12. UGD

3.3K 789 72
                                    

karena tidak ada persediaan obat satupun di rumah, yohan dan guanlin pun akhirnya membawa yoonbin ke UGD. yoonbin juga tak sadarkan diri di pelukan yohan tadi. untungnya UGD tidak terlalu jauh dari rumah mereka.

yohan rela mengeluarkan sejumlah uang dari papa selama seminggu ke depan untuk yoonbin, yang penting yoonbin sehat dan selamat.

sekarang yoonbin sedang diperiksa oleh dokter di dalam UGD. yohan dan guanlin di luar. daritadi yohan mondar-mandir kaya setrikaan.

"lo ga bisa diem aja sebentar gitu, mas? gue jadi tambah pusing ngeliat lo begitu." celetuk guanlin

akhirnya yohan berhenti dan berdiri di sebelah guanlin. sama, guanlin juga panik dan khawatir pada yoonbin. tapi guanlin berusaha semaksimal mungkin terlihat tenang agar yohan tidak makin panik.

masalahnya, sekarang ga ada papa. guanlin ga tau harus berbuat apa. sementara yohan yang seharusnya jam 10 sekarang ada kelas, harus titip absen karena yoonbin.

"udah telepon papa belum?"

"ga, gue ga berani telepon papa. nanti papa panik dan khawatir, makin berabe kalau papa sampai nekat kesini."

"ngasih tau kabar doang kali, mas. papa kan udah titip sama lo. paling yang nanti dimarahin sama papa ya lo."

"anjing."

yohan merogoh saku celananya dan mengambil hpnya. kemudian ia menelepon papa.

"halo, pa."

"halo, mas. kenapa?"

"ben masuk UGD, pa."

"hah?! kenapa?!"

bentar, ngebayangin papanya kaya di sinetron yang sampe di zoom zoom gitu enak deh.

"tadi ben bangun terus muntah darah. mas yo bawa ke UGD karena gaada obat di rumah."

"sekarang gimana?"

"masih diperiksa dokter. papa gausah khawatir. biar mas yo yang ngurusin ben. papa doain aja ya ben ga kenapa-napa."

"amiinn. yaudah mas yo. hati-hati ya. kalau ben kenapa-napa, langsung telepon papa."

"iya, pa."

bertepatan dengan selesainya yohan menelepon papa, dokter yang memeriksa yoonbin keluar dari dalam ruangan UGD. dokter mencari yohan dan guanlin.

"anda ayahnya pasien?" tanya dokter itu pada yohan.

guanlin memalingkan wajahnya dan tertawa pelan. sedangkan yohan tersenyum mesem-mesem. mukanya dikira setua itu apa?

"bukan, saya kakaknya dan ini adiknya." jawab yohan

"setelah saya periksa tadi, saya masih belum yakin pasien terserang penyakit apa karena tidak ditemukan virus atau bakteri yang menyerang tubuhnya."

"jadi? berdampak buruk buat adik saya ga, dok?"

"saya akan mengecek kondisinya lagi jam 12 nanti. setelah kondisinya membaik, pasien bisa pulang ke rumah."

---

bau obat-obatan yang kuat mulai menusuk ke dalam hidung yoonbin sampai yoonbin terbangun dari tidurnya. yoonbin tersadar, ini bukan rumahnya.

yoonbin ingat tadi ia muntah darah dan berakhir pingsan saat ia memeluk yohan. sebenarnya yoonbin juga agak cringe karena ia jarang memeluk yohan.

tapi mengingat kejadian tadi malam, yoonbin benar-benar ketakutan sampai ia mimpi buruk.

iya, orang itu masuk ke dalam mimpinya dan mengancam akan membunuh yoonbin. tapi tetap saja, yoonbin masih menganggap remeh hal-hal begituan.

lalu yoonbin merasakan ada sebuah gumpalan di telapak tangan kanannya. ternyata ada sebuah kertas yang digumpal. yoonbin langsung membuka gumpalan kertas tersebut tanpa basa-basi.

our new house ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang