Bagian Sebelas

125K 6.1K 20
                                    

DILARANG KERAS MENG-COPY PASTE CERITA INI. JIKA KETAHUAN MELAKUKAN PELANGGARAN HAK CIPTA, MAKA AKAN MENDAPATKAN SANKSI YANG SETIMPAL

***

Zhafran terus menanyakan kabar pada Rangga saat tau Aleta dilarikan ke rumah sakit karena pingsan didalam lift. Kini, ia berada di luar kota karena ada sebuah pertemuan penting di sana. Tepatnya, di Bandung.

Saat ia mendengar kabar ini, ia segera kembali ke Jakarta. Untung saja acara nya sudah selesai, jadi tanpa pikir panjang, Zhafran langsung mengendarai mobilnya kembali ke Jakarta.

Saat ia tiba di rumah sakit yang telah Rangga kirim alamatnya, ia segera menuju ruang inap, dimana Aleta terbaring lemah disana.

"Bagaimana?"

"Dia cuma kurang istirahat saja, bro. Lo gak perlu khawatir sampai langsung pulang ke Jakarta gini dong," ledek Rangga yang dibalas kekehan oleh Rina.

"Gak lucu," ucap Zhafran dingin.

"Lo khawatir sama dia? Sampai-sampai lo langsung mutusin untuk balik ke Jakarta langsung."

Zhafran tak menjawab. Ia hanya duduk, menarik nafas panjang karena ia sudah membawa mobilnya dengan kecepatan laju walaupun jalanan di Jakarta cukup terbilang macet hari ini.

"Lo beneran suka kan sama sekretaris lo sendiri?"

"Jangan ngaco lo ngomong nya," bantah Zhafran.

Ia bahkan tak tau apakah ini pertanda ia menyukai perempuan itu atau tidak. Apakah ia hanya sekedar peduli saja? Entahlah..

"Kayaknya kamu beneran deh suka sama Aleta, Fran.. gelagat kamu semenjak ada dia, berubah," ucap Rina tiba-tiba.

Zhafran menatap Rina dengan pandangan menilai, "Gue gak tau. Mungkin gue cuma ke makan janji gue pada Mamanya untuk menjaga Aleta," Jawab Zhafran.

"Yakin lo kalau ini cuma sekedar janji lo ke nyokap nya? Bukan karena lo memang suka dengan dia?" goda Rangga.

"Sudah ah, gue malas mikirin ini. Gue capek," Zhafran masuk kedalam ruangan Aleta. Perempuan itu sudah sadar, dan ia mendengar semua pembicaraan mereka bertiga sejak tadi.

Apa yang ia pikirkan ternyata benar, Zhafran berbuat seperti ini hanya karena telah berjanji pada Mamanya untuk menjaganya. Tidak lebih.

Apa yang bisa ia harapkan dari seorang Zhafran yang berbaik hati padanya? Berharap laki-laki itu akan mencintainya lalu memintanya menikah dengannya?

'Itu hanya dalam mimpi mu, Aleta,' batin nya.

"Bagaimana kondisi mu?" Zhafran duduk ditepi ranjang Aleta.

"Sudah membaik," Zhafran menilai cara bicara Aleta yang sedikit berbeda dari biasanya. Tak mau banyak bertanya, ia hanya mengangguk saja.

***

"Makasih sudah antar saya pulang, Pak," ujar Aleta saat tiba di rumah sakit tempat Mamanya dirawat.

"Kamu yakin gak mau aku teman kan?" Aleta mengangguk yakin, "Tidak usah. Saya bisa sendiri, kok. Lagipula, Bapak kan baru pulang dari acara di Bandung. Lebih baik Bapak istirahat saja," Ujar Aleta.

Zhafran melihat gelagat Aleta yang sedikit berbeda. Ia lebih terlihat formal dari biasanya. Ia tak memanggilnya 'Mas' lagi sejak di ruang sakit.

My Cold Boss Is My Love [END] #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang