Selamat membaca!!
Semoga terhibur dan suka yaa!!
Harap maklum typos bertebaran....
Jangan lupa VOTE DAN KOMENT!!!
"Ada apa Mea? Kenapa Lo bisa nangis kayak gini? Sebenarnya apa yang terjadi? Kasih tau gue." ucap Axello saat mendapati Mea sedang menangis tersedu-sedu dibelakang dapur rumahnya. Axello mampir sebentar untuk menjemput Mea ke rumah tangga kecil Rendra. Dimana sewaktu-waktu Mea akan balik kembali lagi ke rumah besar mereka bersama Kevan. Saat ini Axello datang mengunjungi rumah tangga keluarga kecil baru itu. Ia mencari sosok Rendra namun lelaki itu tidak ada disini. Hanya Mea saja yang sendirian di rumah kecil sederhana ini.
Mea belum menjawab pertanyaan Axello tadi. Ia masih mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia sebenarnya sedikit takut mengingat bagaimana Rendra memarahi dirinya tanpa sebab. Seakan cowok itu ingin melampiaskan seluruh kesalahan padanya.
"Mea lo harus jawab. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Biar gue yang akan--?! ulang Axello sekali lagi. Namun ucapannya terhenti saat Mea membuka suaranya.
"Katanya tanyain sama Axello apa yang udah terjadi waktu itu?! Kamu ada salah apa sama Rendra sampai dia harus marahin aku? Dia bilang kamu yang tahu penyebabnya. Jadi Axello gak perlu tanyain Mea lagi. Mea juga enggak tau maksud dia apa,," ucap Mea menatap sendu. Axello membuka lebar matanya saat seketika teringat kalau dia lupa bahwa Rendra akan melakukan hal yang sama jika dirinya berani menyakiti perasaan Alyra si cewek merah itu. Axello meneguk kasar ludahnya. Sialan si Rendra udah mau main tangan aja Lo dibelakang gue Batin Axello bergumam sengit tanpa sepengetahuan Mea.
"Udah-udah biar gue selesaikan masalah ini sama dia nanti. Lo tenang aja Mea. Gue yakin akan baik-baik aja. Percaya sama gue." ujar Axello akhirnya merengkuh Mea ke dalam pelukannya saat Mea terduduk dipojok dapur belakang.
Niat awalnya Mea ingin memasakkan Rendra makanan kesukaannya. Tapi cowok itu malah beralasan Mea kurang bisa memberikan yang enak dilidahnya. Hingga cowok itu melemparkannya ke tong sampah dengan hempasan kasar . Bukannya masuk malah jadi jatuh berserakan dilantai. Mea tentu saja terkejut dibuatnya. Padahal bisa saja Mea akan memperbaikinya namun Rendra tak memintanya dan semakin memanasi keadaan suasana dirumah tangga mereka berdua.
"Gue nyesal! Gila gara-gara gue malah Mea yang menderita jadi gak bahagia sama si cowok tengik . Tapi kenapa harus masalahnya dari gue sih? Sialan bener dah coba aja Alyra gak gangguin gue gak bakalan kayak gini juga kan jadinya?!" Axel merutukinya dalam hati. Ia mengigit lidahnya agar tak mengeluarkan umpatan yang parah mengingat Mea sedang sedih bersamanya.
Axello hanya bisa mendengus samar. Kalau saja Rendra berani mengajak cewek main kerumahnya siap-siap saja Axello akan lindas pintu kamarnya pakai mobil biar tahu malu kepergok sekalian bawa wartawan. Tapi mana tahu sih semoga saja Rendra tidak melakukan hal seperti yang dia pikirkan. Lalu ia pun menggelengkan kepalanya cepat berusaha menepis bayangan Alyra yang sempat sebagai cewek mainannya tadi dalam pikirannya.
Sedangkan di tempat lain. Alyra sudah memutuskan sendiri pilihannya yaitu untuk kembali datang ke rumah besar keluarga angkatnya itu. Dimana om Hisza masih mau menerimanya. Ia tidak jadi berpikir menyetujui tawaran Rendra yang mau menampungnya di rumah lelaki itu yang sedang berkeluarga.
Lebih baik pikirnya Alyra tak harus membuat yang lain si Mea menjadi merasa terganggu meski bagi si Ale yang berat menyambutnya setengah mati. Entahlah Alyra tak mempedulikan hal itu asal dia punya tempat tinggalnya saja sudah cukup daripada Alyra hidup dalam kekosongan isi dompetnya yang tak sanggup membiayai dirinya sendiri untuk makan sesuap nasi apalagi hal lainnya masih banyak tanggungan hutang hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mylovelly
Teen FictionIni kisah tentang Alyra yang selalu sabar dan tetap tegar mencintai Axello yang mempunyai hati sekeras batu hanyaseorang diri tanpa penghargaan sama sekali, sedangkan cowok itu memilih lebih perhatian dan manja pada perempuan lain yaitu menyukai sau...