Author's POV•
Tidak terasa Galuh dan Ratih telah naik ke kelas 12 sma dan dengan waktu yang sama kondisi keuangan keluarganya memburuk, ayahnya di phk dari perusahaannya dan hanya menerima uang pesangon saja. Semenjak ayahnya di phk kondisi keungan keluarga Galuh melemah. Biasanya Galuh pergi bermotor sekolah kini tidak lagi, karena motornya dijual untuk menambahi modal usaha ayahnya.
Kini ibu Galuh berjualan nasi uduk setiap pagi di pinggir jalan, setiap hari Galuh membantu ibunya mulai dari membelikan bahan-bahan yang akan dimasak sampai membantu menyiapkannya pada saat pagi hari. Uang jajan Galuh pun ikut berkurang karena orang tuanya tidak bisa lagi memberinya seper dahulu, Galuh menganggap semua ini cobaan dari Allah kepada keluarganya, awalnya Galuh memang sempat mengeluh tapi lama kelamaan Galuh sudah terbiasa.
Melihat kondisi keluarga Galuh yang seperti itu Ratih selalu memberikan motivasi dan semangat kepada Galuh bahwa semua ini adalah cobaan dari Allah dan juga Ratih mengatakan bahwa akan dia selalu disampingnya karena Ratih dan Galuh adalah sahabat sejati susah senang bersama.
Perubahan pun terlihat, melihat Galuh dahulu yang sempat susah mencari ojek untuk pergi sekolah sekarang Ratih lah yang menjemput dan mengantarnya pulang kerumah setiap hari, bukan hanya itu saja kalau Galuh mau kemana-mana Ratih lah yang akan menemaninya. Pernah suatu saat Galuh melamun dan menangis kenapa dia harus menerima kondisi seperti ini untuk dia jajan pun susah, tetapi Ratih lah yang menenangkannya untuk selalu sabar dan berusaha menjadi yang lebih baik. Selama sekolah mereka selalu berdua mulai dari pergi sekolah sampai pulang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Hanya Teman BIASA"
RandomCinta memang tidak bisa ditebak dengan siapa dan kapan kita akan jatuh cinta.