Eps. 25

1.1K 120 20
                                    

AAAKK MAKASIH KMRIN UDH BYK YANG KOMEN:") AKU SUKAK BATT... JADI SMUNGUT AKU:"))

~Happy Reading~

Setelah perbincangan ringan antara Renjun dan Taeyong, pria bermarga Lee itu pamit pulang. Jujur, dia tak kuasa melihat dua kekasih itu.

Hatinya sakit.

"Terima kasih sudah datang ke rumah saya, Direktur Lee." ujar Hanyeon sopan. Disampingnya ada Renjun yang merengkuh Hanyeon dengan mesra.

Ada rasa panas didalam diri Taeyong saat melihatnya. "Yah, tidak masalah. Baiklah, aku pamit." Dan akhirnya pria bermarga Lee pun meninggalkan rumah keluarga Park.

Hanyeon menatap kepergian pria itu dengan perasaan gundah. Entah kenapa dia merasa aneh. Dia tak tahu apa yang dia rasakan sekarang.

"Sayang, aku juga harus pulang sekarang, ini sudah malam."

Hanyeon menoleh, di dapatinya tunangannya yang ikut pamit. Dia mengangguki perkataan calon suaminya itu.

Renjun mendaratkan ciuman lembut di pucuk kepala gadisnya. "Malam, Tuan Putri. Jaljayo," ujarnya yang dibalas senyuman oleh gadis Park.

Lalu Renjun pergi meninggalkan rumah keluarga Park. Hanyeon menghela nafasnya. Dia bimbang sekarang. Dan merasa aneh dengan dirinya sendiri.

"Huufft... Ada apa sebenarnya denganku?" monolognya. Lalu pergi masuk ke dalam rumah.

"Noona, ayo buka kadonya." Jeongwoo berlari pada kakak tertuanya sembari membawa kado dari Doyoung saat Hanyeon memasuki ruang tengah, dimana semua adiknya berkumpul.

Gadis itu tersenyum, dia mengusap kepala adik bungsunya lembut. "Besok saja, ya. Noona lelah, ingin tidur. Tidak apa kan?"

Jeongwoo mengulum bibirnya sedih, lalu dia mengangguk. "Baiklah. Tidur yang nyenyak, Noona." Jeongwoo memeluk tubuh mungil kakaknya.

Entah dua adik tertuanya itu menyadari atau tidak, tapi dari sorot mata si sulung, terlihat jelas bahwa dia sedang gundah. Wonyoung menyadari itu.

Dan akhirnya si sulung pergi ke kamarnya. Wonyoung mengikuti kakak perempuannya itu.

Sesaat setelah Hanyeon masuk, Wonyoung mengetuk pintu kamar kakaknya. "Eonnie, aku masuk." izinnya sebelum masuk.

Dan putri ketiga Park pun masuk. Dilihatnya sang kakak tengah duduk di tepi ranjang dengan wajah gelisahnya. "Ada apa?" tanya si pemilik kamar.

Wonyoung mengambil duduk di samping kakaknya. "Eonnie, aku tahu kau sedang gundah. Apakah kau mau menceritakannya?"

Hanyeon diam menatap adiknya. Lalu dia menghela nafas samar, dan menggeleng. "Aku tidak apa. Kenapa kau mengira aku gundah?" tanyanya dengan tawa yang terlihat sekali dipaksa.

"Jangan bohong padaku, Eonnie. Aku mengenalmu empat belas tahun lamanya. Aku tau kau sedang berbohong. Hidungmu saja memerah." ujar Wonyoung sembari menunjuk pucuk hidung Hanyeon yang memerah. Tanda dia berbohong.

Baiklah, Hanyeon tidak bisa lagi mengelak dari adik perempuannya. Hanyeon mengumpulkan seluruh kekuatannya, lalu mulai mengatakan yang sesungguhnya.

"Kau tahu, aku akan bertunangan dengan Renjun kan?"

Wonyoung mengangguk.

"Tapi... Beberapa hari ini aku merasakan hal lain saat bersama Renjun. Aku tidak tahu apa, tapi aku tidak pernah lagi merasakan rasa nyaman itu pada Renjun. Aku, aku malah merasakannya pada orang lain." jelas si sulung.

"Memangnya siapa orang itu?" tanya Wonyoung penasaran.

Hanyeon diam sebentar, dia ragu ingin memberitahu adiknya. Wonyoung mengerti tatapan dari kakaknya itu. "Tenanglah, aku akan tutup mulut masalah ini."

Boss In Love | Taeyong fanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang