❌DILARANG KERAS MENG-COPY PASTE CERITA MY COLD BOSS IS MY LOVE INI. JIKA KETAHUAN MELAKUKAN PELANGGARAN HAK CIPTA, MAKA AKAN MENDAPATKAN SAKNSI YANG SETIMPAL❌
***
Saat menunggu kabar dari dokter, Zhafran meninggalkan Aleta sejenak ke bagian administrasi untuk membayar biaya Akbar tadi.
Aleta yang menunggu dengan cemas hanya bisa berdoa dalam hati bahwa Akbar akan baik-baik saja.
"Keluarga Pak Akbar?" tanya sang dokter. Aleta sontak mendekat dan mengenalkan dirinya adalah sekretaris dari putra Pak Akbar.
"Saya harus bicara dengan pihak keluarga pasien," ucap dokter. Aleta paham betul, ia tak seharusnya menghadapi sang dokter dalam keadaan seperti ini. Tentu saja dokter ingin berbicara dengan anaknya yaitu Zhafran, dan bukan dirinya yang hanya sekretaris putranya.
"Bagaimana dok?" tanya Zhafran saat ia sudah kembali, "Kita bisa bicara di ruangan saya," dokter mengajak Zhafran untuk masuk keruangannya.
Mereka membicarakan perihal penyakit yang Akbar alami. Mulai dari leukimia yang harus melakukan kemoterapi atau paling mungkin adalah melakukan transplantasi sumsum tulang belakang, diabetes, dan juga ada penyakit ringan lainnya yang ada di tubuh Akbar. Hal ini cukup menggores hati Zhafran yang kaku ini. Ia begitu sayang kepada Ayah nya itu, walau terkadang sering meminta nya untuk menikah, menikah dan menikah. Seakan menikah adalah hal paling mudah untuk dilakukan di dunia ini.
"Umur Ayah kamu tidak akan lama lagi, Fran. Kondisi Pak Akbar sudah cukup melemah, ditambah beliau tidak ingin dirawat inap, cukup membuat kondisinya semakin cepat memburuk," Zhafran menatap lurus ke dinding yang ada di belakang Dokter Mirza.
"Jangan bicara seperti itu, dok. Papa saya pasti akan sembuh! Saya akan membayar berapapun biaya untuk mengobati Papa saya," wajah Zhafran sedikit menahan amarah nya ketika mendengar vonis dari dokter.
"Semua percuma saja, Pak. Jika Anda menginginkan kami, pihak rumah sakit untuk mengobati Pak Akbar, tapi beliau sendiri tidak ingin, itu akan susah," ujar Dokter Mirza lemah. Ia tau jelas bagaimana kekesalan yang Zhafran rasakan saat ini. Kekesalan disaat ia merasa begitu perduli, namun yang diperdulikan malah tidak ingin menerima keperdulian itu.
"Lakukan yang terbaik. Mau atau tidak Papa saya untuk di obati, lakukan saja. Saya akan membayar semua biaya itu," ucap Zhafran sembari berlalu keluar dari ruangan Dokter Mirza.
Dokter Mirza melepaskan kacamata nya dan memijit keningnya pusing melihat Zhafran dan Ayahnya yang keras kepala tak ingin melakukan pengobatan intens.
Aleta yang menunggu kehadiran Zhafran lama, akhirnya ia kembali. Dengan wajah nya yang kesal, membuat Aleta bertanya-tanya, apa yang sebenarnya dokter dan bos nya itu bicarakan sehingga wajah bos nya ini terlihat memberikan seperti ini.
"Apa kondisi Pak Akbar baik-baik saja, Pak?"
"Kamu kembali lah ke kantor. Jangan bicarakan soal ini kepada siapapun, paham?" bukannya menjawab, Zhafran malah memintanya untuk kembali ke kantor.
"Paham, Pak," Aleta membalasnya dengan sedikit menahan kekesalannya. Ia bertanya, tapi malah dihusir dengan frontal. Apakah Zhafran tidak bisa sedikit saja lembut padanya? Atau pada siapapun?
Huft.
Saat Aleta kembali ke kantor, semua orang langsung menanyakan kabar Akbar padanya. Tentu saja, saat ia dan Zhafran membawa Akbar kerumah sakit, seluruh pihak kantor heboh dan menjadi penasaran apa yang terjadi pada Akbar, bos besar mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boss Is My Love [END] #Wattys2019
Romance❌Don't copy my story!❌ DILARANG KERAS MENG-COPY PASTE CERITA INI. Copyright ©2019 by whiskeypink - 5 on #romance 20 May 2020 - 4 on #CEO 4 Maret 2020 - 2 on #love 29 maret 2020 Note: kalau kalian cari cerita yang konflik rumit, ini jauh dari kata ru...