"Eits! Gue mau nanya!!" Alyra terlihat ngos-ngosan setelah mengejar salah satu teman cowoknya itu. Ia juga menyingsingkan rok panjangnya ke atas.
"Sama siapa, Gue? atau dilangit?" tunjuknya pada dirinya, lalu menunjuk ke atas. Bingung sebentar. Alyra ingin sekali memukul wajah orang itu tapi ia tahan karena kehabisan tenaga berlari kencang.
"Sama Tuhan! Yaiyalah E-L-O!! Siapa lagi?!" sengit Alyra lalu menyeka keringatnya. Alyra pikir ia mengikuti Eboy hanya seorang diri ternyata ada teman-teman lain dari cowok itu juga bersamanya.
"Mana Axel? Gue mau pulang bareng sama dia." Alyra mencari Axel ke markasnya yang ia rasa ini tempatnya. Disana hanya tersisa beberapa anak lelaki yang masih nongkrong dibekalang sekolah. Terlebih ada Kevan tanpa memakai seragamnya yang terlepas dari badannya sempat menatap ke arahnya sesaat begitu melewatinya. Alyra sedikit kaget namun ia langsung membuang mukanya ke arah lain.
"Udah pulang duluan." sahut Eboy sambil tersenyum aneh sebentar. Alyra merutuki dirinya yang ketiduran diatas atap sekolah tadi hingga hari tak terasa mulai petang. Ia pikir akan bermalam disini, ternyata masih ada anak lain yang betah dan mungkin juga bersiap untuk pulang kerumahnya masing-masing. Tapi masalahnya Alyra tidak mempunyai simpanan uang receh buat ongkos ke rumah. Mau tidak mau ia harus meminta tumpangan bersama Axel daripada jalan kaki yang mana kala malam hari lebih awal memang terdengar rawan akan adanya begal. Alyra tidak ingin mengambil resiko sendirian.
"Lo mau nyerahin diri nih kesini, kebetulan kita juga mau bersenang-senang loh?" ujar Jastin dengan seringainya. Lelaki setengah bule itu menatap liar padanya sambil berjalan pelan ke arahnya. Alyra sedikit bergidik takut. Apalagi ada Kevan yang kembali sambil meminum soda ditangannya.
Melihat Kevan yang terkekeh sinis membuat Alyra mendadak gugup dan meneguk kasar ludahnya. Alyra juga sedikit jera jika harus berhadapan dengan cowok macam Kevan yang bisa mengambil kesempatan pada dirinya tanpa izin.
Alyra pun langsung menurunkan rok panjangnya kebawah cepat-cepat dan menutup rapat kancing baju seragamnya sampai leher sambil memegangi dadanya agar tatapan nakal Kevan tidak bisa leluasa menjelajah dirinya dengan puas. Alyra merinding ketika tatapan lapar mengerikan yang Kevan tunjukkan terarah pada bagian-bagian tertentu miliknya akan disentuh oleh tangan lelaki itu disaat yang tidak tepat.
"Ceweknya si bos bro, buruan dah tuh si Ale lagi nungguin Lo." cegah Eboy pada Jastin membuat cowok itu tertahan, tidak jadi mendekati Alyra yang tengah menatap was-was. Jastin memberengut kesal lalu membalikkan badannya ke arah lain.
"Gue duluan, jangan lupa nanti bagi-bagi,," kata Jastin sedikit berat menarik napasnya, lalu meninggalkan mereka.
Alyra melotot pada Jastin yang sempat melemparkan kissbye padanya dan mengedipkan sebelah matanya genit. "Lo jadi cewek jangan nakal ya,," ucapnya sebelum benar-benar menghilang.
"Lo mau pulang bareng kita gak?" tanya Eboy lagi sembari mengajaknya.
"Gue maunya sama Axel. Bukan sama Lo pada!!" Kekeuh Alyra menolak mentah tawaran itu.
"Gue juga ogah bawa cewek aneh kayak Lo! Gak ada bentukannya sama sekali!!" Kevan mencibir dingin namun terdengar ketus dan menatap datar pada Alyra dari atas kepala sampai ujung bawah kakinya sekilas memandangi penampilan tertutup dari cewek culun merah itu tanpa niat tertarik sekalipun.
"Lo?! Cowok kurang ajar sialan!!" gerutu Alyra sedikit gregetan ingin mencabik wajah Kevan yang seenaknya mengatai dirinya. Kevan memutar malas bola matanya.
"Saelah, Lo belum aja cicipi gimana rasanya, dijamin lu gak bakalan bosan sama nih cewek unik, keknya enak juga kalau diapa-apain,," hasut Eboy berbisik halus, cowok tampan yang menyandang status sebagai playboy kelas kakap itu benar-benar ingin sekali mencoba mempengaruhi otak Kevan agar lelaki itu memulai aksinya lebih dulu. Kalau saja Kevan tidak tertarik sedikit pun, tamatlah riwayat Eboy jika berani ingin menyentuh apalagi merusak mangsanya duluan tanpa atas perintah darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mylovelly
Teen FictionIni kisah tentang Alyra yang selalu sabar dan tetap tegar mencintai Axello yang mempunyai hati sekeras batu hanyaseorang diri tanpa penghargaan sama sekali, sedangkan cowok itu memilih lebih perhatian dan manja pada perempuan lain yaitu menyukai sau...