1. Kegaduhan

2.6K 165 19
                                    

Jangan lupa Vote and Comment.

Jika acara kartun yang berjudul Tom and Jerry di filmkan dengan versi modern, mungkin Nanta dan Dera adalah pasangan yang tepat. Dua orang yang tiada hari tanpa bertengkar, mereka terbiasa dengan banyolan dan umpatan yang terlalu murah dari mulut mereka. Tidak heran, kedua sahabatnya, Abel dan Arien selalu menganggapnya kucing and Tikus.

Jika salah satu dari mereka nggak kelihatan, pasti Dera nyariin Nanta, begitupun sebaliknya, Nanta akan medumel jika belum bertemu dengan Dera, alias Markonah. Aneh kan?

Nanta baru saja menjalankan kewajibannya di pagi hari. Sebagai manusia paling soleh dan paling ganteng di rumahnya, ia tidak pernah absen untuk bercuap-cuap dengan sang khalik. Baginya, curhat terbaiknya cuma sama Alloh SWT.

Nanta mengelus dadanya sambil tersenyum menatap dirinya di depan cermin. "Subhanalloh! Soleh banget emang gue, udah ganteng, ramah tamah. Kurang apa lagi coba gue?! Menantu idaman banget. Coba Sandra Dewi seumuran gue, pasti udah kepincut sama gue duluan" Nanta menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri, menilai kegantengannya akan semakin sempurna dengan memiringkan wajahnya ke sebelah mananya. "Anjir, gue ganteng mau dari kanan ataupun kiri. Nggak di ragukan lagi"

Nanta melompat ke ranjangnya yang empuk dan angetable setelah mengambil ponsel di mejanya. Ia menscrool kontaknya dari atas ke bawah. Mulutnya berkomat kamit membaca kontak yang ada di ponselnya.

"Abel...Arien...Angga...Antoehoed...Jacky chan...Setdah! Keren-keren amat gue kasih namanya. Lalu tangannya berhenti saat melihat kontak yang selalu membuatnya empet sepanjang sejarah. "Mar-konah" ia menutup mulutnya cepat, menahan tawa yang sudah di ujung bibirnya. Ia ingin sekali menghujat orang yang tertera di ponselnya, Nanta kembali mengelus dadanya. "Sabar! Nanta anak ganteng, baru sholat subuh, pagi-pagi nggak boleh ngomong jelek-jelek, nanti gantengnya hilang!" Nanta menarik napasnya, lalu mengeluarkannya dengan perlahan. Setelah dirasa cukup tenang, Nanta berdehem, lalu kembali menatap ponselnya. Ia mengirimkan pesan suara ke kontak Markonah. kemudian Nanta cengengesan saat pesannya terkirim, meski belum menunjukan ada tanda-tanda dibaca oleh Dera, tapi ia yakin Dera akan membukanya sebentar lagi. Cewek itu adalah contoh terburuk dari planetnya, ia tidak bisa lepas dari yang namanya ponsel, sosisal media, selfie, dan update status. Nanta yakin 1000% jika Dera Markonah akan tidur dengan ponsel yang ia letakan di bawah bantalnya. Sambil menunggu balasan dari Dera, Nanta meninggalkan ponselnya, ia bernajak dari ranjangnya untuk mandi.

Dera menguap, dengan mata yang masih merem, tangannya meraba-raba sesuatu di bawah bantalnya. Ia menggerakan jemarinya untuk mencari benda yang semalam baru ia gunakan untuk kepoin abang-abang ganteng yang ada di instagram. Dan beberapa menit yang lalu telinganya yang setajam silet mendengar ada notifikasi pesan yang masuk di ponselnya.

"Buset dah! Mana sih ponsel gue!" gumam Dera setengan mengumpulkan nyawanya, ia bangkit dari kuburnya, maaf, bangkit dari ranjangnya dengan rambut yang sangat berantakan, poni yang biasa tertata rapi di keningnya sudah tidak berbentuk, rambutnya lebih menyerupai singa saat ini. Tapi ia tidak peduli, Dera hanya butuh ponselnya saat ini, kali aja ada balesan dari aktor favoritnya saat dirinya berkomentar di instasorynya.

Dera mengerjapkan matanya, menoleh ke kanan dan ke kiri. Ia juga melongok kebawah ranjangnya, dan benar saja, ponselny sudah terjatuh. Kebiasaan Dera kalo tidur suka lupa diri, ia akan tidur serperti orang mati.

"Nanta?" Dera mengernyitkan alisnya saat mengetahui siapa yang baru saja mengirim pesan untuknya. "Buset dah! Cacing kremi, pagi-pagi udah kirim pesan ke gue aja, apaan sih-" Dera menempelkan ponselnya ke telinga, Nanta mengirimkan pesan suara padanya.

'ALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUMU. LAA TA'KHUDZUHUU SINATUW WA LAA NAUUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHI. MAN DZAL LADZII YASFA'U 'INDAHUU ILLAA BI IDZNIHI. YA'LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WA MAA KHALFAHUM. WA LAA YUHITHUUNA BI SYAI-IN MIN 'ILMIHII ILLAA BI MAASYAA-A. WASI'A KURSIYYUHUSSAMAAWAATI WAL ARDHA. WA LAA YA-UDHUU HIFZHUHUMAA WAHUWAL 'ALIYYUL AZHIIM'

DERA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang