai dasar.

"Semoga kalian langgeng dan cepatlah menikah" ucap wanita paruh baya itu sambil melambaikan tangannya.

"Terima kasih bibi" jawab Angela ikut melambaikan tangannya. Rafael mencium puncak rambut Angela lalu menariknya keluar dari lift bersama koper masing-masing menuju lobi.

S

aat Angela melewati pintu keluar dari dalam hotel ia dibuat terhenti karena dinginnya angin yang merpa tubuhnya, ia menolehkan kepalanya mencari Rafael yang memang lebih dulu didepannya.

Sambil menarik kopernya, Angela mencoba berjalan sambil memeluk tubuhnya sendiri agar hangat tapi tidak memerhatikan dimana ia berpijak. Ia tergelincir dijalan yang sangat licin tertutup salju, ia terduduk diatas tumpukan salju yang tidak terlalu tebal dibawahnya.

Ia meringis menahan sakit yang mendera bokongnya. Angela meniup-niup telapak tangannya yang sangat pucat agar sedikit terasa hangat. Salju semakin deras dan semakin dingin pula tubuhnya. Ingin berdiri tapi rasanya sangat sakit.

***

(Rafael POV)

Aku membalikkan tubuhku kebelakang untuk melihat Angela setelah memberikan koperku pada sopir yang akan mengantar kami.

Dimana dia? Kenapa dia tidak ada dibelakangku? Saljunya semakin deras, dan dia sedang tidak memakai baju yang tebal   saat ini.

Aku pergi mencarinya disekitar hotel dan akhirnya menemukannya terduduk dijalan sambil meniup-niup tangannya. Selalu saja ceroboh.

Aku berjalan mendekatinya. Ia mengangkat wajahnya menatapku dengan mata biru sendunya, aku berjongkok didepannya. Wajahnya tampak pucat karena kedinginan.

Aku langsung mengangkatnya kedalam gendonganku. Ia melingkarkan kakinya dipinggangku dan kedua tangannya dileherku. Tubuh ringannya ini tidak membuat aku kesusahan sambil mengendongnya dan menarik kopernya menuju mobil.

Kuberikan kopermya pada sopir dan membuka pintu lalu masuk kedalamnya. Aku duduk sambil memangkunya. Ia bergerak masuk kedalam jaket ku.

"Aku mencarimu tadi" ucapnya yang bisa ku dengar walau suaranya sangat kecil.

"Maaf"

"Dingin sekali"

Dia tidak mendengar perkataanku tapi aku tidak mempermasalahkannya kupeluk tubuhnya erat, mencoba untuk membuat tubuhnya hangat.

Mobil yang kami naiki ini berjalan dengan pelan menuju bandara terdekat. Banyak mobil yang berlalu lalang disekitar kami untung saja disini saljunya tidak terlalu tebal jadi jalanan tidak terlalu licin.

"Giovane maestro, siamo arrivati ​​all'aeroporto" ucap sopirku dalam bahasa Italia yang mengatakan kalau kami sudah sampai.

"Grazie si prega di prendere i bagagli" jawabku dan memintanya mengeluarkan koper kami. Ia keluar dan membukakan pintu untukku lalu membuka bagasi dan menjalankan tugasnya.

My Mysterious Boyfriend (TERSEDIA DI PLAY STORE)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang