21. here we go

2.8K 740 143
                                    

"mas yo, tolongin gue....."

yohan yang baru saja sampai di ruanganㅡentah apa namanya intinya dibawah tanahㅡ langsung menghampiri guanlin di pojok ruangan.

kondisi guanlin saat ini adalah tangan guanlin diikat ke atas dengan sebuah tali sedangkan tubuh guanlin melayang dua puluh senti dari lantai. dari jauh saja udah keliatan pergelangan tangan guanlin memerah karena bergesekkan dengan tali.

"lo kok bisa ada disini?" tanya yohan sesampainya di hadapan guanlin.

"mas yo jangan bacot dulu. buruan lepasin ikatannya, tangan gue sakit!" seru guanlin

"lo ketinggian anjir, gue ga sampai."

yohan udah loncat-loncat untuk meraih tali yang mengikat kedua tangan guanlin. tapi karena guanlin lebih tinggi daripada yohan, yohan ga bisa meraih talinya.

"bogel."

"diem anjing."

jihoon juga ikut membantu yohan dengan mencari kursi di sekitarnya. tapi ruangan itu tidak memiliki barang-barang yang lain selain benda-benda tajam seperti pisau, pedang, belati, samurai, dan semacamnya. totally seperti ruang penyiksaan.

dan akhirnya jihoon jongkok di depan yohan.

"ngapain?" tanya yohan

"naik ke punggung gue. buruan." suruh jihoon

yohan langsung menurut dan naik ke punggungnya jihoon. dan akhirnya guanlin bisa terlepas dari ikatan talinya. guanlin langsung mengaduh kesakitan karena tubuhnya sakit saat jatuh ke lantai.

dan yohan masih sempat-sempatnya memeluk guanlin di suasana genting begini.

"thanks, god. Tuhan masih sayang sama gue." ucap yohan sambil memeluk guanlin erat.

"mas yo, s-sakit." keluh guanlin

"maaf maaf."

"kak jihoon?"

jihoon tersenyum saat guanlin memanggil namanya. yohan menatap guanlin miris. kondisi guanlin sama seperti guanlin yang ia temukan di teras pagi kemarin.

tapi yohan penasaran bagaimana guanlin masih hidup padahal yohan yakin kalau guanlin sudah tak bernafas pagi kemarin. luka di pergelangan tangan guanlin saja sampai mengering.

"mas yo ngapain kesini?"

"tadi gue dan jihoon keliling rumah terus ketemu pintu kayu di atas. masuk deh. gue beruntung banget masih bisa ketemu sama lo yang masih hidup."

guanlin menggeleng. "lo salah besar, mas yo. lo malah memperparah situasi."

"maksud lo?"

tiba-tiba jihoon merasa ada seseorang yang berdiri di belakangnya. jihoon juga melihat guanlin yang makin resah saat melihat ke belakang jihoon dan yohan. saat jihoon menengok ke belakang,

ada seseorang yang mau memukul kepala yohan dengan tongkat baseball.

"awas!"

jihoon langsung mendorong yohan dan guanlin ke samping sehingga tongkat baseball tersebut tidak mengenai mereka. tapi tangan kiri jihoonlah yang menjadi korban pukulannya. jihoon langsung berteriak kesakitan.

"jihoon!" seru yohan

tatapan yohan beralih ke seseorang yang memukul tangan jihoon dengan tongkat baseball. melihat orang itu sedang menatap jihoon yang kesakitan, yohan langsung berdiri dan menendang tongkat baseball dari tangan orang tersebut.

"here we go. ada pahlawan kesiangan." katanya remeh.

mata yohan terbelalak saat ia melihat wajah orang tersebut. baru saja yohan mau memanggil namanya, orang itu menyerang yohan.

jangan remehkan kemampuan taekwondo yohan.

yohan berhasil mengelak dan menyerang balik orang tersebut. guanlin mengambil kesempatan dengan menarik jihoon ke posisi yang agak jauh dari jangkauan yohan dan orang tersebut berkelahi.

cailah berkelahi.

guanlin juga sempat mengambil beberapa pisau, jaga-jaga kalau ia diserang.

bug

orang tersebut jatuh ke lantai dengan sekali tendangan dari yohan di perutnya.

"baru segitu kemampuan lo?" tanya orang itu

"baru segitu?" balas yohan ga terima.

baru saja yohan ingin menendang lutut orang itu, orang itu menghindar dan langsung berdiri. ia mundur beberapa langkah dari yohan.

"lo lebih pantas mati dan menebus dosa-dosa lo di neraka karena membunuh banyak tetangga, termasuk adik gue sendiri." ucap yohan dengan nada menyentak.

orang itu masih melangkah ke belakang sampai menabrak ke dinding dekat tetangga. ia berlagak seperti orang ketakutan,

namun setelahnya bibirnya melengkung ke atas.

"kayanya lo bertiga duluan deh yang mati."

ternyata di dinding ada sebuah tongkat panjang mengarah ke atas. orang itu menurunkan tongkat itu ke bawah kemudian kabur menaiki tangga.

darah mulai keluar dari setiap pojok ruangan. yohan panik kemudian menghampiri guanlin dan jihoon.

masalahnya kondisi mereka berdua sekarang sudah benar-benar memprihatinkan.

"tangan lo gimana, jihoon?" tanya yohan yang melihat jihoon berdiri di sebelah guanlin.

"lupain tangan gue. buruan naik ke tangga sebelum darahnya makin meluap." jawab jihoon

kelamaan ngomong, darah semakin banyak keluar dan menggenang. bahkan sekarang darahnya sudah menyentuh lututnya mereka bertiga.

mereka bertiga melangkah dengan berat ke arah tangga karena berlawanan arus dengan darah yang mengalir. saat mereka sampai di tangga, tiba-tiba darah mengalir deras dari arah tangga membuat darah semakin meluap.

selanjutnya, mereka tenggelam di dalam darah.



























hm sebenernya ini tuh nyeritain di hari yang sama tapi biar greget aja gitu di pecah jadi beberapa chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hm sebenernya ini tuh nyeritain di hari yang sama tapi biar greget aja gitu di pecah jadi beberapa chapter

tapi sayangnya ga menegangkan:(
iya ga?

our new house ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang