yohan tak menyangka, semuanya telah berlalu. saat ia tadi berteriak minta tolong, para tetangganya seperti biasa langsung mendatangi rumahnya. namun saat ia mengatakan pembunuhnya ada di rumahnya, mereka semua langsung membantu yohan.
bahkan mereka sampai menelepon polisi dan ambulance.
yohan merasa tidak adil, kenapa mereka baru menolongnya saat pembunuhnya ditangkap? kenapa mereka tidak menolongnya saat yoonbin dan guanlin meninggal?
rumah yohan seketika dibatasi oleh garis kuning. yohan, jihoon, dan eunsang dibawa ke rumah sakit dengan ambulance. sedangkan pembunuhnya langsung dibawa ke kantor polisi walaupun kondisinya tak sadarkan diri.
apa mungkin sudah mati?
di ambulance, yohan menatap tangannya yang berwarna merah. tidak, seluruh tubuhnya juga berwarna merah. warna itu berasal dari darah yang sudah mengering.
yohan pun tak menyangka, ia telah menangkap pembunuhnya.
tatapannya teralih pada jihoon dan eunsang yang terbaring bersebelahan di hadapannya. yohan masih bersyukur kakak beradik itu masih bernafas.
dan yohan pun kembali teringat pada guanlin. yohan senang ternyata semalam guanlin masih hidup. tapi saat ia terbangun dari pingsan, guanlin menghilang.
yohan penasaran siapa yang menyeret guanlin. yohan yakin guanlin dibawa pergi, tapi apa mungkin maksudnya pembunuhnya tidak hanya satu orang?
---
sampai di rumah sakit, jihoon dan eunsang langsung ditangani dengan dokter. sedangkan yohan membersihkan dirinya yang penuh darah terlebih dahulu lalu lukanya baru diobati.
yohan mendapatkan satu jahitan di bahunya karena tergores pisau. lukanya cukup dalam, yohan sampai teriak-teriak karena baru pertama kali dijahit.
karena lukanya tidak terlalu serius, yohan tidak mendapatkan perawatan intensif seperti jihoon dan eunsang. yohan pun berjanji akan membiayai pengobatannya jihoon dan eunsang karena mereka berdua sudah terlibat dan membantu yohan.
sekarang, yohan sedang menunggu eunsang siuman di ruangannya. jihoon masih ditangani oleh dokter karena katanya organ dalamnya ada yang tidak berfungsi dengan baik karena kekurangan oksigen.
saat yohan sedang melihat eunsang, jari-jari tangan eunsang bergerak. dan tak lama kemudian, eunsang pun siuman. yohan pun meraih tangannya eunsang.
"kak jihoon?"
"bukan, ini yohan."
eunsang langsung menarik tangannya dari yohan. kemudian eunsang memperbaiki posisinya dari tiduran menjadi duduk.
"makasih banyak, kak yohan. lo udah berhasil menangkap pembunuhnya." ucap eunsang
yohan tertegun, baru kali ini ia mendengar eunsang ngomong dengan tulus.
"seharusnya gue yang berterima kasih banyak sama lo. lo udah ngebantuin gue melawan pembunuhnya, sampai lo berkorban begini." ujar yohan
"kak yohan gue ga bisa liat apa-apa."
yohan tersenyum miris dan menepuk-nepuk bahu eunsang.
eunsang memegang matanya. ada perban yang menutupi matanya, mengelilingi bagian matanya. eunsang tersenyum dan menghela nafas.
"gapapa, kak. selama kak jihoon masih sehat, gue terima apa adanya walaupun gue buta."
---
sekarang, yohan berada di pengadilan. awalnya yohan tak mau meninggalkan eunsang sendirian terlebih kondisinya begitu, tapi setelah diyakini oleh suster rumah sakit, akhirnya yohan pergi ke pengadilan.
yohan diundang ke pengadilan sebagai saksi dari aksi pembunuhan yang terjadi di rumahnya.
di kursi belakang, yohan menyaksikan hakim di depan sana yang sedang menyebutkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pembunuh.
"pelaku diketahui telah melakukan aksi pembunuhan di komplek perumahan jima selama tiga tahun berturut-turut. berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku mengidap penyakit mental yang menyebabkan pelaku terus-menerus ingin membunuh dan memakan daging manusia."
yohan bergidik ngeri. ternyata istilah kanibal memang ada buktinya di dunia nyata.
"oleh karena itu, pelaku lee hangyul dijatuhkan hukuman mati atas perbuatannya."
hakim mengetuk palunya tiga kali. semua orang yang ada di dalam ruangan langsung berdiri dan bertepuk tangan senang.
tapi tidak dengan yohan.
pernyataan tadi masih kurang buat yohan tanpa kehadiran kedua adiknya.
setelah pelakuㅡlee hangyulㅡdibawa oleh penjaganya menuju ke tempat dilakukannya hukuman, yohan keluar dari ruangan. ia langsung disambut oleh sihoon dan woojin.
tadi yohan sempat menelepon sihoon dan woojin untuk menemaninya. tapi karena sihoon dan woojin bukan saksi, mereka ga boleh masuk.
"gimana hasilnya?" tanya sihoon
yohan tersenyum tipis. "pelakunya dihukum mati."
sihoon dan woojin langsung menghela nafas lega dan memeluk yohan. tapi tetap saja pelukan dari sahabatnya tak mampu memperbaiki mood yohan.
"kok lo ga seneng sih, tonggos?" tanya woojin
"pelakunya dihukum mati juga ga bakal buat ben dan guan hidup lagi." jawab yohan
lalu seorang polisi menghampiri yohan, sihoon, dan woojin. polisi yang menggunakan name tag choi youngjoon itu mengulurkan tangannya di depan yohan.
yohan pun menjabat tangan pak youngjoon.
"selamat, pak yohan. anda telah berhasil menangkap pembunuhnya dan ia akan mendapatkan hal yang setara dengan perbuatannya." ucap pak youngjoon menyelamati yohan.
"terima kasih." balas yohan sambil membungkuk.
"ada sesuatu yang ingin disampaikan terlebih dahulu kepada pelaku sebelum pelaksanaan hukuman dimulai?" tanya pak youngjoon
yohan melirik sihoon dan woojin. sihoon dan woojin tak tau apa maksud yohan, tapi selanjutnya mereka berdua mengangguk.
"saya mau meminta kedua matanya, pak."
nadine dengan segala ke-soktahuan-nya bawa bawa hakim dan polisi kesini hmmmmmmmmm
kaget nga aku jadiin hangyul jahat?
how about double update?
KAMU SEDANG MEMBACA
our new house ✔
Mystery / Thrilleryohan harus beradaptasi di rumah barunya dengan kedua adiknya, yoonbin dan guanlin.