Hari-hari menyenangkan Axel mulai sekarang tidak bisa setenang yang dulu. Ia tidak dapat menikmati acara bersantainya ketika Alyra terus datang menempeli dirinya. Axel bisa saja menjauhkan cewek berambut merah cantik itu dari dunianya. Tapi kali ini rasanya tidak mungkin dan itu cukup terasa sulit dibandingkan para cewek-cewek lain sebelumnya yang pernah mendekatinya dirinya.
Sebenarnya Axel tidak keberatan jika Alyra terus mengejarnya tapi yang membuat Axel malas adalah penampilan Alyra sangat tidak cocok untuk dirinya. Axel tentu saja tidak menyukainya dan bosan setiap kali melihatnya sama seperti biasanya.
Mengingat bagaimana seragam yang dipakai oleh cewek itu membuat Axel jenuh memandanginya. Wajahnya bisa dibilang lumayan menarik hanya saja Axel begitu benci jika sebenarnya Alyra itu munafik menutupi dirinya dibalik pakaiannya besar itu.
"Sayang kok kamu melamun sih?" tanya Alyra yang sudah duduk disamping Axel sambil menepuk pipi cowok itu.
"Apaan sih lu?!" kaget Axel sedikit tersentak lalu langsung mengubah mimik wajahnya datar seperti biasanya tanpa ekspresi. Lihat penampilannya berbeda jauh banget sama kelakuannya yang agresif ini. Axel heran kok bisa sih cewek ini tidak malu. Setidaknya sopan sedikit sebagai cewek pemalu itu yang Axel inginkan. Sesuai tipe yang sempat ia bandingkan dengan para cewek lain.
"Ya, aku kan gak mau sampai kamu sakit jiwa gara-gara mikirin cewek lain." dengus Alyra duduk berhadapan dengan Axel dimeja kantin. Axel memutar jengah bola matanya malas menatap wajah cewek yang di didepannya ini. Selalu membuat harinya menjadi buruk.
Semua para mata yang ada disana juga tidak bisa berhenti lepas memandangi ke arah mereka yang memang menarik perhatian.
"Cewek lu jangan dianggurin bos, ntar ada yang gigit." kata Eboy.
Ale mengabaikan keberadaannya walau rasa benci masih membara dihatinya. Sedangkan Kevan mulai terganggu tidak suka tempat duduknya jadi terasa penuh. Ia menatap sinis sebentar namun tak dipedulikan oleh Alyra.
"Diem lu gak usah bacot." kata Axel.
"Kamu kenapa sih cemberut mulu?" kata Alyra agak sedih melihatnya. Wajah Axel tidak pernah menunjukkan senyum untuknya.
"Jangan boong lu Xel. Lu pasti udah jadian kan? Cuma gak mau ngakuin bilang aja Lo malu." cibir Savero melihat kedekatan Axel dengan cewek itu cukup unik.
"Gak lah! Enak aja gue mau sama dia. Ogah!" sungut Axel memalingkan mukanya ke arah.
"Aduh sayang daripada kamu ngomel lebih baik senyum dong sini." kata Alyra sambil tersipu malu sebentar karena ucapan Savero tadi.
Kevan pun berdecak kasar melihatnya, mereka selalu berisik pikir Kevan, ia mencoba tetap tenang ditempatnya.
Alyra berusaha mencari segala cara agar bisa mendapatkan perhatian dari Axel cowok gondrong itu. Tapi ternyata lebih sulit dari ia bayangkan. Axel selalu saja memusuhinya bukannya menghargai dirinya sedikitpun. Tapi ia tidak mau menyerah begitu saja. Ia yakin pasti bisa membuat cowok yang disukainya itu akan membalasnya dengan baik. Meski Alyra caranya dengan memaksakan.
Axel masih bersikeras enggan untuk menanggapinya. Tapi Alyra yang juga sama nekat mencari masalah dengannya selalu saja memancing emosi Axel. Cewek itu menangkup kedua pipi wajah tampan Axel menghadap ke arahnya lagi dengan menggunakan dua jari lentiknya pada bagian bawah sisi bibir tipisnya hingga Alyra pun menariknya dengan gemas membuat lengkungan indah diwajah tampan datarnya itu dan Axel harus dibuat tersenyum paksa atas ulah tangan usil dari cewek itu.
Axel menepisnya kasar lalu meremas kuat seakan ingin sekali meremukan tulang tangan gadis itu saat ini juga. Ia sudah cukup geram menahan kesabarannya dan hal itu juga membuat Alyra benar-benar kaget dengan rasa sakit yang luar biasa ditangannya oleh Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mylovelly
Teen FictionIni kisah tentang Alyra yang selalu sabar dan tetap tegar mencintai Axello yang mempunyai hati sekeras batu hanyaseorang diri tanpa penghargaan sama sekali, sedangkan cowok itu memilih lebih perhatian dan manja pada perempuan lain yaitu menyukai sau...