22. real war

3.1K 750 216
                                    

tenggelam di dalam darah ternyata lebih berat daripada tenggelam di air biasa karena darahnya benar-benar pekat sampai mereka bertiga tak bisa membuka mata saat di dalamnya.

untuk berenang sampai ke permukaan saja harus mengeluarkan seluruh tenaga. dan pada akhirnya kepala guanlin muncul terlebih dahulu di permukaan, disusul oleh jihoon dan yohan.

pandangan mereka langsung penuh dengan darah. mencium baunya saja sudah mual, mereka yang berenang di darah begini lama-lama bisa mati kemualan.

"gimana caranya supaya darahnya berhenti keluar?" seru guanlin

muka jihoon terlihat pucat. yohan langsung berenang mendekati jihoon.

"gue udah ga kuat."

"tahan, hoon. sebentar lagi."

darahnya masih menggenang bahkan semakin tinggi karena darahnya dibiarkan keluar dari pojokan. bahkan mereka tidak bisa melihat tangga.

seketika terlintas ide di otak yohan.

"guan, coba lo cari tongkat di dinding dekat tangga." suruh yohan pada guanlin.

guanlin langsung berenang ke arah dinding dekat tangga. tapi sayangnya tongkat itu udah berada di bawah darah. guanlin pun harus menyelam ke bawah untuk mencari tongkat tersebut. ia meraba-raba dinding karena tak bisa melihat sekitarnya.

di permukaan, yohan mulai panik karena guanlin menyelam. tambah panik lagi saat jihoon mulai sesak nafas. yohan sampai terus-terusan mendorong tubuh jihoon ke atas supaya jihoon masih bisa mengambil oksigen.

lalu guanlin muncul lagi ke permukaan. "gue nemu tongkatnya, terus diapain?"

"turunin tongkatnya ke bawah. cepetan! jihoon udah sekarat!"

guanlin menyelam lagi.

tiba-tiba arus darah menjadi tenang. perlahan darah pun mulai surut sampai kaki mereka pun akhirnya bisa menapak lantai.

begitu darah benar-benar surut, jihoon langsung membungkuk dan batuk-batuk. darah yang tadi masuk ke tenggorokannya langsung keluar. yohan membantu menepuk-nepuk punggung jihoon.

"tumben lo pinter, mas." kata guanlin yang nafasnya belum teratur.

"emang gue pintar, lo aja yang ga mau ngaku." balas yohan

"gausah banyak bacot, mending langsung ke atas. nanti pembunuhnya kabur duluan." sahut jihoon yang udah selesai batuk-batuk.

mereka bertiga pun menaiki anak tangga. saat guanlin mau mendorong pintunya, pintunya terkunci. padahal tadi pembunuhnya bisa keluar lewat situ.

yohan langsung menendang pintu itu sampai pintu hancur. beneran hancur, kayu-kayu itu langsung patah berserakan setelah ditendang yohan. lalu mereka keluar dari situ.

dari jauh, mereka dapat melihat pembunuh itu masih ada di dalam rumah. ia sedang berusaha membuka kunci pintu rumah. guanlin langsung mengambil gelas di dapur dan melempar gelasnya ke arah orang itu.

"jangan kabur, anjing!"

gelas itu tepat mengenai punggung orang itu sampai orang itu terjatuh. guanlin langsung lari menuju orang itu untuk mengambil kunci rumahnya, tapi ternyata orang itu langsung bangun dan memukul perutnya guanlin.

yohan dan jihoon pun tak tinggal diam. melihat guanlin jatuh tersungkur, mereka langsung menyerang orang itu dengan tangan kosong.

mereka baru sadar kalau orang itu membawa pisau setelah jihoon jatuh dan pahanya mengeluarkan darah.

yohan mulai takut karena ia hanya mengandalkan kemampuan taekwondonya disaat lawannya punya senjata. yohan pun sebisa mungkin melawan orang itu walaupun pisau terus-terusan menggores kulitnya.

our new house ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang