papa mendorong pagar rumah baru mereka yang terlihat sudah sedikit berkarat. besi yang bergesekan tersebut menimbulkan suara bising yang menyebabkan telinga yohan langsung berdengung.
traumanya muncul.
"papa!" seru yohan saat kepalanya mulai pusing.
"lo gapapa, mas?" tanya yoonbin yang langsung mendekati yohan.
yohan memegangi telinganya yang mulai memerah. terlihat tangannya bergetar menahan sakit pada bagian kepalanya.
"maaf, mas. papa tidak sengaja. mas yo gapapa?" tanya papa
yohan mengangguk pelan walaupun rasa sakitnya masih benar-benar terasa.
"lain kali hati-hati, pa." kata guanlin datar.
"iya, guan. sekali lagi, maafin papa ya, mas yo."
setelah kondisi yohan sudah membaik, mereka berempat pun masuk ke dalam pekarangan rumah. rumputnya masih terlihat segar, walaupun mereka yakin tidak ada yang mengurus rumah ini sebelumnya.
sampai di depan pintu, papa memasukkan kunci rumah pada lubang di pintu. kunci rumahnya tadi diambil terlebih dahulu di pos satpam penjaga komplek. kemudian papa mendorong pintunya setelah kuncinya terbuka.
kotor. layaknya rumah kosong pada umumnya.
tetapi, cat dindingnya tidak pudar. tidak ada bekas-bekas kerusakan oleh rayap atau tikus. hanya saja lantainya kotor dan berdebu dan banyak sarang laba-laba.
"yuk mulai beres-beres barang." ajak papa
"barang-barang yang dibawa om gong yoo gimana? om gong yoo masih belum datang." ucap yoonbin
"perasaan tadi om gong yoo berangkatnya bareng kita." kata yohan
"lo mah pake perasaan mulu, mas." sahut guanlin
"nyaut aja sih lo." balas yohan
"yaudah sambil nunggu om gong yoo datang, kita beres-beres aja."
lalu mereka berempat pun mulai beres-beres. yoonbin dan guanlin bagian membersihkan rumah, papa dan yohan bagian mengangkat barang-barang yang mereka bawa di mobil.
mereka beres-beres rumah sampai hari sudah mulai larut. berhubung mobil papa besar, banyak barang-barang yang mereka bawa. sofa aja muat.
"pa, udah mau malam begini. om gong yoo masih belum datang juga." ucap yohan
"iya, pa. butuh kasur." sahut yoonbin
"bentar ya, papa coba hubungi om gong yoo."
papa pun keluar ke teras saat om gong yoo mengangkat teleponnya. yoonbin dan guanlin udah tepar di sofa. yohan duduk di lantai dan menyandarkan badannya pada sofa. ia memainkan hpnya.
sepuluh menit kemudian, papa masih belum kelar juga menelepon om gong yoo. yohan pun berencana menghampiri papa. namun sebelumnya, ia melihat kedua adiknya terlebih dahulu.
yoonbin dan guanlin sudah berada di alam bawah sadar mereka. yohan tersenyum, sebelum akhirnya menyelimuti mereka. baru saja yohan ingin menghampiri papa, papa sudah masuk ke dalam lagi.
"gimana, pa?" tanya yohan
papa menghela nafas kecewa. "om gong yoo terjebak macet karena tadi ada kecelakaan beruntun. jadi jalanan ditutup untuk sementara. kayanya barangnya bakal datang besok."
sama, yohan juga kecewa. bingung juga. tapi karena memang begini adanya, yohan cuma bisa menerima dengan lapang dada.
"yaudah pa, papa tidur di kursi itu aja. biar mas yo yang tidur di lantai." ucap yohan
"gapapa? nanti sak-"
"cuma semalam kok, pa. ben dan guan udah terlanjur tidur tuh." potong yohan sambil menunjuk sofa yang ditiduri yoonbin dan guanlin.
papa tersenyum dan menepuk-nepuk bahunya yohan.
"makasih, mas." kata papa
papa duduk di kursi yang ada di sebelah sofa sedangkan yohan kembali pada posisi semula dan memainkan hpnya lagi. sampai papanya terlelap, yohan baru mematikan hpnya.
ting ting ting
yohan langsung bergidik ngeri. barusan ia mendengar suara lonceng yang berasal dari belakang rumahnya. yohan buru-buru menutup matanya.
"cuma semalam kok, yo. bukan setahun."
give me a man like mas yohan pliseu:(
KAMU SEDANG MEMBACA
our new house ✔
Mistério / Suspenseyohan harus beradaptasi di rumah barunya dengan kedua adiknya, yoonbin dan guanlin.