Fifteen

1.1K 146 4
                                    

Ryujin tidak tenang ketika dirinya tau kalau sekarang adalah pembagian nilai matematika, walau dia pandai tidak menutup kemungkinan dirinya mendapat nilai rendah.

"Ryujin!"

Sapa Hyunjin ketika dirinya sedang berdoa supaya mendapat nilai yang memuaskan, Ryujin menolehkan kepala melihat cowok itu tersenyum memamerkan kertas hasil ujian matematika nya.

"Lo dapet berapa?"

"Lo sendiri berapa?"

Tanya Hyunjin kepada Ryujin yang nampak ingin tahu nilainya, buktinya sekarang Ryujin berusaha merebut kertas ujian milik Hyunjin.

"Ga mau, lo dulu!"

Ryujin rasanya ingin menangis karena ternyata Hyunjin mendapat nilai yang sangat tinggi, wajahnya lesu ketika dirinya mendapati angka seratus pada kertas Hyunjin.

"Lah lo kenapa?"

Cewek itu menggeleng, mood nya sudah jelek dicampur gelisah karena dirinya belum juga mendapat kabar tentang nilainya.

"Nilai gue belum dibagi, tapi waktu liat nilai lo segitu gue lemes aja"

"Lo kan yang ngajarin gue, otomatis nilai lo juga bagus"

Ryujin melotot, ngajarin apanya malah Hyunjin ini yang ngebuat cewek itu membuang waktu berharganya dengan menonton dia dan Felix berdebat.

"Kapan gue ngajarin lo?"

"Seingat gue, lo ngajarin gue dimimpi"

Ryujin tentunya tidak tertipu, kemarin setelah ujian fisika berakhir dirinya bertemu lagi dengan Seungmin. Niatnya hanya mengobrol, namun nampaknya cowok itu menceritakan hal yang mustahil.

"Gue ga sepintar Hyunjin kali, by the way sama sama"

Jawab Seungmin santai, Ryujin yang sangat ingin tau sepintar apa Hyunjin itu akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada Seungmin.

"Dia itu pinter semua pelajaran terkecuali sejarah"

Seungmin tersenyum ketika mengingat sahabatnya itu keaulitan menghapal sejarah negaranya sendiri sampai frustasi seperti orang gila. Untuk menghapalkan kalimat per kalimatnya pun tidak bisa dengan duduk.

"Apalagi paling jago soal hitung menghitung kayak matematika"

Mendengar perkataan itu seakan aneh bagi Ryujin, malam itu benar benar dirinya menyaksikan Hyunjin merengek memintanya untuk diajari matematika.

"Gue jadi mau cerita sama lo"

Ucap Ryujin ragu ragu, ingin cerita tapi Seungmin bukan orang yang harus diberitahu masalah ini. Tidak penting juga, tapi yaudah lah.

"Kemarin malam sebelum ulangan matematika si Hyunjin ngerengek minta ke gue buat ngajarin dia"

Seungmin tertawa membuat Ryujin sedikit ngeri mendengarnya, cowok se-serius Seungmin aja bisa ketawa lepas bung. Sebenarnya ada apa?

"Kenapa ketawa?"

"Serius kaya gitu dia?"

Ryujin mengangguk angguk seperti orang yang tidak tau apa apa, Seungmin mencoba meredakan suara tawanya karena tidak enak dengan Ryujin.

"Aduh sorry banget ryu tapi ini lucu"

"Kenapa bisa lucu?"

Seungmin meraih botol minumnya, Ryujin memberi jeda kepada Seungmin setidaknya waktu untuk minum agar menetralkan suaranya yang serak akibat tertawa terlalu keras.

"Sekali lagi maaf ya"

Ryujin mengangguk, masih setia menunggu jawaban dari Seungmin yang mengenbalikan botol minumnya ke tas ransel miliknya.

"Artinya Hyunjin itu suka sama lo"

Awalnya cewek itu mengira Seungmin mungkin saja bercanda, walaupun wajahnya serius jaman sekarang mah anak remaja pada gemar yang namanya 'prank'.

"Gue serius, caranya masih sama kayak ngedeketin Chaeryeong dul-"

Pembicaraan Seungmin langsung terhenti ketika melihat sesosok Changbin muncul dengan tas yang dia gendong kepada salah satu lengan tangannya.

"Dek ayo pulang!"

Ryujin menganggukkan kepalanya menyusul kakaknya sekaligus menceritakan kejadian Hyunjin dengannya, kakaknya bahkan tertawa ketika tau adiknya disukai oleh Hyunjin.

"Halo Ryujin?"

Hyunjin menggerak gerakkan tangannya didepan mata Ryujin, berusaha menyadarkan cewek itu dari lamunannya yang panjang.

"Ah iya maaf"

Ryujin bangkit berencana kembali ke kelasnya, Hyunjin menghentikan langkah Ryujin ketika cewek itu sudah mendapari empat langkah.

"Gue yakin lo bisa bagus semangat!"

Setelah itu tangan Ryujin tidak lagi dipegang oleh Hyunjin, tanpa menoleh ke arah Hyunjin cewek itu berjalan menuju kelasnya.

"Jangan ganggu temen gue!"

Seru seseorang dibelakang Hyunjin, cewek itu nampak marah kepada Hyunjin. Sedangkan tatapan Hyunjin tiba tiba memelas ketika melihat cewek itu.

"Dia juga temen gue, please y-"

Sebelum Hyunjin melanjutkan kata katanya, bibirnya tiba tiba diam membeku. Hyunjin lemah, lrmah melihat adiknya Yeji yang sekarang sangat membencinya.






























.
.
.
Halo bro and sist! Don't forget to Vomment chapter terbaru saya!

Sudah lama tidak di publish karena tidak sempat, nge-draf di memo handphone udah hampir dari seminggu lalu tapi nggak aku publish.

Detik detik 3k readers :") aku terhura banyai yang suport ceritaku, terimakasih! Aku sayang kalean semwah :*

𝕌𝕟𝕕𝕖𝕣 × ℍ𝕪𝕦𝕟𝕛𝕚𝕟 𝕗𝕥 ℝ𝕪𝕦𝕛𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang