7

4.8K 546 60
                                    

Stevanny menatap yole muda di seberang mejanya seraya tersenyum anggun.
Anak cantik itu sudah membuatnya tertarik sejak pertama tadi melihatnya.
Jika Ratu Erebus itu tidak salah menduga, ia sebenarnya merasakan zoe milik putra mahkota dalam diri Odelia yang mulai menyebar keseluruh tubuh.

Hal itu sebenarnya membuatnya terkejut dan zenna di dahi anak itu membuatnya lebih terkejut lagi, karena selama ia hidup belum pernah ada yang memiliki tanda zenna seindah itu.

"Nak, sebelumnya boleh aku bertanya?" Stevanny membuka suara.

Sejak mulai makan tadi memang hanya ada suara peralatan makan yang berbunyi dan itupun suara yang dihasilkan oleh Odelia seorang karena Stevanny sama sekali tidak menyentuh makanan yang sengaja disiapkan pelayan istana untuk Odelia tadi.

Odelia menghentikan suapannya lalu mengelap mulutnya dengan serbet makan.
Ia menjawab kemudian pertanyaan Ratu Erebus itu dengan sebuah anggukan riang.

Untuk siapapun orang yang duduk di seberang mejanya itu, ia sangat menyukainya karena orang itu sangat baik dan mengingatkan ia kepada ibunya sendiri dan tentu saja Odelia harus menghormatinya, itu yang ada di benak Odelia sekarang.

Stevanny makin tersenyum hangat, "Siapa namamu?" Stevanny mencoba bertanya memastikan.

"Odelia." Odelia menjawab disertai senyuman di bibirnya.

Pertama kalinya ia berinteraksi dengan orang-lain selain ayah dan ibunya yang benar-benar membuatnya merasa nyaman.

Stevanny secara tiba-tiba menggenggam tangan Odelia dengan mata berbinar.
Membuat yang bersangkutan balas menatapnya dengan wajah bingung.

"Odelia... tinggal di istana saja ya?" Stevanny bertanya atau lebih tepatnya membujuk Odelia, entah kenapa ia ingin anak di depannya ini tinggal bersamanya.
Akan sangat menyenangkan jika Odelia ada di istana, itu yang dipikirkan Ratu Erebus.

"Aa... Itu, apa aku sudah boleh jadi prajurit istana tanpa tes terlebih dahulu?
Aku sudah lolos?
Benarkah?
Apa boleh seperti itu? Tidak tidak, tapi bagaimana jika peserta yang lain marah jika mengetahui aku lulus tanpa perlu tes?
Eh?!
Bagaimanaaa?!" Pertanyaan bingung di kepala Odelia akhirnya membuat ia panik sendiri, ia benar-benar tidak menangkap maksud Ratu Erebus itu memintanya untuk tinggal di istana.

Ratu Erebus itu mengerjap bingung dengan racauan Odelia, tetapi beberapa detik kemudian Stevanny tertawa hingga perutnya sakit. Benar-benar, anak ini polos sekali.

Tapi ia tidak menyangka Obelix yang karakternya meledak-ledak seperti itu bisa mempunyai anak sepolos ini dan mantan Jenderal Erebus itu benar-benar menjaga Odelia dari dunia luar.

Odelia semakin menatap bingung Stevanny yang masih tertawa kemudian curi-curi pandang kepada Ratu Erebus itu dengan sesekali memakan rusa panggang miliknya.

Stevanny menggeleng tidak habis pikir setelah berhasil menghentikan tawa dari mulutnya.
Ia kemudian berjalan memutari meja makan panjang dan besar itu lalu duduk di samping Odelia membuat mereka kini duduk saling berhadapan.

"Maksudku, sebentar lagi Odelia akan menjadi penerus Ratu Erebus karena kau akan menikah dengan putra mahkota, putraku." Stevanny menjelaskan dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibir merahnya.

Odelia terbelalak kaget, kenapa ia melupakan hal itu?!

"Tapi... itu." Wajah Odelia berubah sendu, ia sama-sekali tidak siap jika harus menjadi sesuatu yang besar seperti itu apalagi seorang Ratu.
Ia hanya ingin menjadi prajurit istana yang hebat.
Itu cita-citanya sejak ia masih kecil.
Ini semua salah Sebastian!
Benarkah?

EREBUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang