3. weird neighbour

4.6K 1.1K 351
                                    

yohan terbangun dari tidurnya karena silau matahari menusuk matanya. saat ia membuka matanya dan tersadar, ia tidak menemukan kehadiran papa beserta kedua adiknya di ruang tengah.

melihat pintu rumah terbuka, yohan segera berdiri dan keluar rumah.

ternyata papa, yoonbin, dan guanlin sedang sarapan di teras.

"pagi." sapa yohan

yoonbin tersentak kaget karena daritadi diantara mereka bertiga tidak ada yang bersuara. yoonbin sempat mengumpat kemudian mengomeli yohan.

"si tai, ngagetin aja kerjaannya." gerutu yoonbin

"alay lo, ben." balas yohan

kemudian yohan duduk di sebelah papa.

"sakit ga punggungnya?"

yohan tersenyum miris. masa papanya ga bisa ngertiin yohan yang semalam tidur dalam posisi duduk di lantai dan hanya bersandar ke bawah sofa?

"nih, vitamin sama sarapan pagi ini. maaf ya, mas yo. cuma bubur depan komplek." ucap papa sambil memberi yohan vitamin dan sarapannya.

"kok makannya di luar?" tanya yohan

"ya gimana ya, mas? rumah aja belum beres." kata yoonbin sinis.

"lo sinis aja sama gue, kenapa dah?" balas yohan ga nyantai.

"udah mending lo berdua ga usah bersaudara." sahut guanlin

memang pada dasarnya, yoonbin itu pemicu keributan karena orangnya ga nyantai alias ngegas. papa cuma tertawa mendengar keributan mereka bertiga tanpa berniat ikut campur.

"setelah ini, kalian mandi. kita mampir ke rumah tetangga."

---

setelah mandi dan memakai pakaian yang rapih, papa beserta ketiga anaknya mulai mengunjungi rumah-rumah tetangga mereka dari depan masuk komplek sampai ke belakang, yaitu rumah mereka.

iya, rumah mereka paling belakang dan paling akhir.

sebenarnya mereka ga memberikan sesuatu yang mahal buat para tetangga, hanya sebatas toples kong guan berisi rengginang. tapi mereka disambut baik dengan para tetangga.

terlebih lagi, banyak tetangga yang seumuran dengan mereka. jadi mempermudah komunikasi terutama untuk yohan, yoonbin, dan guanlin.

hampir semua rumah sudah mereka kunjungi, tinggal tersisa satu rumah lagi yaitu rumah yang berhadapan dengan rumah mereka berempat alias berseberangan.

mereka sengaja mengunjungi rumah itu terakhir biar sekalian pulang ke rumah.

tok tok tok.

papa mengetuk pintu rumahnya. pintu terbuka dan munculah seorang laki-laki dari dalam.

ralat.

ada dua orang laki-laki. salah satunya bersembunyi di balik punggung satunya yang tadi membukakan pintu.

"pagi. saya dongwook dan ini anak-anak saya, yohan, yoonbin, dan guanlin. kami baru saja pindah kemarin ke rumah di seberang rumah kalian. ini ada sedikit pemberian dari kami, mohon diterima. semoga kita bisa menjalin hubungan sebagai tetangga dengan baik." ucap papa

laki-laki yang tadi membukakan pintunya menerima pemberian dari papa kemudian tersenyum dan membungkuk.

"makasih banyak, om."

"siapa namamu?"

"jihoon."

jihoonㅡlaki-laki yang membukakan pintuㅡtersenyum, tapi tak bisa dipungkiri tangannya sedang memukul lengan laki-laki yang bersembunyi di balik punggungnya.

kemudian laki-laki yang tadi bersembunyi menunjukkan dirinya.

nafas mereka berempat tercekat melihat wajah laki-laki tersebut. kelopak mata kanannya tertutup sehingga mereka tidak bisa melihat bola matanya. kulit kelopak matanya hitam dan keras seperti bekas luka bakar.

"eunsang."

"dia adik saya, om. dia emang suka malu ketemu orang asing."

"salam kenal, jihoon dan eunsang."

jihoon masih tersenyum dan mengangguk. tetapi eunsang diam saja tak menunjukkan ekspresi apapun.

tatapan guanlin tak bisa lepas dari eunsang, terutama mata kanannya. di satu sisi, guanlin merasa kasihan. tapi di sisi lain, guanlin takut dan merinding melihat bekas lukanya.

tiba-tiba eunsang menatap guanlin tajam.

guanlin langsung memegang tangan yoonbin.

papa masih mengobrol dengan jihoon, sesekali yohan ikut menimbrung. ternyata yohan dan jihoon seumuran. sedangkan eunsang satu tahun lebih muda dari guanlin.

"lo cuma berdua? ortu lo kemana?" tanya yohan pada jihoon.

"mereka lagi perg-"

"udah mati." potong eunsang

jihoon langsung memukul lengan eunsang. mendengar ucapan eunsang, guanlin jadi makin ciut.

"kalian boleh kok sering-sering main ke rumah om. kami pasti menerima dengan senang hati." ucap papa

"makasih banyak, om." balas jihoon

"ya sudah, kami pamit dulu ya."

"iya, om."

papa, yohan, yoonbin, dan guanlin berbalik untuk pulang ke rumah mereka. namun sebelum mereka benar-benar pergi dari rumah jihoon dan eunsang, guanlin sempat melirik eunsang.

eunsang masih menatap guanlin tajam.

guanlin langsung membalikkan badannya dan memegang lengan yoonbin lagi.

"kenapa lo? nahan boker?"

"gapapa."
























apa cuma aku yang ngerasa eunsang mirip jihoon?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

apa cuma aku yang ngerasa eunsang mirip jihoon?

hm kayanya aku harus cek mata

WAHAI EUNSANG AKU BELUM SIAP UNTUK MATI MELIHAT RAMBUT HITAMMU

our new house ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang