part 13

4.9K 244 0
                                    

"Aku adalah embun,yang hadir saat pagi hari dan hilang ketika mentari telah beranjak dari persembunyianya"

~Ratu Rindu Istiqomah~

***

Senyum hangat rindu tampilkan hari ini walaupun hatinya masih menolak  akan perjodohan yang orangtuanya lakukan bagaimana tidak ia sendiri tidak tahu siapa calon suaminya akan tetapi hari ini dia akan bertunangan dengan lelaki itu

Dan tak lama kemudian pintu terbuka menampil

"Rindu, apa kau siap"tanya mamahnya

"Insya allah, mah"ucap rindu. Jujur saja rindu sebenarnya saat ini di landa gugup yang luar biasa namun ia memendamnya dengan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa

"ya sudah, ayo kita ke bawah"ajak mamahnya

"iya mah"ucap rindu lalu bangkit dari tempat duduknya

Rindu dan Mamahnya pun keluar dari kamar dan saat mereka menuruni anak tangga semua perhatian tertuju pada dirinya dan mamahnya lalu duduk di sofa yang telah di sediakan

Rindu pun hanya menunduk malu dia tak sanggup melihat para tamu yang datang. Dan saat papah dan mamah ku menyuruhku melihat calon suamiku aku pun mendongakkan kepalaku dan.......

"Abi, Umi......."

***

Rindu pov

Hari ini harusnya aku bahagia karena hari ini perjodohan aku dan entahlah siapa namanya akan diresmikan tapi aku malah merasa sedih

Jika aku tau kalau aku telah dijodohkan sejak masih bayi aku tak akan seperti ini. Aku tak akan mencintai arkana, yang berakhir seperti ini

Mungkin memang ini semua sudah takdirku aku hanya bisa pasrah dan menerima ini semua. Aku ikhlas, dan aku akan berusaha mencintai orang itu semampu ku walau hati ini masih belum bisa menerimanya

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka menampilkan mamah yang tengah berdiri sambil tersenyum

"Rindu, apa kau siap"tanya mamah

"Insya allah, mah"ucapku

Jujur saja Aku sebenarnya saat ini di landa gugup yang luar biasa namun Aku memendamnya dengan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa

"ya sudah, ayo kita ke bawah"ajak mamah

"iya mah"ucapku lalu bangkit dari tempat dudukku

Aku dan mamah pun berjalan keluar dari kamarku dan saat aku dan mamah sedang menuruni tangga semua pasang mata menatapku takjub entahlah aku merasa risih dengan semua tatapan itu. Aku dan mamah pun duduk di sofa yang ada di situ

Aku lebih memilih untuk menunduk tanpa mau melihat tamu-tamu yang datang dan yang paling utama aku tak mau melihat siapa calon suamiku itu

Tapi akhirnya papah menyuruhku untuk melihatnya dan terpaksa aku pun mendongakkan kepalaku tapi aku sangat terkejut dengan orang yang berada di depanku

Senja Di Pesantren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang