Apa maunya?!

313 25 4
                                    

Semenjak kejadian itu telah berlalu hubungan kedekatannya yang mulai terjadi kini menjadi renggang. Axello benar-benar masih tak mau menerima dirinya lagi apalagi akan perhatian walau sebatas guru dan murid. Alyra sungguh menyesalinya seandainya ia dari awal lebih cepat menjelaskan kesalahan pahaman itu pada Axel mengenai Rendra. Mungkin Axel tak akan keberatan. Tapi rasanya tetap saja hal itu terasa aneh.

Hingga sampai saat ini Axello tak mau bicara padanya apalagi bersitatap muka. Cowok gondrong itu memalingkan wajahnya dan lebih menghindari dirinya. Alyra benar-benar merasa seperti sangat bersalah. Walau ia melihat Rendra masih berteman dengan Axello tapi cowok gondrong itu enggan mempedulikan dirinya lagi.

Benar-benar Axello seperti masih marah dan benci padanya sekarang. Walau dulu memang ketus tapi Axello tetap saja mengiyakan dirinya. Bukan penolakan keras ini yang menampar harga dirinya bahwa cowok gondrong itu tak mau menganggap sama sekali keberadaan dirinya setiap kali Alyra datang padanya.

Bukan itu saja. Bahkan Kevano yang terkenal sering menganggu dan mengajaknya dengan godaan maut saja sudah tak lagi bergerak mendekatinya. Biasanya Kevano akan menggunakan kesempatan seperti ini disaat Axello memilih mundur. Namun ternyata Kevano tak sepicik itu orangnya. Kali ini pun Alyra benar-benar merasa seperti dikucilkan. Dijauhi juga oleh kembaran cowok gondrong itu sendiri, meski Alyra tak masalah dengan hal itu, tapi ia masih butuh bantuan Kevano untuk ikut membantunya.

"Tunggu! Gue ada perlu sama Lo. Plis dengarin permohonan gue!" ujar Alyra mencoba menahan cowok berwajah dingin sok keren itu didepannya.

"Gue gak mau dengar apapun selain desahan dari Lo dan rintihan yang gue mau,," kata Kevan menatap datar dengan santainya tersenyum miring. Ia berbalik sebentar dengan tangannya yang tersimpan dibalik saku celananya.

"Jangan bercanda deh Lo!!" geram Alyra mulai kesal saat Kevan mengatakan hal memalukan seperti itu padanya tanpa waktu yang tepat baginya untuk bisa diajak bergurau.

"Lo harusnya hibur gue kek, apa kek bantuin gue gitu lah! Biar Axel gak ngambek lagi sama gue, ini nggak malah minta macam-macam Lo, kirain gue emak Lo apa hah mau ngasih susu dasar om-om pedo?!" decak Alyra ingin meremas rambut berantakan Kevan yang membuatnya gemas ingin menjambak cowok super sialan itu.

"Sorry.... Gue bukan cowok penghibur murahan kayak modelan janda gatal, gue ini adalah orang ketiga sang perusak hubungan! Gimana gue mau maju coba buat ngehancurin kalian aja udah gak jadian lagi! Terus percuma deh Lo minta tolong deh! Yang ada bukannya baikan malah jadi berakhir cepat selesai kan kasihan. Emang Lo siap jadi korbannya gue yang  keberapa.... Mau Lo coba nih gue berbuat sesuatu ngelakuin sesuai yang tidak diharapkan?" ucap Kevan seolah memberikan sebuah penawaran terburuk yang pernah ada untuknya. Alyra hanya menganga lebar sebentar mendengar penuturan tidak jelas mulut dari cowok itu yang kurang kerjaan.

"Sialan ngomong sama Lo bukannya beres malah tambah bikin bencana, ogah gue nurutin kalau suka gila ngawurnya." rutuk Alyra mendumel cowok itu yang selalu bisa membuatnya naik darah.

"Yaudah sih ya gue lagi malas ngapain juga gue ngeliat muka Lo disini entar gue ikut ketularan kena sial." ujar Kevan datar. Alyra mendengus kasar. Cowok berwajah dingin itu kini berlalu setelah mengatakan hal itu. Membuat Alyra tak bisa berpikir jernih untuk mencari cara agar Axello bisa kembali kepada dirinya walau tidak terlalu dekat namun tak harus berjauhan dari cowok gondrong itu.

Dari situ Alyra tak tahu lagi harus berbuat apa dan melakukan apa. Hampir setengah bulan sudah berjalan dan hal itu terasa menyiksa dirinya. Alyra juga telah memutuskan untuk tidak lagi bergantung pada siapapun. Walaupun Rendra masih mempedulikan keadaannya. Alyra sendiri yang tidak mau merepotkan cowok itu lagi. Ia tidak ingin terlihat semakin jelek dimata Axello lelaki yang dicintainya, karena sudah membuat kesalahpahaman cukup besar. Alyra benar-benar sangat menyesalinya.

Mylovelly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang