Jangan lupa Vote dan komen ya. makasih
Berakhirnya jam pelajaran membuat semua siswa berlarian menuju parkiran sekolah. Ada yang mengambil kendaraan pribadi mereka, ada juga yang berjalan kaki menuju pintu gerbang sekolah. Kaya Nanta, yang lagi naik kendaraan pribadinya yang paling mewah!
"Ya elah Ta! Ribet amat dah lo!" Cibir Dera yang sedang melihat Nanta membuka rantai sepedanya. "Lagian cuma sepeda aja lo pakein rantai sampai tiga, belom gemboknya di setiap roda! Itu sepeda Ta! bukan Lamborghini atau yang lainnya"
"Heh Toa! Suka-suka gue dong! Sepeda juga sepeda gue, ngapain lo yang repot. Gini nih, kalo jiwa-jiwa matre cewek udah keluar, repot!"
"Dih, nggak usah ngegas!"
"Denger ya, wahai Markonah ratunya ondel-ondel. Sepeda gue tuh ada artinya buat gue. Tanpa sepeda gue, gue nggak akan bisa menimba ilmu sebagai mantan ketua Osis yang gantengnya nggak ketulungan. Nanti kalo gue nggak bisa menimba ilmu, gue nggak bisa jadi calon imam buat istri gue nanti. dan lagi-,"
DUG!!!
Dera menendang kaki Nanta keras. "Berisik banget dah! Ceramah terus!"
"Ya Alloh! Ini kaki Der! Sialan ya lo!" Hidung Nanta kembang kempis lalu menarik leher Dera. Ia membekap mulut Dera dengan cepat. "Gue gatel banget pengin lenyapin lo dari muka bumi ini Rasanya. Kalo gue nggak inget lo temen gue!"
"Lepasin!" Dera menyikut perut Nanta keras sehingga Nanta melepaskan bekapannya. Ia menyibakan rambutnya, lalu mengambil ikat rambut yang ia letakan di sakunya. Dera mengikat rambutnya, menggelungnya asal terlihat tidak berantakan. Hari ini ia sudah berantem sama Nanta entah yang ke berapa kalinya. Bagi Dera bertemu dengan Nanta adalah sebuah keberuntungan sekaligus kesialan. Niat hati mau nebeng adik kelasnya yang jalan searah, malah nggak jadi karena Nanta mengajaknya berdebat lebih dulu. Bagi Dera, alasan itu sudah bisa disebut sebagai kesialan Dera. Dan keberuntungannya...
"Ngapain lo?!" Teriak Nanta saat Dera menaiki sepedanya. Ia sudah berencana akan meninggalkan Dera yang kaya orang kesurupan kalo lagi marah. Namun tiba-tiba Dera malah berdiri di belakangnya dengan berpegangan pada bahu Nanta.
"Anterin gue pulang!"
"Eh tai! Rumah gue sama lo itu ibarat dari sabang sampai merauke, lo pengin betis gue meletus di jalan?"
"Ya nggak papa Ta, kalo meletus gue tiup lagi. Kalo masih bocor ya tinggal gue kasih aja ke anjing pinggir jalan." Dera tidak peduli. "Lagian, betis lo kecil Ta. Kayaknya betis lo butuh olah raga biar kekar kek Aderay gitu"
"Apa hubungannya?! Lagian gue ogah kek Aderay"
"Kenapa? Dia kan kekar, berotot lagi"
"Elah, gue mana mau kek dia. Aderay udah tua Der! Lo bandingin gue kek kapten Amerika kek yang lebih berkelas dikit."
"OGAH! Udah buruan anter gue pulang!"
"Setan emang lo!"
"Tapi paling cantik kan?"
"Der! Mau setan secantik apapun, mentoknya ya disitu-situ aja!"
"Maksud lo apa Ta?"
"Ya mau cantiknya kek Sandra dewi pun, yang namanya setan ya tetep aja setan!"
Dera mendengus sebal dengan gurauan Nanta. "Udah deh! Buruan!"
Siang itu Nanta dan Dera sedang berada di sebuah toko buku. Dera meminta Nanta untuk mengajaknya jalan-jalan ke mall karena alasan yang menurut Nanta tidak masuk akal.
"Dasar pendusta!" Cibir Nanta saat melihat Dera sedang menyeruput buble tea dengan wajah tanpa dosanya.
"Apa sih Ta?" tanya Dera santai. Di hadapan Dera ada begitu banyak diskon yang menggoda, ia menarik Nanta ke salah satu stand yang menjual beberapa aksesoris perempuan normal lainnya. "Kesini deh Ta"
KAMU SEDANG MEMBACA
DERA (END)
Teen Fiction"Gue Nanta Mahardika, cowok paling ganteng dan paling eksis di Sma Tri Sakti. Cowok paling rajin, paling soleh, dan suka menabung.Gue punya temen, namanya Dera. Cewek berisik yang gobloknya natural banget. Dan lebih gobloknya, gue nggak bisa buat ng...