4. Give away

775 103 12
                                    

Kasih vote dong Zeyeng... 💃

Dera membuka pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Nanta baru saja membalas pesannya yang sedari tadi mengganggunya. Namun kemudian Dera bersungut-sungut saat membaca pesan Nanta. Cowok itu memang nggak pernah kehabisan akal untuk membalas segala gurauannya.

Nanta mahardika : Minum sekuteng pakai kue cucur. Gue ganteng tapi lo kok ancur?

"Dasar setan!"

Dera menghela napasnya, ia berniat akan membalas pesan Nanta. Namun baru saja ia mengetikan sesuatu di ponselnya, pintu kamarnya terbuka. 

"Lagi ngapain kamu?"

"Mama..." Dera menurunkan kakinya dari ranjang. Dera menelan ludahnya saat mama menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat. "Ada apa ma?" Tanya Dera. Penampilan mamanya sudah terlihat rapi dan cantik dengan rambut sedikit di sanggul. "Mama mau pergi?"

"Mama mau pergi sama kakak kamu, kamu jangan kemana-mana ya, jagain rumah sampai mama pulang nanti malem."

"Dera boleh ikut Ma?"

"Kan udah ada kakak kamu,"

"Tapi Dera nggak berani sendirian ma, terus yang masakin makan malam siapa kalo Dera lapar?"

"Kan kamu bisa masak sendiri, udah besar juga. Kalo nggak kamu bisa beli makanan di luar."

"Tapi ma..." belum selesai Dera menyelesaikan ucapannya, Mamanya sudah pergi dengan menutup pintunya. Dera menghela napasnya pasrah. Lagi, dera ditinggal mamanya untuk menjaga rumah. Sedangkan kakaknya, selalu ikut dengan mamanya dalam keadaan apapun. 

Diera Adinta, ada adalah kakak Dera yang begitu cantik dengan segala kelebihan. Diera, Dera memanggilnya. Perbedaan usia mereka berjarak 3 tahun, kakaknya sedang disibukan dengan kuliah dengan tugas yang begitu banyak akhir-akhir ini.  Mama begitu mengkhawatirkan kesehatan Diera karena banyaknya tugas di kampusnya. Mama selalu mewanti-wanti Dera untuk tidak mengganggu kakaknya, agar tidak membuat kakaknya memikirkan hal-hal yang tidak begitu penting dirumahnya.

Dera menarik napasnya lagi. Kakaknya special. Begitu pikirnya.

Dera mengambil ponselnya lagi, ia menatap nama Nanta yang tertera di ponselnya. Kemudian ia memencet nomor Nanta, ia berniat menghubungi Nanta. Namun setelah beberapa kali panggilannya tidak terhubung, Dera menyerah. Ia meletakan ponselnya kembali ke meja belajarnya. 

"Makan junkfood lagi deh..." katanya mendesah pasrah.

*

Nanta menatap sepasang calon pasangan yang bakalan di gadang-gadang akan menjadi suami istri pada waktunya nanti. Ia mengenal kedua orang yang sedang duduk satu meja bersamanya dengan tatapan malas. Siapa lagi kalau bukan Kenta Pradana dan Anne pratiwi. Nanta ingin mual rasanya jika bertemu dengan mereka. Nanta melewati Kenta dan Anne begitu saja saat semua orang menyalami mereka, termasuk mami dan papinya.

"Nanta, lo datang juga?" Anne tiba-tiba menyapa dirinya.

"Nggak usah sok akrab gitu deh." Nanta mendesis malas. Lalu matanya melihat Kenta yang tidak begitu peduli dengannya dan Anne. 

"Jutek amat sih Ta? Kek cewek lagi PMS."

"Nanti, gue cek tanggal kesuburan gue dulu, Ne. Biasanya gue emang begini kalo udah mendekati peemes! Bawaanya bete sama mual-mual gitu dah."

"Lo bukannya lagi hamil kan Ta?" Anne tertawa kecil. "Untuk yang lo sebutin tadi itu lebih mendekati kaya orang hamil kalo lo nggak tahu Ta."

Nanta menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Begitu ya?" kemudian Nanta cengengesan. "Ya mungkin kehamilan gue unik Ne."

DERA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang