7. wood door

3.6K 864 179
                                    

yohan, yoonbin, dan guanlin terbangun dari tidur mereka karena mendengar suara orang marah dari luar rumah. mereka kira ada tetangga yang ribut, tapi ternyata suara itu berasal dari papa yang sedang menelepon seseorang.

papa masuk ke dalam rumah sambil menghela nafas kasar. tidak merasa bersalah karena telah menganggu waktu tidur anak-anaknya.

"kenapa, pa?" tanya guanlin

"om gong yoo meninggal." jawab papa

"masa? terus yang nganterin barang-barang kita siapa?" tanya yoonbin yang ga peduli kalau om gong yoo meninggal.

"kok bisa?" tanya yohan

"sakit jantungnya om gong yoo kambuh waktu lagi menuju kesini. sekarang papa bingung gimana barang-barang kita bisa sampai kesini." jawab papa sambil memijat pelipisnya.

yohan, yoonbin, dan guanlin bingung harus memberikan solusi apa karena nyawa mereka belum terkumpul sepenuhnya. mata aja masih penuh belek.

"gimana, pa?"

"mau gimana lagi. papa harus menemui om gong yoo dulu lalu mencari orang lain untuk membawa barang-barang kita."

"om gong yoo kan udah mati."

"maksudnya saksi mata."

mereka bertiga mengangguk-angguk. tapi yoonbin sadar sesuatu.

"pa, masa papa tega ninggalin ben dan guan bareng mas yohan yang penakut?" seru yoonbin

"asu- sembarangan aja kalau ngomong." kata yohan

"ke kamar mandi aja harus ditemenin guan." sahut guanlin

papa sama sekali tidak mendengarkan perdebatan ketiga anaknya karena sedang mengambil barang-barang yang harus ia bawa selama ia pergi. padahal anak-anaknya belum benar-benar menyetujui kepergiannya.

sampai papa udah siap untuk pergi, yohan menyaut.

"berangkat sekarang, pa?" tanya yohan

papa mengangguk. "mas, papa nitip rumah ini selama satu minggu sama kamu ya. jagain adik-adik kamu, jangan nakal!"

kemudian papa keluar dari rumah disusul oleh yohan, yoonbin, dan guanlin. papa masuk ke dalam mobil dan mulai menjalankan mobilnya. setelah itu mobil papa tak terlihat lagi di pandangan mereka bertiga.

---

sepeninggalan papa, mereka bertiga benar-benar tak ada kerjaan selain main game bareng. suntuk bener rumahnya.

"gue udahan ah. bosen kalah mulu." ucap guanlin menyerah.

"noob sih." kata yoonbin

"gue juga ah. batrenya habis." sahut yohan

yoonbin mendengus. kakak dan adiknya ga asyik.

"mau jalan-jalan ga?" tanya yohan

"emang papa ngasih duit?" tanya yoonbin balik.

"nyari angin. daripada suntuk begini terus." jawab yohan

"skuy!"

"mandi dulu bego. udah bau bangkai nih."

kemudian yohan, yoonbin, dan guanlin mandi bergantian. setelah mereka kelar siap-siap, mereka keluar dari rumah.

"eh bentar dulu! gue kebelet pipis!" seru yoonbin

"buset. perasaan baru mandi." ucap yohan

"sana buruan, nyet. malah laporan dulu." usir guanlin

yoonbin buru-buru lari ke dalam rumah lagi. perasaan tadi yoonbin ga minum apa-apa, tapi rasa kebeletnya berdampak besar.

setelah yoonbin selesai membuang urinenya, yoonbin menghela nafas lega.

'hey, lee yoonbin.'

yoonbin celingukan. barusan ada yang memanggil namanya, tapi suaranya terdengar seperti perempuan.

"mama?" panggil yoonbin

padahal yoonbin bukan indigo.

'look beside the toilet. there is a door.'

yoonbin menuruti perintah suara itu. ia melihat sebuah pintu kayu di sebelah toilet. benar-benar tepat di sebelah toilet.

perasaan kemarin gue ga ngeliat pintu ini, pikir yoonbin.

'go there. everything you want is inside.'

semakin lama yoonbin menatap pintu kayu itu, yoonbin mulai merasa tertarik dengan isi di balik pintu itu. yoonbin mulai melangkah menuju pintu tersebut.

pintu itu menarik. rumah yoonbin kebanyakan menggunakan desain dari bahan-bahan keramik dan besi. tapi hanya satu pintu itu yang terbuat dari kayu.

terdapat tulisan 'welcome' berwarna merah di pintu tersebut. saat yoonbin memegang tulisannya, tulisannya basah dan lengket. baunya amis.

'open that door.'

suara itu benar-benar seperti memerintahkan yoonbin. yoonbin sudah memegang gagang pintunya,

"mas ben?! kok lama banget sih, jing?!"

yoonbin langsung tersadar saat guanlin memanggilnya. yoonbin menggeleng-gelengkan kepalanya.

"iya tunggu, guan." balas yoonbin

yoonbin buru-buru menghampiri guanlin dan yohan di luar rumah. tapi rasa penasaran yoonbin belum terjawab.

ada apa di balik pintu tersebut?



















maaf ya gaes aku ga jago bikin yang serem serem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

maaf ya gaes aku ga jago bikin yang serem serem

our new house ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang