Sebastian membawa Odelia ke sebuah air terjun yang terletak dalam sebuah desa di pinggiran kota Ether, butuh sekitar dua jam perjalanan dari kastil Endymion.
Sebelumnya ia sudah berjanji dalam hati untuk membawa Odelia ke tempat-tempat baru, ia merasa sedikit kasihan pada tunangannya itu sebelumnya karena Odelia sama sekali belum pernah berkunjung ke manapun.
Lagipula ia sekarang sedang tidak memiliki kelas atau acara apapun jadi apa salahnya mencoba menyenangkan calon istrinya sendiri?Sebastian mengambil rute belakang kastil yang langsung menembus pinggiran kota Ether jadi mereka tidak perlu berpapasan dengan calon peserta turnamen dan warga Ether sendiri, ia tidak mau repot menjawab pertanyaan mereka jika tidak sengaja melihatnya pergi dengan seseorang.
Odelia tidak dapat menyembunyikan kekagumannya pada air terjun yang kini tengah ia pandangi.
Walau tadi ia sempat merasa kesal dengan Sebastian yang membuat jarak terlalu jauh dengannya dalam perjalanan, itu terjadi karena kuda putihnya tidak bisa sebanding dengan kuda hitam milik Sebastian yang merupakan kuda pelari, latihan yang diterima kuda hitam itu bahkan terlalu berbeda dengan kuda miliknya yang hanya bisa berlarian mengejar kupu-kupu di halaman belakang rumahnya yang luas.Ngomong-ngomong Ze adalah anak dari Piero, induk Ze mati beberapa bulan sebelum ia berlatih berkuda.
Sebastian duduk di atas sebuah batu besar di bantaran sungai, kebetulan cuaca sedikit mendung jadi udara di sana tidak terlalu menyengat.
“Kenapa tidak turun?” Sebastian menatap Odelia yang masih duduk diam di atas kuda putih.
Odelia melompat turun, ia kemudian berjalan mendekat pada Sebastian, membiarkan kudanya bermain bersama kuda milik Sebastian di aliran sungai yang dangkal.
“Benar-benar besar!” Odelia merentangkan tangannya dengan perasaan senang, hembusan angin sejuk dari air terjun mempengaruhi suasana hatinya.
Pangeran Erebus itu ikut tersenyum, ah, andai ia tadi membawa kanvas dan peralatan melukisnya, pasti melukis Odelia dengan latar air terjun akan menjadi lukisan paling indah di dunia.
Sebagai catatan, Sebastian memiliki bakat yang bisa dibilang banyak. Melukis, memanah, berpedang, berkuda, bahkan ia masuk salah satu jajaran pangeran dengan otak genius di seluruh negeri.
Pembawaannya yang tenang di hadapan rakyatnya membuat Sebastian di puja semua orang terutama para kaum ‘yole’ dari keluarga bangsawan yang berharap bisa mendapat cinta darinya.
Namun tidak semudah itu untuk bisa menarik perhatian Pangeran Erebus ini, ia sangat tidak tertarik dengan beberapa yole yang diundang ayahnya dalam acara perjodohan.
Odelia bisa dibilang sangat beruntung karena disukai Sebastian.Pemilik zoe berwarna merah itu melepas sepatu kulit miliknya lalu buru-buru berjalan masuk ke sungai yang dangkal, menghampiri kuda miliknya dan kuda Sebastian yang juga masih bermain air.
Sebastian masih memperhatikan dengan tenang.
“Cantik, jangan pergi ke bawah air terjun!
Di bawah sana ada pusaran air yang bisa menghisap apapun.” Sebastian memberi peringatan, ia tidak berbohong pada Odelia.Selain pemandangannya yang indah, air terjun ini juga memiliki spot yang berbahaya dan salah satunya adalah tepat di bawah air terjun yang memiliki kedalaman lebih dari delapan meter.
“Aku mengerti!” Odelia mendengus mendengar perkataan Sebastian.
Walaupun terlihat acuh ia masih memperhatikan peringatan itu dan mencatat dalam otaknya agar ia tidak pergi ke tempat yang dimaksud.Sebastian mengangguk puas, ia memejamkan matanya mencoba bersinergi dengan angin sejuk di daerah itu.
Karena elemen miliknya juga angin, ia bisa memanggil angin disana untuk mengaliri seluruh sendi tubuhnya. Hal itu bisa meningkatkan kemampuan elemen miliknya bahkan memanggil roh angin sebagai bantuan jika kemampuannya sudah masuk ke tingkat paling tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
EREBUS
FantasySebuah kerajaan 'terkutuk' dimana semua penghuninya adalah laki-laki. Sebastian sebagai putra mahkota Erebus harus mengembangkan kekuatan Zoe atau elemen miliknya untuk bisa menghadapi serangan dari kerajaan lain. Namun sebenarnya, karakter utama di...