BAB 3 : BA-BI-BU

504 44 6
                                    

LEO & VIRGO
BAB 3 : BA-BI-BU

Kamu tidak akan paham arti dari sebuah kerinduan sebelum pernah merasakan sebuah perpisahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu tidak akan paham arti dari sebuah kerinduan sebelum pernah merasakan sebuah perpisahan.

•••

Dengungan suara sound sistem terdengar menguing keras. Tiga detik berikutnya suara kencang musik senam aerobik terdengar menggema.

Dua orang wanita beda usia bergerak energik mengikuti irama musik.

Siapa lagi  pelakunya jika bukan si cewek hyperaktif -Virgo- dan asisten rumah tangga yang sudah ia anggap seperti Ibu sendiri -Bi Minah-

"Satu..dua..satu..dua.." teriak Bi Minah semangat sambil melakukan senam aerobik bersama Virgo di belakang rumahnya.

Virgo tersenyum senang sembari mengikuti gerakan Bi Minah yang memimpin senam dengan semangat.

"Ayo, nona. Lebih semangat lagi!" ajak Bi Minah semangat.

"YIHAAAAAA.. IYA IYA IYAAA.. TANCAP, MANG!!" teriak Virgo bersemangat.

Sementara di tempat lain, seseorang meringuk seperti janin sambil menutup kupingnya dengan bantal.

Suara teriakan yang berisik itu membangunkannya yang baru bisa tertidur setelah subuh tadi. Ia duduk diatas ranjangnya sembari mengucek-ucek matanya yang terasa sepet dan perih.

"Duh. Siapa sih? Pagi-pagi udah kayak konser dangut aja." dengus Leo sebal.

Ia terpaksa menyeret kakinya ke dekat jendela mengintip melalui celah kecil, mendapati dua sosok wanita tengah berjingkrak-jingkrak tak jelas di taman belakang rumah tetangganya.

"Itu siapa sih? Berisik banget dari kemarin!" umpatnya kesal.

Leo yang pada dasarnya malas berdebat enggan untuk menegur, ia kembali duduk diatas ranjangnya kemudian merebahkan badannya lagi berusaha memejamkan matanya lagi.

Namun suara itu benar-benar mengganggunya. Gelombang emosinya langsung meningkat tak terbendung.

Ia membuka jendela dengan lebar sambil melempar kaleng bekas kopi instan yang diminumnya kemarin malam.

Benda betekstur keras itu tepat mendarat di kepala seorang gadis muda yang sedang sibuk melakukan senam aerobik.

"Awww..!" pekiknya melengking kesakitan. Virgo membalikkan badannya sambil mendongakkan kepalanya melihat si tersangka pelemparan kaleng.

Detik terasa berlangsung sangat lama sebelum akhirnya sepasang mata bertemu.

"WOIII!!!" teriak Virgo langsung nge-gas.

Leo malah mendongakkan kepala -menantang kemarahan Virgo- "BERISIK,LO!" umpat Leo sekali tarikan nafas.

Virgo memundurkan wajahnya -sewot-, "Heh! Suka-suka gue dong! Mau gue berisik mau enggak apa urusannya sama lo?!"

"GANGGU TAU GAK?" si Leo masih saja berteriak balik nggak mau kalah.

"Nona, udahlah. Gak usah diperpanjang." sela Bi Minah.

"Diem, Bi. Ini nih gak boleh dibiarin, masak kita olahraga aja gak boleh. Kan, nyebelin!"

"Eh, Elo tuh yang super nyebelin! Gue jadi gak bisa tidur gara-gara lo berisik." ungkap Leo terus terang.

"Leo, ada apa ini pagi-pagi udah teriak-teriak?" kedatangan Fani -Mama Leo- seketika menyejukkan suasana.

"MORNING, TANTEE.." sapa Virgo manis.

Fani balas tersenyum kepada Virgo dibawah sana, "Morning too, cuki."

Leo menoleh kaget melihat Mamanya menyebut kata 'cuki' kepada gadis itu.

Kenapa Mama memanggilnya cuki? Apa dia si item jelek tukang berisik itu, si Virgo?

Leo membatin keheranan. Ia jika sedang marah memang sering kalap, tak pernah pandang bulu. Sama seperti sekarang, ia bahkan berani melemparkan kaleng bekas minuman kopinya tanpa tau siapa sasarannya.

"Wait. Dia si dekil?"

"HEHH!!" teriak Fani, Vigo dan Bi Minah barengan. Tak terima mulut pedas Leo mengatai Virgo lagi.

Sementara Leo masih keheranan sendiri.

Jadi-kemarin aku sedang tidak bermimpi?

Dia sungguh kembali?

Penjajahan hidupku akan dimulai lagi. Sialan.

••••

To be continied~
Thanks For Reading❤️

Leo & VirgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang