21

1.9K 227 102
                                    

Setibanya Sebastian dan Odelia yang dipandu si kucing hitam-putih, Egy sudah jatuh tidak sadarkan diri.

Ega berwajah pias, ia sudah tidak bisa memikirkan apapun dan pandangannya kosong ke arah wajah kembarannya.


Sebastian melemparkan mantra di atas tubuh Ega yang masih mendekap Egy pada sandarannya.

Mantra dengan huruf yunani kuno berputar di atas dua orang tersebut. Setelah itu muncul cahaya kehijauan yang melingkupi dua orang calon ksatria Erebus disana.


Odelia mengerutkan keningnya di belakang Sebastian.
Ia tidak mengerti apa yang sudah terjadi tetapi pemandangan di hadapannya saat ini membuat emosinya naik tak terkendali. Mengepalkan tangannya kuat Odelia bergegas berlari menghampiri dua orang tersebut yang tanpa sengaja menubruk lengan kanan Sebastian hingga Pangeran Erebus itu sontak menoleh.


“Ap-apa yang terjadi?” Odelia bersimpuh di dekat Ega yang kini menatapnya masih dengan tatapan kosong.

Tidak mendengar jawaban apapun dari Ega, Odelia memutuskan untuk mencoba menolong Egy.
Walaupun ia tidak tahu bagaimana cara untuk menolongnya dengan luka seperti ini apalagi ia bukan seorang tabib setidaknya ia akan berusaha dan Odelia menganggap pertolongannya sebagai balasan pada kedua orang tersebut karena sudah salah paham pada mereka sebelumnya.


Odelia menatap mantra yang dikeluarkan Sebastian di atasnya.
Ia ingat mantra ini yang digunakan untuk menenangkan dirinya oleh Sebastian saat dirinya gugup.
Odelia mengangkat tangan kanannya ke atas kemudian mencoba menarik mantra yang ada disana.

Mantra tersebut semakin berputar cepat lalu setelah mantra tersebut dilingkupi cahaya berwarna merah, mantra yang berisi huruf rumit itu melingkar di sepanjang lengan Odelia.


DEG

Namun sepertinya kehadiran mantra di tubuh Odelia dianggap sebagai ancaman oleh zoe ungu ibunya.

Odelia terbelalak, tangan kirinya refleks memegang dadanya yang tiba-tiba berdenyut menyakitkan.
Iris Odelia mulai berubah menjadi ungu secara perlahan.


Sebastian segera menyusul Odelia dan menopang tubuh Odelia yang tersentak ke belakang.

“Odelia.” Sebastian menampakkan raut khawatir, ia tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh Odelia dengan menarik mantra yang ia keluarkan tetapi ia tidak akan mencoba menghentikan apapun yang akan dilakukan calon permaisurinya kecuali hal itu membahayakan untuk Odelia sendiri.


Odelia mencoba menstabilkan nafasnya yang tersendat, ia tidak boleh menyerah sekarang.
Ada Sebastian di dekatnya, ia yakin laki-laki mesum itu tidak akan diam saja jika ia kehilangan kendali lagi.

Menutup matanya dan mencoba memfokuskan zoe hijau dan zoe ungu di tubuhnya ke telapak tangan kanannya, Odelia mengeluarkan mantra yang ada di lengannya dengan formasi lebih kecil ke atas perut Egy yang semakin banyak mengeluarkan darah.
Mantra di lengannya berpindah dengan gerakan pelan kembali melingkar di bawah telapak tangan kanan Odelia.


Cahaya hijau yang dilingkupi warna ungu keemasan keluar dari mantra tersebut.
Cahaya itu menarik perlahan duri-duri hitam pekat yang masih tersisa di tubuh Egy.


Kening Egy yang sebelumnya bertaut menampilkan rasa kesakitannya mulai rileks.


Odelia berusaha menjaga tangannya tetap pada posisinya karena jika ia memindahkan tangannya ia takut duri-duri itu akan kembali masuk ke tubuh Egy.
Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.

“Sebas.”


“Ya?” Sebastian masih memperhatikan apa yang dilakukan Odelia sebelum panggilan dari yang bersangkutan membuatnya menoleh.


Odelia tidak mengatakan apapun setelah itu tapi tatapan matanya pada Sebastian memberitahu Pangeran Erebus bahwa ia butuh bantuannya.

EREBUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang