_
_
_
_
'September 2019'
"Jungkook! "
Seperti biasa teriakanku menyambut pagi. Aku berlari menuruni tangga dan mendapati sesosok manusia sedang bermain game dengan sepotong pizza menggantung di mulutnya.
"Bisakah kau menurutiku. Kali ini saja." Aku membuang nafas, "please!"
Jungkook megeluarkan potongan pizza dari mulutnya, mengunyah dan kemudian menatapku menampilkan senyumnya.
"Bisakah kau bersamaku hari ini saja. Please! "
Intonasinya meniru suaraku. Menyebalkan.
"Bukankah aku selalu bersamamu, menempel seperti permen karet."
Jungkook tertawa.
"Sekarang bangun. Kau harus menghadiri rapat penting itu-jangan buat aku kesulitan."
Dia tidak bergeming. Masih asik dengan game seolah mengabaikan perintahku. Terkadang aku berpikir kenapa aku harus dihadapkan dengan pria keras kepala, menyebalkan, dan bersikap seperti anak kecil tidak. Tidak. Dia lebih mirip seperti bayi di serial animasi 'The Boss Baby'.
"Jungkook... " suaraku memelas.
"Apa sayang.. "
"Aku akan mati ditangan ibumu kalau kau tidak menurut kali ini."
"Aku tidak akan membiarkannya."
Dia masih asik dengan layar di depannya, sibuk memperhatikan musuh yang menyerang dari arah berlawanan tanpa memperhatikan sikap putus asaku.
"Kau menyebalkan!"
Aku dapat melihat sudut bibirnya menampilkan senyum tipis.
"Kau memilih menyelamatkan hidup karakter game menyebalkan itu daripada aku. Aku nyaris dipinggir jurang saat ini."
Kuhentakkan kakiku dan berbalik meninggalkannya.
Sebuah tangan mengehentikanku, dan menarik hingga aku terjatuh tepat dipangkuannya. Mataku melebar terkejut, aku tidak yakin-tapi jika seperti ini aku bisa saja berhenti bernafas.
Jungkook menatapku kemudian tersenyum hingga deretan gigi kebanggaannya terlihat jelas. Dia mengusap pipiku dengan tangan dan turun hingga ke sudut bibirku-mengecupnya sekilas dan membuatku hampir terjungkal jika dia tidak segera menahan pinggangku.
"Kenapa bibir ini cerewet sekali."
Aku diam tidak menjawab. Terkejut dengan keadaan.
"Aku akan mengatasinya. Jangan khawatir, aku sudah mengundur meeting itu dua jam lagi."
Aku terkejut bukan main. "Apa? "
"Tadi pagi, ketika kau masih tertidur aku menghubungi mereka. Aku masih ingin menghabiskan waktu denganmu."
Jungkook mengusap pinggangku lembut.
"Aku merindukanmu. Kau lebih sibuk belakangan ini dan mengabaikanku."
Bibirnya mengerucut gemas.
"Kau mengadakan kencan buta? "
Aku kebingungan sendiri dengan pertanyaannya. Kencan buta apanya? Aku sangat sibuk memperhatikan semua keperluan dan mengurus kehidupan boss baby ini dibanding dengan urusan pribadiku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HIDDEN LOVE (JJK)
FanfictionTEMAN? kata yang selalu aku jadikan sebagai alasan menyembunyikan perasaanku. Dia terlalu jauh. Dia bintang yang terlalu bersinar yang mungkin tidak akan bisa kuraih sampai kapanpun. Jeon Jungkook..My Hidden Love -Choi Yoorin