[9] Dia tau?

856 66 2
                                    

Aku menggerutu dan menatap tajam orang yang baru saja melepas earphone-ku. "Apasih, Ram?"

"Lo dengerin apaan dah sampe gua gak keliatan di depan mata lo?" tanyanya dengan mimik wajah penuh drama.

Aku memandangnya geli. "Drama banget lo anjay! Udah sana gih, jangan ganggu gua."

Bukannya menjauh, ia malah merebut hpku lalu menggelengkan kepalanya. "Boy with luv? Lagu siapa ni?"

Aku tersenyum lebar. "Lagu cowok gua lah," aku mendorongnya pelan. "Makanya lo jangan ganggu gua lagi. Udah sana, lo gak ngantin apa?"

Rama melipat tangannya lalu memasang wajah malas. "Males ah kalo sendiri."

Aku menatapnya bingung. "Temen lo bukan cuma gua kan, Ram?"

Rama menghela nafasnya. Ia melirik sekeliling kelasku. Ah iya btw dia sedang berada di kelasku tepat ketika bel istirahat tadi berbunyi. "Lo sendiri kenapa gak ngantin?"

"Gua masih kenyang, tadi dikasih roti sama Nadiya."

"Yahh kok lo malah ingetin gua soal dia sih?"

Aku menoleh. "Emang kenapa?"

Rama menjatuhkan kepalanya ke atas meja. "Gua males ke kantin karena ngeliat dia semeja sama Elang."

Aku menatapnya kasihan. "Katanya suka, perjuangin lah. Masa baru ngeliat doi sama yang lain langsung mundur? Cemen amat jadi cowok."

Rama melotot lalu menggebrak meja membuatku kaget. "GUA JANTUNGAN BEGO!!"

Rama terbahak. "Salah lo sendiri ngatain gua yang aslinya sahabat sehidup semati lo ini."

Aku memijit keningku. "Udah ya, Ram. Gua pusing denger drama lo hari ini."

Rama berdiri membuatku lega dan hendak memasang earphone lagi kalau tak mendengar sesuatu.

"Gua traktir lo nasi ayam geprek sepuasnya, Lan."

Aku sempat menganga sebelum ikut berdiri. "Kenapa lo pinter banget maksa gua?"

Rama itu terlalu tau aku, terlalu tau kesukaanku.

•••

Suasana kantin sangat ramai membuatku sebenarnya sangat malas kalau tidak diiming-imingi makanan kesukaanku tadi. Kalau kalian mau tau, sejujurnya aku tipe murid yang lebih suka ke kantin saat bel istirahat belum berbunyi. Kenapa? Karena kantin belum ramai dan membuatku antri hehehe. Aku kadang begitu ketika mendapat jam kosong. Aku dapat melihat Nadiya yang memang semeja dengan Elang. Lelaki itu fokus dengan makanannya, seolah dia hanya sendiri padahal Nadiya sedang mengajaknya berbicara.

"Yang mesen siapa nih?" tanya Rama membuatku mengalihkan pandanganku dari Nadiya.

"Ya elo lah! Elo yang ngajak gua. Gua mau nyari meja dulu," aku melangkah lalu kembali mundur ke Rama. "Nasi ayam geprek yang pedes banget sama es milo 2 ya, Ram."

Rama mengacak rambutku, entah karena gemas atau karena ingin menyantetku. "Kalo ditraktir suka gak tau diri ya?"

Aku tergelak. "Ya harus dong." Aku melangkah, celingak-celinguk mencari tempat kosong yang memang tak ada.

Ini makanya aku juga tak suka makan di kantin saat ramai. Karena mendapat tempat kosong itu adalah hal mustahil.

Aku melihat meja yang ditempati Danu dan Zaini. "Yaudah lah, gabung meja mereka aja."

Itu niatku ketika ternyata aku melewati meja Nadiya. "Pril!!"

Aku merutuki diriku sendiri.

Kenapa bego banget sih lo, Pril?

Menyimpan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang