Eps. 15

1.9K 125 56
                                    








Jantung Hanyeon terasa berhenti. Dia menatap direkturnya dengan tatapan yang terkejut. Matanya agak melebar saat direkturnya mengatakan hal tersebut.

Bagaimana bisa? Tiba-tiba saja direkturnya, yang baru ia kenal seminggu langsung mengajaknya menikah? Apakah Direkturnya ini sudah gila?Ataukah dia gegar otak akibat babak belur kemarin?

Tidak. Hanyeon tidak melihat ada luka yang serius. Dia hanya melihat wajah tampan Taeyong yang bonyok dan membiru.

Taeyong menyadari bahwa Hanyeon heran dan terkejut. Tebakannya benar, Hanyeon pasti akan terkejut.

"Tenang, ini hanya berpura-pura." jelas Taeyong. Hanyeon sedikit lega mendengarnya. Untunglah direkturnya ini masih memiliki akal sehat. Tetapi Hanyeon masih tak mengerti maksudnya. Berpura-pura? Apa maksudnya?

"Maaf saya tidak mengerti," -Hanyeon.

"Maksudku, aku memerlukan bantuanmu. Samchonku memintaku untuk cepat-cepat mencari pasangan. Kau ingat Wapresdir Park Jungsoo? Dia adalah samchonku," -Taeyong.

Hanyeon mengingat-ingat. Nah, dia ingat dengan namja yang memperhatikannya tempo hari. Namja paruh baya yang memperhatikannya secara blak-blakan. Yang ternyata adalah paman Taeyong. Hanyeon pun mengangguk, dia ingat dengan Park Jungsoo.

"Dia saat itu memperhatikanmu bukan? Dia bilang kau adalah tipikal menantu yang di idamkan samchon dan appaku. Maka dari itu, aku meminta bantuanmu. Ini hanya untuk menyenangkan mereka," -Taeyong.

Yah, Hanyeon agak pusing sekarang. Kemarin Renjun memintanya untuk tetap melanjutkan hubungan ini sampai ke jenjang yang lebih serius. Sekarang Taeyong malah akan melamarnya. Meskipun berpura-pura.

"Tolong, bantu aku. Jika kau tidak membantuku, aku tidak mendapatkan kepercayaan dari samchon dan appaku," tatapan Taeyong seperti memohon. Ini baru pertama kali Taeyong terlihat seperti ini. Membuat yeoja itu tak nyaman.

"B-baiklah, saya akan membantu anda," Hanyeon akhirnya mengiyakan permintaan direkturnya tersebut. Meski dia juga ragu, akankah cara ini berhasil untuknya dan Lee Taeyong. Tetapi cara ini patut dicoba.

"Baiklah, kamsahamnida Park Hanyeon-ssi," Taeyong tersenyum. Kali ini senyuman tulus, jarang terulas dari wajah tampan itu, bahkan hampir tidak pernah. Membuat hati Hanyeon bergetar.

Tidak Hanyeon, ingatlah Renjun. Kalian akan segera menjalani hubungan yang lebih serius.

"Apa saja jadwalku hari ini?" -Taeyong.

"Kemungkinan hari ini anda lebih senggang. Karena belum ada klien yang meminta bertemu," -Hanyeon.

Taeyong mengangguk paham. Dia diam sebentar, tampak seperti berpikir. Lalu membuka suara lagi.

"Bagaimana jika kita pergi hari ini?" -Taeyong.

Hanyeon terkejut dengan tawaran Taeyong. Lebih seperti 'Bagaimana jika kita kencan hari ini?'

"P-pergi? Kemana?" -Hanyeon.

"Menemui Presdir," -Taeyong.

"Presdir? Apa keperluan kita kali ini penting?" -Hanyeon.

Taeyong mengangguk singkat. "Kau hanya perlu persiapkan dirimu saja,"

Persiapkan diri? Bertemu dengan Presdir? Oh sial! Kenapa dia harus bertemu dengan presdir? Sedangkan jabatannya disini hanyalah seorang sekertaris. Untuk apa dia bertemu dengan presdir? Membuat Hanyeon jantungan saja.

"B-baik tuan,"

****

"Oppa, kenapa kau tiba-tiba menjemputku? Ini masih pagi, aku masih harus bekerja," yeoja itu terus merengek pada tunangannya.

Boss In Love | Taeyong fanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang