"Papa berangkat dulu ya, Sayang"
Jimin mengecup kening gadis kecil yang tengah berbaring dengan berbagai selang di tubuhnya. Kedua mata doe yang biasanya nampak berbinar itu kini seolah kehilangan sinarnya. Gelap. Kedua mata kecil itu terpejam rapat.
"Jihyun yang pintar ya disini, Papa hanya sebentar" ucapnya lagi.
Jimin mengelus sayang rambut hitam tebal gadis kecil itu dengan sayang. Menatapnya lama seolah hari ini adalah hari terakhirnya bisa bertemu gadis mungil ini.
Cklek~
"Berangkatlah, biar Mamih yang menjaganya"
Sosok lain masuk ke ruangan dengan bau obat-obatan yang begitu tajam. Ruangan bernuansa putih yang cukup luas. Terlalu luas jika hanya untuk satu gadis kecil itu.
"Bagaimana kalau ini saat terakhir aku bisa melihatnya Mih? Bagaimana kalau saat aku kembali nanti, Jihyunnie sudah tidak disini lagi?"
Jimin duduk di kursi sebelah kasur yang tentu saja terlalu besar bagi gadis seusia gadis ini. Ia menggenggam erat tangan mungil yang tidak ditancapkan selang, menciumi tangan kecil nan putih itu berkali-kali dengan sayang.
Sosok yang baru masuk itu mendekat, merangkul puteranya dari belakang seolah membuatnya agar lebih tenang.
"Jihyun tidak akan kemana-mana, dia selalu berada disampingmu" ujarnya dengan pelukan hangatnya.
"Jihyunnie harus berjanji pada Papa. Jihyunnie akan baik-baik saja selama Papa pergi. Papa janji akan segera kembali untuk Jihyunnie"
Jiminpun melepas tangannya, juga melepas pelukan sang Ibu. Berdiri dengan tegap dan berbalik.
"Kalau ada apa-apa, hubungi aku secepatnya" pesannya sebelum benar-benar pergi dari ruangan itu.
-*123*-
Yoongi meraih kertas dan pena di meja dekatnya. Ia ingin menulis, tapi ia juga tidak tahu harus menulis apa.
"Jihyunnie"
Tangannya yang menggenggam pena itu bergetar hebat saat bibirnya mengucapkan nama itu. Kilas balik masa indah itu kembali ke dalam otaknya.
"Jihyunnie" panggilnya lagi semakin mengeratkan penanya.
Dada Yoongi terasa begitu sakit setiap kali ia mengingat gadis kecil bermarga Park itu. Ia tak pernah bisa menghilangkan bayang-bayang senyuman manis si gadis kecil yang dulu berlari-lari ke arahnya.
"Mau menulis surat?"
Muncul satu sosok yang Yoongi kenal bertanya sambil duduk di sebelah Yoongi.
Yoongi mengangguk kecil, menunjukkan kertas putihnya yang masih kosong. Belum ada satu katapun disana.
"Untuk siapa?" tanya orang itu kembali bertanya.
"Jihyunnie" jawab Yoongi cepat.
Orang itu memiringkan kepalanya, bertanya tanpa kata.
"Jihyunnie itu gadis kecil yang ceria. Mungkin ia belum bisa membaca sekarang karena masih kecil. Tapi aku yakin Tuhan akan membantunya membaca suratku" ujar Yoongi memberitahu.
Orang itu semakin tidak paham mengenai arah pembicaraan Yoongi. Keningnya semakin berkerut saja.
"Jihyunnie sudah berada di dekat Tuhan. Banyak yang akan melindunginya disana. Dia pasti tengah tersenyum saat ini" lanjut Yoongi dengan ceritanya.
Orang itu akhirnya paham. Ia mengangguk-angguk dan ikut tersenyum saja, meski ia sedikit miris akan senyumannya sendiri.
"Bagaimana aku harus menulisnya? Apa aku harus memberi salam dulu? Atau aku langsung tanyakan kabarnya saja? Dia pasti juga menunggu kabar dariku" ujar Yoongi lagi.
Orang yang diajak bicara hanya menyunggingkan senyumnya untuk kesekian kalinya. Tak tahu juga harus membalas bagaimana.
"Sepertinya gadis ini sangat berharga bagimu. Bagaimana kalau menuliskan betapa kau menyayanginya?" ujarnya seakan sudah kehabisan akal, mengikuti alur yang dibuat oleh Yoongi.
Yoongi membinarkan kedua mata kucingnya, kemudian mengangguk-angguk cepat.
Ia segera menyatukan pena dan kertas itu. Menuliskan sesuatu di benda putih itu menggunakan tinta hitamnya.
"Jihyunnie, apa kabar? Mama disini baik-baik saja. Mama merindukan Jihyunnie, sangat merindukan Jihyunnie. Teman-teman Jihyunnie pasti banyak ya disana? Mama juga punya teman baru disini. Meski orang-orang menyebut teman-teman Mama adalah orang jahat, tapi mereka baik. Mungkin tempat ini dibatasi oleh jeruji besi, tapi kami hidup nyaman disini. Tempat Jihyunnie bagaimana? Pasti sangat nyaman ya. Mama sangat menyayangi Jihyunnie, ingin kembali bertemu Jihyunnie. Sampaikan pada Tuhan untuk selalu menjaga Jihyunnie ya. Oh ya, sebentar lagi Jihyunnie akan punya adik. Jihyunnie pasti senang kan? Mama dan Adik Jihyunnie tidak sabar bertemu dengan Jihyunnie. Makan yang teratur dan selalu ingat Mama ya"
Yoongi membacakan apa yang ia tulis di selembar kertas itu. Ia seakan puas dengan hasil tulisannya sendiri.
"Maaf, tapi Jihyunnie itu anakmu?" tanya sosok yang daritadi duduk diam di sebelah Yoongi.
Yoongi tersenyum dan mengangguk, seakan bangga akan gadis kecil yang memiliki senyum malaikat menurutnya.
"Ya, Park Jihyun itu anakku" jawabnya lantang.
-*123*-
Udh gitu aja sih🤗 Sekian dan vomment ditunggu ya ><
ps : Hampir sama kayak Baby's Mommy, tapi beda😅 (gimana sih🙄)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [MinYoon]
Fanfiction"Jihyunnie" "Jihyunnie" #MinYoon #BxB #Mpreg #BTS #Fanfiction