19

2.1K 251 32
                                    

“Kenapa kau membawaku kemari?”

Odelia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan khusus yang disediakan untuk anggota inti kerajaan, ruangan itu tepatnya berada di belakang podium yang mana Raja dan Ratu Erebus tengah duduk menyaksikan jalannya turnamen di sana.

“Untuk menenangkan calon permaisuriku.” Sebastian menjawab tenang setelah meminta seorang pelayan membawakan rusa panggang untuk Odelia.

Odelia mendengus kemudian bersidekap.

“Duduklah cantik, kau akan tenang setelah memakan beberapa potong daging rusa panggang.” Sebastian tersenyum seraya menopang dagunya, terlihat tatapan memuja di kedua iris hijaunya saat memandang Yole di hadapannya.

Odelia menaikkan sebelah alisnya bingung namun tetap duduk.

“Odelia, kau tetap ingin ikut turnamen?
Sebenarnya tanpa melakukan hal itu kau masih dapat tetap menjadi Ratu Erebus dan aku pikir itu lebih penting.” Sebastian berkata serius.

Odelia memicing, perkataan Sebastian barusan menyinggung perasaannya.
Dengan tangan terkepal Odelia menggebrak meja di hadapannya.

“Apa maksudmu, hah?!” Pemilik iris ruby itu memasang wajah kesal.

Sebastian terkekeh, “Tidak ada maksud apa-apa, Cantik.
Hanya saja aku tidak bisa membiarkan lecet satu inchipun tergores di atas kulit permaisuriku.” Iris Sebastian ikut berubah warna menjadi merah pekat.

Odelia mendengus, apa-apaan itu? Memangnya seorang Yole tidak punya kesempatan untuk menjadi keren? Dengan bekas luka goresan karena berlatih misalnya?
Sebastian terlalu mengarang.

“Itu urusanku, kau cukup lihat saja!” Odelia mendorong dada Sebastian dengan jari telunjuknya.

Sebastian kembali tersenyum saat melihat ekspresi di wajah Odelia berubah.

“Yang terpenting rasa gugupmu sudah sedikit hilang.”

Tersentak, Odelia baru menyadari jika rasa gugupnya sedikit hilang ketika ia berbicara dengan Sebastian.

Apa Sebastian benar-benar sedang dalam usaha menenangkannya?
Cih, ia tidak percaya tentang hal itu! Pangeran Erebus dihadapannya jelas-jelas sedang mencoba menggodanya.

Sebastian kembali tersenyum, ia hendak mengusap kepala Odelia sebelum pemilik tangan lentik itu menampik lengan Sebastian.

“Jangan menyentuhku atau kubakar rambut jabrikmu itu!” Odelia menyalak galak, ia tambah emosi ketika melihat seorang pelayan datang dengan wajah malu-malu ke ruangan tersebut, di tangannya ada senampan rusa panggang.

Sebastian memasang wajah bodoh, ia dengan polos mencoba melihat rambutnya sendiri kemudian mengelusnya.
Tidak jabrik, kenapa Odelia mengatakan rambutnya jabrik?

Apa kalian sadar dengan kata-kata Odelia?
Ya, kalimat sama yang di katakan oleh Obelix pada Raja Erebus.
Apa di kedua mata pemilik zoe merah itu kedua orang tersebut memiliki rambut yang jabrik?
Padahal kenyataannya tidak sama-sekali.
Entah karena Odelia mendengar kalimat cemoohan dari ayahnya pada Zephyr atau karena memang hanya itu yang dipikirkan oleh kepalanya saat ini.
Yakinlah, Odelia punya stock umpatan dalam berbagai bahasa yang siap ia pergunakan untuk mengatai sesuatu yang menurutnya sialan.

“Ini rusa panggang anda, Pangeran.” Pelayan itu menaruh nampan berisi rusa panggang dan segelas perak jumbo berisi minuman di atas meja kemudian berjalan meninggalkan ruangan itu setelah membungkuk pada Sebastian dan Odelia.

Sebastian hanya mengangguk kecil dan kembali menatap Odelia dengan wajah penuh senyuman.

“Ssh, jangan ganggu aku!” Odelia menutup mulut Sebastian dengan telapak tangannya saat ia merasa Sebastian ingin mengatakan sesuatu padanya.

EREBUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang