Happy Reading!!! Sorry klo ketemu typo's yang bertebaran dimana-mana!!! Harap maklumi yaa....
"Whuoy! Ale-Ole hoi!!" panggil lengkingan suara keras dengan teriakannya yang cukup membahana tak jelas itu terdengar dari jauh, sambil berlari kencang ke arah cowok dingin itu. "Siah! Hoi Ale! Dengar gak Lo?! Budek banget sih!!"
Dengan wajah datarnya Ale menatap gadis itu sangat sinis setelah ia baru berbalik badan dengan malas menghadapinya, Ale melirik sekilas ke arah lain dimana ada beberapa orang yang sedang memperhatikannya dan pada gadis itu secara bergantian yang kini, berada dekat diparkiran. Hanya mata Ale yang seolah berbicara dan menyahutnya dengan sangat malas, dan bertanya "Apa?" pada cewek itu.
"Gak papa, gue cuma mau nyapa Lo doang!!" cengirnya terlihat aneh sejenak, lalu Alyra tersenyum miring sebentar. Ia hanya ingin sedikit bermain membalas cowok itu karena sudah terlalu kesal memendamnya atas sikap Ale yang selalu saja membuatnya terusan menahan emosinya setiap kali Alyra ingin mendekati Axello, teman dekat cowok itu, maka Ale tidak akan membiarkannya dirinya dekat apalagi setuju. Itu yang membuat Alyra benar-benar geram setiap kali mengingat bagaimana Ale bersikap kasar menyebalkan.
"Udah gila Lo?!" ketus Ale dingin bersidekap dada dengan wajah angkuhnya. Cowok dengan potongan rambut cepak rapinya itu, dia tidak peduli akan apa yang Alyra lakukan padanya. Wajah Ale selalu datar tanpa ekspresi apapun sembari menunggu cewek itu beberapa detik lamanya berlalu. Sambil membuang napasnya dengan kasar ia menatap sinis.
Ale bukan tipikal orang yang sangat tidak suka membuang waktunya hanya demi untuk meladeni hal yang tidak penting jelas baginya. Ia hanya sedikit menunggu kali saja ada perihal yang lebih penting yang tidak jauh-jauh bersangkutan dengan soal tentang ayahnya itu, akan entah apa yang gadis itu lakukan nanti.
"Salam damai dari gue nih!!" kata gadis itu sebentar. Lalu dengan sengaja Alyra langsung menginjakkan botol bekas minuman dari bawah tanah yang kebetulan ada disekitar kakinya itu, saat ia melihatnya membuat Alyra ikut tersenyum sinis, masih setengah berisikan air didalamnya dari botol itu hingga muncrat keluar--terbang ke arah mengenai Ale dengan tepat sasaran sekali karena perbuatan cewek merah itu.
Alyra tersenyum senang melihatnya, ia cukup puas sudah berhasil membuat Ale menjadi sedikit lebih basahan terkena cipratan dari botol bekas minuman yang terbuang itu tadi, atas tingkah ulahnya itu tanpa takut akan sama sekali pada Ale yang kini darahnya menaik tinggi dan menatap tajam.
Bimo, Rendra dan teman lainnya yang juga sempat melihat ke arah sana cukup tergelak lucu menyaksikan kejadian hal itu. Alyra menoleh ke arah tawa mereka dan ikut tertawa kembali menatap Ale yang berhasil dia buat malu didepan teman-temannya.
"Njir gak takut apa tuh berurusan sama anak jenderal?! Parah nih cewek!! Siap ae die nya ditahan dalam bawah tanah bersama para zombie mayit," decak Zioe. Cowok bermata sipit itu menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan perilaku Alyra pada Ale sang anak yang terkenal tinggi jabatannya dan berpengaruh.
"Cewek pemberani itu mah dia! Pasti lebih seru kalau ngajakin dia main perang-perangan,," ujar Satria menimpali ada maksud tersembunyi dibalik setiap perkataannya itu, cowok genit itu lalu bersiul kecil kemudian sempat membayangkan hal yang tidak jelas.
"Mantan gue udah lebih serem aja ya..." gumam Bimo pelan. Cowok berwajah agak imut itu menatap cengo sebentar. Mereka tengah menduduki motornya masing-masing yang masih terpakir disana dengan bersantai ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mylovelly
Teen FictionIni kisah tentang Alyra yang selalu sabar dan tetap tegar mencintai Axello yang mempunyai hati sekeras batu hanyaseorang diri tanpa penghargaan sama sekali, sedangkan cowok itu memilih lebih perhatian dan manja pada perempuan lain yaitu menyukai sau...