.
.
.
Sebelumnya aku ingin mengucapkan
Terimakasih!
3k readers, luv you guys muach :*
.
.
.Hyunjin khawatir, Felix baru aja bilang kalau mood Ryujin lagi jelek setelah tadi pagi bertemu dengannya. Tangannya melipat kertas kertas hasil ujian matematika yang tadi ia pamerkan kepada Ryujin.
"Hyunjin!"
Cowok itu tersadar ketika Gowon menegurnya untuk tidak melamun, walaupun didalam otaknya masih tidak paham kenapa Ryujin bisa begitu.
Tok tok tok
Seluruh penghuni kelas menoleh, ya walaupun tinggal setengah karena sisanya lagi asik membolos di kantin. Memanfaatkan waktu jamkos,
"Gowon!"
Ternyata Seungmin, Felix, sama Jisung lagi asik bertengger didepan pintu kelas. Gowon tersenyum ketika Seungmin ternyata beneran membelikannya roti selai kacang kesukaan dia.
"Makasih"
"Pacaran ae ni kutil kuda"
Sirik Jisung sambil nyolek nyolek dagunya Seungmin, kalo nyolek dagunya Gowon mah bisa dibawa langsung ke rumah sakit. Takut sama bentukan kayak Seungmin, sekali jotos kelar udah.
"Eh gue masuk dong won"
Ya walaupun sebelas duabelas sama anak kurang ajar, Jisung masih tau peraturan kelas. Tidak boleh masuk selain penghuni kelas, akan dikenakan denda bagi siapapun yang menlanggarnya kecuali ada izin dari ketua kelas.
"Masuk aja"
Jisung akhirnya masuk setelah diperbolehkan oleh Gowon selaku ketua kelas, tak lupa Felix juga masuk atas seper-izinan Gowon.
"Hei ho ma brader!"
Hyunjin mengeluh karena si perusuh dan si pencemar suara alias Jisung muncul didepannya dengan wajah ceria. Felix udah nutup mukanya pake tangan saking malunya dia sama kelakuan Jisung.
"Kenapa muncul kesini"
"Ada kabar gembira untuk kita semua"
Jelas Jisung tapi sambil joget joget, Gowon di ujung sana terkekeh melihat kelakuan Jisung. Seungmin yang baru akan masuk langsung mengurungkan niatnya dan menunggu teman temannya di luar saja.
"Kabar apa?"
"Nilai Ryujin seratus jin! O em ji helow"
"Beneran?!"
Jisung mengangguk, tadi setelah istirahat wali kelas Jisung baru saja membagikan nilai matematika. Dan ketika ia melirik kertas Ryujin ternyata emang nilainya segitu.
"Iya, gue tadi ngintip dah suer"
"Tapi dia masih kelihatan pundung"
Hyunjin terbelalak mendengarnya, antara senang dan juga sedih. Senang karena nilai Ryujin bagus, dan sedih karena Ryujin masih pundung walaupun nilainya sudah bagus.
"Gapapa jin, emang gitu anaknya"
Felix mencoba membujuk Hyunjin supaya tidak merasa terlalu bersalah, Jisung mengangguk tanda setuju dengan apa yang dikatakan Felix.
"Udah belum?"
Ujar Seungmin yang capek berdiri nungguin Felix sama Jisung ngobrol, dia udah gerah ditinggal pacarnya ngerangkum materi.
"Pantes protes"
"Taunya ditinggal sama Gowon"
"Nasib punya pacar udah pinter ditambah rajin!"
Emang yang namanya Jisung sama Felix ini tim huhat menghujat paling ampuh dan tajam, setajam kenanganmu dengan mantan.
"Yaudah terserah!"
Gantian yang pundung sekarang Seungmin, cowok itu langsung beranjak pergi ga tau kemana. Jisung sama Felix juga ga peduli, apalagi Hyunjn.
•••
"Ryujin sayang, anterin mama ke supermarket yuk habis ini selesai"
Pinta mamanya kepada anak gadisnya yabg sekarang sedang membantunya mencuci piring. Ryujin menganggu membuat mamanya tersenyum lebar.
"Mama mau belanja bulanan?"
"Iya sayang"
"Yaudah aku ambil jaket dulu ya ma"
Ryujin akhirnya mengambil jaket dikamar, butuh menaiki tangga karena kamarnya terletak di lantai dua. Dan tepat setelah itu ia berpapasan dengan Changbin yang membetulkan hoodienya.
"Mau keluar?"
"Iya kak, sama mama"
"Gue anter ga?"
Tumben amat bocah satu ini, biasanya aja main keluar ga izinpas ditanya cengengesan trus kalo disuruh nganter mama belanja bulanan ada aja alasannya.
"Sekalian kos an bang Woojin deket dari supermarket"
"Tanya mama aja deh kak, aku mau ambil jaket dulu"
Setelah Ryujin mengambil jaket, didepan sudah terdapat mobil Changbin yang terparkir rapi didepan pintu rumah. Mama duduk didepan udah siap siap,
"Udah siap semua?"
Baik mama maupun Ryujin mengangguk, Changbin membaca doa sebelum berkendara. Katanya takut kenapa napa makanya tiap naik kendaraan dia mesti baca doa,
"Ma aku ke kosan bang Woojin dulu ya, ntar kalau selesai telpon aja"
"Iya kak, udah sana"
Usir mamanya kemudian Changbin mencium tangan mamanya dahulu sebelum benar benar pergi ke kost an Woojin.
"Kakak kamu sudah besar ternyata"
"Iya lah ma, masa dia kecil terus. Ga lucu dong"
Ryujin dan mamanya tertawa sekilas kemudian memasuki supermarket untuk berbelanja bulanan. Mereka tampak bahagia berjalan bersama, sudah lama sekali sejak keluarga mereka akur.
.
.
.
Hola Halo! Bagaimana chapter kali ini? Seru ga?!Jangan lupa vote dan comment chapter terbaru. Aku sayang kalian, terimakasih udah stay disini :3
Maafkan aku yang kadang chapter nya bikin kalian bosen, dan komenan kalian jarang aku bales, soalnya jodoh Felix ini tidak dapat berbicara apa apa. Seneng banget dapat komenan!
Merasa termotivasi agar diriku ini bisa terus nulis FF ini, walaupun ada beberapa pihak yang tidak suka aku buat beginian. Huhu T^T kuharap kalian suka!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕌𝕟𝕕𝕖𝕣 × ℍ𝕪𝕦𝕟𝕛𝕚𝕟 𝕗𝕥 ℝ𝕪𝕦𝕛𝕚𝕟
Fanfiction𝑳𝒆𝒕'𝒔 𝒑𝒍𝒂𝒚 𝒔𝒐𝒎𝒆 𝒅𝒓𝒂𝒎𝒂 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝑯𝒚𝒖𝒏𝒋𝒊𝒏 𝒂𝒏𝒅 𝑹𝒚𝒖𝒋𝒊𝒏!