Eps.3

3.2K 239 4
                                    





Renjun mengeluarkan finger love dari kotak itu. Hanyeon agak terkejut sekaligus tersipu karena tindakan manis Renjun "Injunnie" jawabnya sambil menutupi wajahnya yang merah. Renjun terkekeh lalu dia mengacak-acak gemas rambut gadisnya. "Kau tahu? Apa maksud dari yang kulakukan tadi?" Hanyeon mengerutkan dahinya "Mungkin, maksudmu adalah cintamu sebesar kotak ini?" jawab Hanyeon sambil menunjuk kotak.

"Anniya~ kau tidak tahu mengapa aku memberi ini?" Hanyeon menggeleng "Aku memberi ini agar kau tahu, semua yang kuberikan padamu bukan hanya ada materi saja, melainkan cintaku kepadamu juga. Aku memberinya karena cinta, jadi kau menerimanya juga dengan cinta" kata Renjun sambil tersenyum manis

Hanyeon tersentuh mendengar kata-kata Renjun. "Injunnie.." Hanyeon langsung memeluk erat Renjun. Renjun pun membalas pelukan gadisnya itu, dia juga mencium pucuk kepala gadisnya. "Terima kasih atas semuanya... Terutama terima kasih atas cintamu" Hanyeon menyandarkan kepalanya di dada Renjun.

"Justru aku yang berterima kasih padamu, karena kau telah memilihku, permaisuriku" ujar Renjun, Hanyeon tersenyum manis.

Lalu mereka melepas pelukan mereka "Oh iya, kau menungguku disini sejak kapan?" tanya Hanyeon "Sejak pukul Sembilan tadi" jawab Renjun. Hanyeon terkejut mendengar hal itu, bagaimana bisa? Renjun menunggunya selama 8 jam? "Ommo! Kau gila ya? Bagaimana bisa kau menungguku selama lima jam lebih? Kau tidak pingsan kan? Apakah kau pusing sekarang? Kau pasti haus?" Hanyeon khawatir terhadap keadaan Renjun. Renjun terkekeh mendengar karena setiap Hanyeon khawatir dia pasti mengoceh tidak ada hentinya. Itu salah satu hal yang membuat Renjun tertarik pada Hanyeon.

"Aku tidak pingsan,lapar,ataupun haus sayang." Renjun membelai rambut Hanyeon "Kau tahu? Aku melakukan itu hanya demi ratu penguasa hatiku" kata Renjun sambil memegangi kedua pipi Hanyeon. Hanyeon blushing lagi, dia tidak bisa berkata-kata. Hanyeon baru sadar, jika sedari tadi banyak pasang mata yang melihat mereka "Injunnie, sudahlah... Ayo kita pergi, aku sudah lapar" kata Hanyeon. "Kau lapar? Baiklah kita akan pergi ke restoran tempat kita pertama kali kencan dulu" mereka pun bergegas pergi, namun Hanyeon tiba-tiba pusing, dia hampir pingsan.

"Gwaenchanayo? Hanyeon?" Renjun memegangi pipi kanan Hanyeon "Ne" jawab Hanyeon singkat, Hanyeon menyandarkan kepalanya di dada Renjun. "Wajahmu pucat" tanpa basa basi Renjun menggendong Hanyeon dipunggungnya. Hanyeon merasa tubuhnya agak lemas, dia baru ingat jika dia tadi pagi tidak sarapan dan karena Direktur sialan itu juga dia tidak makan siang.
****

Renjun memberikan burger dan air mineral pada Hanyeon yang tengah duduk di kursi dekat danau. "Makanlah" kata Renjun "Ne, gomawo" Hanyeon menerima burger dan air mineral itu, lalu dia memakannya dengan lahap.

"Apakah kau belum makan?" tanya Renjun, dia melihat Hanyeon makan selahap itu "Ne, dari tadi pagi aku tidak sarapan dan tadi waktu makan siangku juga diambil oleh Direktur" kata Hanyeon. "Apa? Jadi kau tidak makan siang karena Direkturmu?"nada bicara Renjun mulai meninggi, Renjun mengepalkan tangannya. Dia tidak suka jika ada yang menyakiti Hanyeon. Hanyeon lupa, dia seharusnya tidak memberi tahu Renjun tentang hal ini, karena Renjun pasti akan marah besar.

"Injunnie, sudahlah, ini juga salahku, seharusnya aku menyempatkan sarapan juga. Lagipula jika kau menemui Pak Direktur, aku takut masalah ini jadi membesar" ujar Hanyeon.

Renjun menghela nafasnya "Tapi, masalah ini memang besar sayang. Kesehatanmu lebih penting, ingat itu" Renjun menatap Hanyeon begitu lekat.

"Aku tahu itu, tapi aku tidak mau masalah sepele ini menjadi besar, Renjun. Aku tidak mau kehilangan pekerjaanku. Kau tahu aku harus membiayai ketiga adikku, terutama Jeongwoo" Hanyeon menggenggam erat tangan Renjun, matanya berkaca-kaca.

Jika Hanyeon sudah berkaca-kaca seperti ini, Renjun tidak bisa menentang lagi. Dia akhirnya mengalah "Baiklah, aku tidak akan menemui Direkturmu" Kata Renjun dengan senyuman manisnya. Hanyeon membalas senyuman Renjun, "Sudahlah jangan menangis. Tangisanmu itu kelemahanku" Renjun membelai lembut rambut Hanyeon. Hanyeon mengucek matanya agar air mata yang terbendung tadi hilang. Lalu Renjun mencium lembut kening Hanyeon.

"Cepat habiskan makanmu, lalu kita pulang" ujar Renjun. Hanyeon pun melanjutkan makannya.
****

Hanyeon dan Renjun telah sampai di depan rumah Hanyeon. "Terima kasih kau telah mengantarku Renjun" Hanyeon tersenyum pada Renjun.

"Sama-sama tuan putri" Renjun membungkukkan badannya. Hanyeon terkekeh melihat sikap Renjun yang begitu manis padanya. "Masuklah ke dalam, lalu istirahat. Tidur yang nyenyak" ujar Renjun. Hanyeon mengangguk lalu dia hendak masuk ke dalam, namun di cegah oleh Renjun.

"Tunggu, coba lihat sepatumu. Talinya lepas" Renjun menunjuk sepatu Hanyeon. Hanyeon menunduk, melihat sepatunya. Hanyeon lupa jika seharian ini dia memakai sepatu flat, bukan sepatu cats "Sepatuku kan tidak.." tiba-tiba Renjun mencium pucuk kepala Hanyeon.

Wajah Hanyeon pasti sudah merah, Hanyeon tidak bisa berkata apa-apa. Lalu Renjun memegangi kedua pipi dan mendongakkan kepala Hanyeon agar Hanyeon menatapnya. "Istirahatlah, tidur yang nyenyak sayang. Saranghae" lalu Renjun mencium kening Hanyeon. "Selamat malam tuan putri" lalu pria itu mencium tangan kanan Hanyeon.

"Aku pulang dulu" Renjun melambaikan tangannya, lalu dia berbalik dan berjalan pulang. Hanyeon masih mematung, dia melihat punggung Renjun yang semakin menjauh dari pandangannya. Lalu tiba-tiba Hanyeon tersenyum dan dia menutupi wajahnya. Hanyeon berteriak dalam hatinya. "Nado Saranghaeyo Huang Renjun" batinnya.

"Noona?" Jisung memanggil Hanyeon. Hanyeon pun berusaha setenang mungkin, lalu dia membalikkan badannya.

"Kau sudah pulang?" tanya Jisung "Ne, kau mau kemana?" tanya Hanyeon pada adik laki-lakinya itu. "Aku tadi mau mencarimu, tapi karena kau sudah pulang yasudah" kata Jisung "Oh" jawab Hanyeon singkat. Lalu mereka berdua masuk ke rumah.
****
Sesaat sesudah meeting
Taeyong pov.

Akhirnya meeting selesai, semua orang keluar dari ruangan untuk pulang begitu pula denganku. Kulihat gadis itu kelelahan, dia tadi terlihat begitu kewalahan. Kumaklumi dia karena ini hari pertamanya.

Aku melihatnya berjalan bersama Kim Jisoo, mereka terlihat begitu akrab. Ah sudahlah, aku tidak mau memikirkan gadis polos itu. Aku pun masuk ke lift dan turun ke tempat parkir. Aku berjalan ke mobilku dan masuk ke dalamnya.

Lalu aku keluar dari tempat parkir untuk pulang. Saat aku hendak pulang, aku melihat gadis itu lagi. Dia bersama seorang pria, mereka mesra sekali. Bahkan sampai mereka tidak sadar jika mereka sedang bermesraan di tempat umum. "Cuih" aku melihat mereka berpelukan. Aku ingat kejadian saat aku mendekatinya tadi. Kejadian itu hampir membuatku tertawa. Sungguh ekspresi gadis itu sangat lucu saat kudekati. Aku teringat bau parfumnya, yang seperti bau parfum ibuku. Dan rambutnya yang sangat harum. "Dasar gadis polos" kataku.

"Drttt... Drtt..." Hpku bergetar, ada yang mengirimkan pesan padaku. Aku pun meraih Hp ku yang kuletakkan di kursi sampingku. Kulihat ada 2 pesan dari orang yang berbeda.

Rose
Oppa, datanglah ke tempat seperti biasanya. Aku dan Jaehyun akan menunggumu.

Itu pesan pertama, dari Rose. Seorang wanita cantik yang menarik perhatianku beberapa hari yang lalu. Lalu aku melihat pesan ke dua.

Jung Jaehyun
Datanglah kemari, ditempat seperti biasa, aku dan Rose menunggumu.

Aku langsung menghidupkan mesin mobil, lalu kulajukan mobilku ke tempat yang dimaksud oleh Rose dan Jaehyun.

Bersambung

Boss In Love | Taeyong fanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang