_
_
_
Keadaan menjadi sangat canggung, atau hanya untuk beberapa orang saja. Jungkook yang sedang berada diruang tengah manatap kosong layar televisi yang sedang menyala, Jimin yang memainkan ponsel mencari pengalihan agar perhatiannya tidak berfokus pada Taehyung dan Yoorin yang berada di dapur sedang membersihkan kekacauan yang dilakukan pria itu.
Ada rasa aneh yang menjalar diantara kedua pria yang berada dalam ruang tengah tanpa berbicara sedikitpun. Jungkook tersenyum tipis ketika mendengar tawa Yoorin yang disebabkan oleh Taehyung yang menggelitik wanita itu.
"Jangan lakukan lagi Tae.., kau membuatku terkejut."
Taehyung terkekeh. "Biar saja. Kau sangat cantik kalau terkejut seperti itu."
Yoorin berdecak. "Bagaimana bisa kau menghancurkan dapur seperti ini?," dia mengambil setumpuk piring disamping kanan, "jangan pernah bermain dengan area dapur lagi. Sama sekali. Kau bisa menghancurkannya."Taehyung berkacak pinggang. Sapu yang tadinya berada ditangannya diletakkan disudut meja. "Baiklah nyonya Kim.., dapur kekuasaanmu dan ranjang kekuasaanku."
"Tae! " Mata Yoorin melebar sempurna. "Ada mereka disini. " Kode Yoorin dengan mengarahkan dagu pada Jungkook dan Jimin diruang tengah.
"Tidak apa-apa sayang..., mereka sudah dewasa." Taehyung mengedipkan sebelah matanya, nakal sekali.
Yoorin menggelengkan kepala. Taehyung sempurna. Kata yang paling tepat menggambarkan pria itu saat ini. Rambut messy hair yang sedikit panjang, kaos hitam lengan pendek yang dimasukkan kedalam celana senada dengan lengan baju yang digulung, serta wajah tampan dipagi hari tanpa menggunakan pemoles wajah apapun menggambarkan Taehyung lelaki idaman semua orang. Sempurna.
Orang lain bahkan rela melakukan apapun untuk merebut posisi Yoorin, tunangan seorang Kim Taehyung. Pewaris tunggal atau lebih tepatnya pangeran dalam negeri nyata.
Jungkook tiba-tiba saja berdiri dari duduknya mendapat atensi dari semua orang, "maaf hyung.., aku harus pulang. Ryujin ada dirumah, ibu menyuruhku untuk segera kembali."
Pria itu menatap tanpa berkedip kearah Yoorin, padahal perkataan jelas tidak untuk wanita itu.
Taehyung mengangguk. Menyadari tatapan Jungkook, pria itu kemudian berdehem mengalihkan perhatian, berjalan mendekati Yoorin merengkuh pinggang kecil wanita itu.
"Tidak apa-apa, sekalian bawa Jimin. Aku ingin menikmati waktuku berdua dengan Yoorin dihari ulang tahunku." Lanjut Taehyung dan diakhiri satu kecupan singkat pada pipi Yoorin di depan kedua temannya. Jelas sekali ingin mengutarakan posisinya secara tidak langsung.
Jungkook mengalihkan pandangan. Tersenyum tipis. Sangat tipis hingga tidak terlihat.
"Hm. Kalau begitu aku permisi hyung." Jungkok melangkah pergi meninggalkan Jimin yang berlari mengejarnya.
"Kau meninggalkanku? " Protes Jimin sembari memakai jacket hitam miliknya.
Jungkook bungkam tidak menjawab dan terus melangkahkan kakinya. Perasaannya kacau. Hatinya kehilangan arah.
"Ada yang salah? " Tanya Jimin menyelidiki.
Masih diam. Pertanyaannya dianggap angin berlalu.
"Taehyung beruntung yah? " Jimin menjejalkan kedua tangan kedalam saku celana. Kedua pria itu berjalan berdampingan disepanjang lorong menuju parkiran. "Yoorin...,"
Mendadak Jimin mendapat perhatian Jungkook setelah mendengar nama itu disebutkan. "Gadis itu banyak mengubah Taehyung," Jimin tersenyum ringan, "sebelumnya, Taehyung bahkan tidak ingin mengenal dunia. Dulu, dia hanya ingin bercerita denganku. Aku khawatir dengan keadaannya, dia selalu dikunjungi oleh dokter psikiater setiap harinya hingga ibu Taehyung selalu menangis melihat keadaan anaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HIDDEN LOVE (JJK)
FanficTEMAN? kata yang selalu aku jadikan sebagai alasan menyembunyikan perasaanku. Dia terlalu jauh. Dia bintang yang terlalu bersinar yang mungkin tidak akan bisa kuraih sampai kapanpun. Jeon Jungkook..My Hidden Love -Choi Yoorin