Bagian Sembilan

133K 6.4K 24
                                    

DILARANG KERAS MENG-COPY PASTE CERITA INI. JIKA KETAHUAN MELAKUKAN PELANGGARAN HAK CIPTA, MAKA AKAN MENDAPATKAN SANKSI YANG SETIMPAL

***

"Jadi.. lo sempat bertemu dengan nyokap nya?" tanya Rangga sembari menghisap sebatang rokok.

Zhafran mengangguk sembari ikut menghisap rokok ditangannya, "Iya, nyokap nya di rumah sakit jiwa," tutur Zhafran. Rangga tersedak saat mendengar ucapan Zhafran barusan.

"Lo seriusan?"

"Apa muka gue sedang bercanda?"

"Tidak. Tapi.. bagaimana bisa?" Rangga mencondongkan wajahnya pada Zhafran.

"Trauma, kurasa," jawab Zhafran.

Rangga mengangguk paham. Ia meneguk segelas wine yang baru saja ia pesan.

"Lo gak kerja?"

"Lagi malas gue. Lagi pun, entah kenapa semenjak Aleta bekerja sama gue, gue jadi pengen datang ke kantor terus," Rangga memperhatikan wajah Zhafran yang datar.

"Lo suka sama dia, ya?"

Zhafran sontak menggeleng cepat, "Tidak! Gue cuma iba sama dia. Apalagi setelah gue tau kondisi hidup dia," jelas Zhafran.

Rangga tersenyum meledek, "Lo berbohong pada diri lo sendiri, Fran. Lo pasti tau, kalau lo sudah jatuh cinta sama perempuan itu," Rangga terkekeh pelan, membuat Zhafran memicingkan matanya tajam.

"Tidak. Gue gak jatuh cinta sama dia. Dari mana lo mikir gue suka sama Aleta?"

"Gampang! Lo pikir, sikap lo selama ini ke dia, gak buat semua orang mikir lo berubah semenjak ada Aleta?"

Zhafran menaikkan sebelah alisnya bingung, "Maksud lo?"

Rangga mendengus kesal, "Sejak kapan seorang Zhafran jadi sebego ini?" Rangga mengaduh saat Zhafran menjitak kepala sahabat nya itu.

"Lo ngatain gue bego sekali lagi, gue umumin depan semua staff kalau lo suka sama Rina," ancam Zhafran dengan senyum miring nya. Rangga mendengus lagi, "Dasar, tukang mengancam.

"Sikap lo itu berubah semenjak ada Aleta, yang dulunya lo malas banget datang ke kantor, sekarang lo hampir tiap hari berada di kantor. Yang dulunya lo menggila dengan kerjaan lo sebagai pilot, sekarang lo bilang sendiri lo jadi malas kerja malam, kan? Aleta memberikan dampak yang signifikan buat lo," Rangga tersenyum menang setelah menjelaskan semuanya.

Zhafran memutar otak. Mencerna semua ucapan Rangga tadi.

"Bokap lo dimana? Masih dirumah sakit?"

Zhafran mengangguk, "Bokap gue tadi pagi masuk rumah sakit. Kondisinya sudah melemah, dan gue takut terjadi apa-apa padanya," tutur Zhafran merasa sedih.

"Pantas saja lo datang telat." Balas Rangga.

Ia sudah kehilangan Ibunya saat ia berumur 10 tahun karena penyakit yang sama yang diderita oleh Ayahnya. Kanker darah.

"Gue turut sedih lihat om Akbar sakit kayak gitu, gue doain bokap lo cepat sembuh, setidaknya bisa sedikit pulih," Zhafran mengaminkan ucapan Rangga. Ia juga berdoa yang sama seperti Rangga.

***

"10 menit lagi Bapak ada meeting dengan klien di ruang meeting," ujar Aleta. Zhafran tengah sibuk berkutik dengan IPad nya, mengecek semua laporan serta e-mail yang masuk dari para klien.

My Cold Boss Is My Love [END] #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang