Eps. 12

2.1K 153 27
                                    









"Parasmu, adalah arti dari keindahan" lanjutnya, dengan pandangan kedepan. Ku pandangi rambut pink kemerahannya. Tunggu, aku baru sadar jika Doyoung mewarnai rambutnya? Menjadi pink kemerahan seperti ini.

Sangat mencolok dimataku. Ah, kembali ke perkataan Doyoung tadi. Aku hanya diam tak berkutik. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Jujur, aku tersipu dengan perkataan Doyoung tersebut. Dan yah, sekarang kami hanya diam saja.

"Doyoung-ah, kau mewarnai rambutmu?" Aku memecah keheningan, dan mengalihkan topik. Aku tidak nyaman dengan situasi tadi.

"Ne, apakah tak cocok untukku?" Dia melangkahkan kakinya lagi.

"Anniya, aku suka warnanya" kulihat rambut pink kemerahan itu. Dan secara tak sadar tangan kananku bergerak memainkan rambut namja ini.

"Syukurlah kau suka" ujarnya dengan tawaan kecil. "Yak, lihatlah langit" Doyoung mendongakkan kepalanya, lalu aku ikut mendongak, melihat langit yang penuh bintang bertaburan.

"Indah sekali," sekali lagi, aku takjub dengan pemandangan itu.

Entah kenapa, aku ingat dongeng ibu dulu. Dongeng tentang dua orang kekasih, yang mengikat janji dibawah bintang, dan diantara pohon sakura. Dongeng yang masih kuingat sampai kini, membuatku tersenyum.

"Aku ingat dongeng dari ibuku," namja ini berujar lagi. "Tentang dua orang kekasih, yang mengikat janji dibawah bintang, dan diantara pohon sakura," lanjutnya, dan perkataan itu membuatku sedikit terkejut.

Pasalnya aku juga mengingat hal yang sama. "Ibuku bilang, ada seorang namja yang jatuh cinta kepada putri laut. Dan putri laut juga jatuh cinta padanya," Doyoung bercerita sambil berjalan pelan.

"Disuatu malam, mereka memadu kasih. Bertemu di tepi pantai, saling merindu karena sudah lama tak jumpa. Namun seseorang yang kejam, melihat mereka berdua dan menculik sang putri laut. Hendak menjualnya ke kota." Doyoung masih sibuk bercerita, hingga aku pun menyandarkan daguku ke bahu namja yang menggendongku ini.

"Dengan penuh amarah, si namja mengikuti si penculik sampai ke kota. Dia ingin mengambil sang pujaan hati kembali. Dan saat si penculik sedang lengah, diam-diam si namja mengambil putri laut. Lalu menggendongnya dan pergi ke pantai, menyelamatkan pujaan hatinya dari kekejaman manusia. Mereka melewati jalanan yang penuh dengan pohon sakura, dan langit bertabur bintang. Seperti sekarang" Doyoung melihat keatas lagi, melihat ke bintang.

"Lalu disana, mereka berucap janji," dia menengok ke kiri, dimana wajahku berada. Wajah kami begitu dekat, bahkan pucuk hidung kami bersentuhan. Dia menghentikan langkahnya. "Jika aku merindukanmu, maka akan kukatakan pada bintang bahwa aku rindu belahan jiwaku," ujarku dan Doyoung bersamaan. Dia kembali menoleh ke depan.

Lalu kami berdua tertawa kecil. "Kau sudah tau rupanya," namja itu melangkahkan kakinya lagi. "Ne. Lalu saat mereka sudah sampai di pantai, mereka berpisah. Dan memutuskan untuk tak lagi bertemu demi keamanan putri laut. Dan sebelum mereka berpisah, si namja dan putri laut berciuman untuk pertama kalinya. Lalu berpisah untuk selamanya" aku melanjutkan dongeng Doyoung.

Dan direspon tawaan kecil oleh Doyoung. "Apakah ibumu juga menceritakan ini padamu?"-Doyoung

"Ne, saat aku bermimpi buruk, dan tak bisa tidur lagi. Aku datang pada orang tuaku, lalu ibuku mendongengiku cerita tersebut" aku ingat kejadian itu. Sungguh ingat.

"Ibumu, pasti orang yang lemah lembut"-Doyoung

"Ne, aku suka cara dia membelai rambutku, menyisir rambutku, memelukku, mencium keningku saat akan tidur, menyisir rambutku, semua aku suka" entah kenapa hanya menceritakan ini aku merasa sangat bahagia. Dan, aku juga merindukan ibu.

Boss In Love | Taeyong fanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang