Bagian Tujuh

133K 6.5K 60
                                    

DILARANG KERAS MENG-COPY PASTE CERITA INI. JIKA KETAHUAN MELAKUKAN PELANGGARAN HAK CIPTA, MAKA AKAN MENDAPATKAN SANKSI YANG SETIMPAL

***

"Mau makan apa?"

Aleta melihat daftar menu yang ia pegang. Makanan yang ada di hadapannya membuat ia bingung. Dikarenakan harga yang begitu mahal, ia juga tidak pernah makan beberapa masakan disini.

"Kamu mau makan apa?" ulang Zhafran.

"Apa saja deh, Pak. Saya kurang paham sama menu nya," Aleta tersenyum malu sembari menyodorkan menu nya kepada Zhafran.

"Berikan kami menu terfavorit dari restauran ini," ujar Zhafran pada pelayan yang menunggu untuk mencatat pesanan mereka.

"Baik, Tuan," pelayan itu pergi membawa daftar menu nya.

Zhafran memperhatikan ponsel nya untuk membalas beberapa email dari klien. Aleta yang tak tau harus melakukan apa hanya berdiam diri sembari memainkan jari-jari nya.

Saat makanan mereka tiba, Zhafran dan Aleta langsung mencicipi nya walau beberapa kali Zhafran memperhatikan wajah Aleta yang sedikit kebingungan.

Mereka selesai makan siang disaat jam makan siang baru saja masuk, "Kamu kenapa diam saja dari tadi?" tanya Zhafran penasaran. Aleta tak berisik seperti biasanya, dan itu cukup membuat nya aneh.

"Gak apa kok, Pak," jawab Aleta.

"Panggil saya Zhafran saja kalau di luar kantor, risih saya dipanggil bapak sama kamu. Saya bukan bapak kamu," ujar Zhafran dengan wajah dinginnya.

"Tidak sopan manggil nama doang, Pak," jawab Aleta.

"Terserah kamu saja manggil saya apa, asal tidak bapak," Zhafran menginjak rem saat melihat lampu lalu lintas berwarna merah.

"Ya sudah, saya panggil Mas saja, gimana?"

"Emang saya Mas-Mas kamu?" tanya Zhafran tidak suka. Ia menatap Aleta yang terkekeh pelan disebelahnya.

"Jadi apa dong? Saya manggil kamu Bapak, kamunya gak suka. Saya tidak mau manggil nama saja, karena kan kamu jauh umur nya dari saya. Jadi, Mas saja, ya Pak?"

Zhafran memutar bola matanya acuh, "Terserah kamu saja," jawabnya bersamaan dengan lampu sudah berganti hijau.

"Kita mau kemana, Pak? Eh, Mas, maksudnya," Aleta menyengir, menampakkan gigi nya karena merasa sedikit geli memanggil bos nya itu dengan sebutan 'Mas'.

"Saya sedikit merasa terganggu dengan panggilan kamu, Aleta," Zhafran melirik Aleta yang menahan tawanya.

"Kenapa kamu ingin ketawa?" tanya Zhafran sinis, "Tidak kok, Mas. Cuma lucu saja manggil kamu dengan sebutan itu," Aleta tertawa pelan lalu menarik nafasnya untuk berhenti tertawa. Ia tak ingin dimarahi oleh Zhafran karena sudah menertawainya sejak tadi.

"Pertanyaan saya belum dijawab, Mas," Zhafran menaikkan sebelah alisnya, "Apa?" tanyanya.

"Kita mau kemana? Ini bukan jalan balik ke kantor, Mas," jawab Aleta sembari memperhatikan jalan raya.

"Ke rumah. Saya mau ganti jas, kamu gak lihat nih?" Aleta memperhatikan noda kotor di baju Zhafran karena makan siang tadi.

Saat mereka tiba di rumah Zhafran, Aleta tadinya hendak menunggu di mobil saja. Tapi Zhafran menyuruhnya ikut masuk karena Akbar juga ingin bertemu dengan Aleta. Entah kenapa, Zhafran bingung kenapa Ayahnya itu bisa menyukai Aleta saat pertama kali bertemu. Saat Zhafran pertama kali melihat Aleta, menurutnya perempuan ini terlalu banyak bicara.

My Cold Boss Is My Love [END] #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang