Yoonra tertidur, dirinya sendiri didalam kamar mewah ini, chanyeol sudah pergi setengah jam yang lalu, ia dipanggil managernya, ada urusan mendadak ucapnya
Sebenarnya yoonra tidak benar benar tidur, mungkin bisa dibilang hanya merebahkan diri. otaknya terus berfikir, ntahlah ada sesuatu hal yang mengganjal pada dirinya, bukan suatu penyesalan, hanya sedikit rasa sedih
Ia mengucapkan semuanya, semua kebohongan yang ada, semua yang tertutupi, ia ungkapkan semuanya pada park chanyeol, ntah lah rasanya begitu sakit saat melihat raut wajah chanyeol yang terkejut? kecewa? atau apalah itu, terlalu sulit untuk diartikan
Chanyeol sendiri bingung dengan sesuatu yang ia rasakan, rasa itu tumbuh begitu cepat, sangat cepat, kilat sekali. Ia merasa ini jalan dari tuhan, ia merasa semua ini sudah ditakdirkan dengan begitu indah, bahkan ia sudah membayangkan banyak hal menyenangkan yang akan ia lakukan, lakuakan bersama dengan min yoonra
Tapi saat kata demi kata pengakuan yang diucapkan min yoonra, ia tak habis fikir, ia sakit hati, tubuhnya seperti ditimpa suatu benda yang sangat berat. Ia terlambat, sudah terlambat.
Tidak ada hak untuk marah, tidak ada hak untuk kesal pada yoonra. Satu satunya yang chanyeol harapkan adalah perasaan ini agar cepat hilang, secepat saat ia datang.
Hanya doa agar selalu bahagia yang chanyeol ucapkan, ia tidak boleh terlihat sedih.
Walaupun ia tau bahwa yoonra juga sebenarnya tidak enak, ia tau bahwa yoonra pasti takut dirinya sedih, ia tau bahwa yoonra juga masih shock karena pernyataan cinta yang ia ucapkan, tapi dirinya sendiri juga shock dengan semua pernyataan yang diucapkan yoonra
Ia tidak ingin berlama lama melihat wajah sedih yoonra, ia tidak benci, memang hatinya ini sayang min yoonra dengan begitu tulusnya. Karena itu ia berpura pura bahwa ia ada urusan mendadak, dan bisa segera pergi dari suasana yang sangat tidak nyaman ini
Sebelum pergi keduanya mengucapkan maaf, yoonra memohon sesuatu, begitupun chanyeol, yoonra mendoakan kebahagiaan untuk chanyeol, begitu pun sebaliknya, mereka harap ini bukan suatu perpisahan, mereka harap ini tidak akan berakhir, tapi untuk hari ini biarlah semuanya berakhir dengan kedamaian walaupun ada rasa sedih didalamnya.
.
.
.
"Yoonra-ya" suara serak pada panggilan ini, yang baru saja sampai dan masuk kekamar yoonra. Jemari dari pemilik suara ini terus mengelus rambut yoonra lembut, terkadang menciumnya, salah satu tangannya menggenggam tangan yoonra erat, dirinya tersenyum melihat yoonra yang tidur dengan begitu damai
"Maafkan aku karena datang terlambat, namun sekarang aku sudah mengatur jadwalku, jadi aku akan fokus mengurusmu" ucap si pemilik suara serak ini
"Aku baik baik saja" yoonra membuka matanya dan spontan keduanya saling tersenyum, orang itu langsung memeluk yoonra erat sekali
"Baik baik saja apanya? lihat sekarang kau ada dimana? lihat tanganmu yang tersambung infus itu"
"Tapi kan sekarang aku sudah baik baik saja"
"Terserah kau lah yoon"
"Dari bandara kau langsung kesini ya?"
"Iyalah, aku khawatir padamu"
"Ganti bajumu, kau bau"
"Sialan" keduanya tertawa, lalu orang ini bergegas kekamar mandi untuk berganti baju
Setelah orang itu kembali, dengan menggunakan kaus bertuliskan celine ditengahnya, serta celana berwarna cokelat muda, sangat senada dengan ruangan ini, sungguh hebat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Skylove
Fiksi Penggemar[Tamat, proses revisi] >Highest rank #2 flightattendant #10 pramugari (070819) #16 pilot (090819) Dan pada akhirnya semua rahasia akan terbongkar seiring berjalannya waktu, jangan percaya siapapun, sekalipun itu teman terdekatmu. Rahasia dibalik...