Eps.1

4.8K 312 21
                                    


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hanyeon pov.

Hari ini aku sangat senang, sebentar lagi, aku akan mendapatkan pekerjaan, berkurang sudah bebanku. Saking senangnya, aku menendang-nendang batu.

Saat aku sudah sampai dirumah, aku membuka pintu "Aku pulang!" Aku melepas sepatuku, dan ku letakkan di rak. "Eonnie, kau kemana saja?" tiba-tiba muncul Wonyoung "Jeongwoo kelaparan, aku juga" ternyata mereka berdua sudah pulang. Aku lupa belum memasak, "Ya Ampun, aku lupa, belum memasak!" Aku menepuk jidatku "Kau dan Jeongwoo tunggulah di ruang makan" aku segera menuju ke dapur.

Aku membuka lemari es untuk melihat apa saja yang bisa aku masak. Tapi tidak ada apa-apa, hanya ada botol berisi air, dan cemilan. Ya Ampun, aku lupa belanja, huufftt bagaimana ini?

Tiba-tiba bel rumah terdengar, aku segera berjalan menuju pintu untuk melihat siapa tamu yang akan kuterima.

Saat ku buka pintu, terlihatlah seorang pria membawa sebuah kotak agak besar, aku tidak mengenalnya. Dia tersenyum padaku, dia mengenakan seragam sepertinya dari sebuah restoran. "Apakah ini benar dengan Ny. Park Hanyeon?" Aku menjawab "Iya, benar. Ada apa?" Pria itu menyerahkan kotak tersebut kepadaku "Ini adalah pesanan dari Tn. Huang Renjun, untuk anda" Ya ampun, Renjun memang benar mengerti aku. Bagaimana dia tahu jika dirumah tidak ada makanan? "Baiklah Nyonya, saya izin pamit" dia membungkuk, lalu aku membalasnya. Saat punggung si pengantar itu menghilang dari hadapanku, aku langsung masuk rumah, dan memberikan kotak itu kepada dua adikku.

"Apa ini nunna?" Tanya Jeongwoo sambil melihat ke kotak yang baru saja kutaruh. Sementara Wonyoung langsung membukanya "Wah, bulgogi!" Aku melihat kedalam kotak itu, memang benar ada 4 bungkus makanan, bau nya memang bulgogi. Namun yang menarik perhatianku adalah sebuah kertas yang ada di dalam kotak itu, aku mengambilnya. Kulihat itu tulisan tangan Renjun

Teruntuk Hanyeon, aku memesankanmu bulgogi, makanlah bersama ketiga adikmu. Jangan lupa makan, karena tidak ada bidadari yang jatuh sakit
-Hwang Renjun-

Tiba-tiba bibirku terangkat membentuk senyuman. Sudah berapa kali pria itu membuatku salah tingkah. Aku benar-benar jatuh cinta padanya.

Aku melihat dua adikku memakan bulgogi dengan lahap. Lalu aku mengambil sebungkus dari dalam kotak dan memakannya.

Hanyeon pov. ended
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam harinya, Hanyeon menyiapkan mental untuk wawancara besok. Dia berdiri di depan cermin di kamar nya. Dia masih memikirkan nasib dia dan ketiga adiknya. Menafkahi mereka, merupakan hal yang sulit baginya. Membiayai sekolah Jisung, Wonyoung, dan Jeongwoo, belum lagi membiayai rumah sakit untuk Jeongwoo. Jeongwoo lah yang selalu dipikirkan oleh Hanyeon. Dia memikirkan kesehatan adiknya. Jeongwoo mengidap penyakit leukimia. Itu membuatnya khawatir, "Ya Ampun... Apa yang harus aku lakukan? Eotteohge?" Dia menunduk, dia lelah, lalu dia pergi ke ranjangnya dan tidur.

Pagi harinya, dia melakukan hal yang sama, dia berdiri di depan cermin. Melihat penampilannya, merapikan bajunya, lalu dia menatap ke bayangan wajahnya "Apakah aku harus melepas ikatan rambutku?" Tanyanya pada diri sendiri, lalu dia menggeleng "Tidak, itu hanya akan membuatku teringat pada ibu" Hanyeon memang selalu menguncir rambutnya selepas ibu nya meninggal. Karena jika dia menguraikan rambutnya, wajahnya sangat mirip dengan ibunya, dan itu membuat hatinya terluka.

Setelah selesai merapikan diri, dia keluar kamar, dan membuatkan sarapan untuk ketiga adiknya. Dia menuju ruang makan, ternyata disana sudah ada Jisung yang sedang asik dengan ponselnya.

Hanyeon mengeluarkan roti tawar yang dia simpan di kulkas, dan mengeluarkan selai kacang. "Jisung-ah, letakkan ponselmu, dan sarapan lah" sementara Jisung hanya menjawab "Hmmm" lalu Jeongwoo dan Wonyoung datang "Yak, kalian berdua sarapan lah, aku harus segera pergi" kata Hanyeon.

"Mau kemana kau?" Tanya Jisung pada Hanyeon.
"Aku ada wawancara dengan direktur perusahaan" jawab Hanyeon singkat dan bergegas keluar rumah.

Hanyeon agak mempercepat langkahnya ke kantor. Langkah demi langkah, dia akhirnya sampai di kantor. Dia menatap jam tangannya, pukul 07:58 untung saja belum terlambat.

Dia menuju ke resepsionis, "Annyeong, maaf dimana kah ruang Tn. Direktur?" Tanya Hanyeon pada seorang resepsionis, lalu sang resepsionis menjawab, ada di lantai paling atas. "Terimakasih" kata Hanyeon, lalu dia menuju lift, untuk menuju ke lantai paling atas. Dia memencet tombol, beberapa saat kemudian, pintu terbuka, dia masuk lalu memencet tombol angka 5, lantai paling atas.

Saat pintu lift terbuka, Hanyeon keluar, jantungnya berdebar, dia berjalan menuju ke ruang yang di pintunya bertuliskan 'Direktur'. Dia membuka pintu itu, terlihatlah sang direktur yang sedang duduk dikursi besarnya, namun membelakanginya. Dia melihat nama sang Direktur yang tertera di atas meja nama sang direktur adalah Lee Taeyong. "Annyeong, apakah ini ruang direktur?" Lalu sang direktur menjawab "Ya, benar. Ada apa?" Suaranya agak serak dan berat "Saya adalah Park Hanyeon, yang kemarin melamar kerja sebagai sekertaris anda" lalu sang direktur berkata "masuklah" Hanyeon masuk keruang tersebut. Saat itu juga, sang direktur membalikkan kursinya, terlihatlah seorang pria berambut merah, berjas coklat, telinganya ditindik, yang sedang memperhatikan bola kecil yang ada ditangannya.

 Saat itu juga, sang direktur membalikkan kursinya, terlihatlah seorang pria berambut merah, berjas coklat, telinganya ditindik, yang sedang memperhatikan bola kecil yang ada ditangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, kaulah Park Hanyeon?"
kata pria itu sambil melirik dingin ke arah Hanyeon.

~Bersambung~
===========================
Maaf yaa klo aku lma update ny, soalny aku juga masih mikir kelanjutanny gmn:v maaf jg klo critany kurg baperin:" ga kayak kemarin:" (padahal yg kmrin aj aku gtw itu klian baper ap ngga:v)
Yaudah, yaa... See you next time 🙌

Salam dari istri sah Huang Renjun 🌹
===========================

Boss In Love | Taeyong fanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang