TEMAN?
kata yang selalu aku jadikan sebagai alasan menyembunyikan perasaanku. Dia terlalu jauh. Dia bintang yang terlalu bersinar yang mungkin tidak akan bisa kuraih sampai kapanpun. Jeon Jungkook..My Hidden Love
-Choi Yoorin
Siapkan hati, ingat. Ini tidak mengandung bawang 😘
Kasih cinta penuh untuk Daddy...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kita mulai?
Kalai gitu ayo bakar MHL dong 🔥🔥🔥🔥
Sayang kalian 😘😘😘
_
_
_
_
Luka yang paling menyakitkan adalah ketika orang yang tidak pernah terpikir membuat luka ternyata melukai.
Yoorin langsung memasuki restoran menutup pintu dan mengabaikan Jungkook yang terus berteriak memanggilnya sembari mengetuk pintu berkali-kali.
"Yoorin! Dengarkan aku! Kau harus mendengarkanku!"
Jungkook terus berteriak. Dia juga menangis. Mereka sama-sama terluka.
"Ini tidak adil! Aku ingin menemui putraku! Biarkan dia tahu bahwa aku adalah ayahnya. Orang yang pertama kali menggendong dan menyentuhnya! Yoorin!"
Yoorin menangis. Dia menutup mulutnya menahan isakan saat mendengar suara Jungkook. Dadanya sakit, berulang kali Yoorin memukul-mukul dadanya agar sesak segera berkurang. Tetapi yang dirasakan malah sebaliknya, semakin lama maka akan semakin sesak.
"Kau yang menyuruhku pergi! Yoorin! Kau yang mengusirku! Ini tidak adil!"
Jungkook semakin memukul pintu lebih keras. Dia tidak perduli dengan tatapan orang yang berlalu lalang, tidak mementingkan jika dirinya dianggap mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar. Pikirannya hanya satu. Dia ingin Yeonjin dan Yoorin.
"Jangan pisahkan aku dari putraku! Aku berhak atas dirinya, kau dengar?! Yeon adalah putraku, milikku! Sampai kapanpun kau tidak bisa mengubah itu?!"
"Papa..."
Jungkook tersentak. Dia berbalik dan menemukan Jimin dan Yeonjin yang berada dibelakangnya. Semuanya terkejut, terlebih Yeon yang tiba-tiba saja merangkul leher Jimin dan tatapannya yang begitu sendu pada Jungkook.
"Paman itu bilang apa, dia bohong kan?"
Jimin diam. Dia tidak bisa menjawab apapun. Yeon menatap Jimin. "Papa... katakan sesuatu. Paman itu bohong."
"Yeon..." suara Jimin bergetar.
Yeonjin menggeleng, "tidak. Yeon tidak ingin dengar apapun. Papa bohong, dia bohong. Mommy!"
