12. Pendekatan

647 100 6
                                    

Sayangnya Nanta jangan lupa Vote...Setelah seribu purnama akhirnya up yakk. mAapkeun nyak!! Soalnya kemarin idenya yang jalan cuma CG jadi aku harus ngetik itu cerita biar nggak ilang gitu aja dari ingatanku. Wkwkwk. Jangan lupa tonton videonya yak... ⬆️

Makasih buat yang udah mau nungguiin dan nagih up.eeheehehe...

Dera tau, dirinya akan dicecar banyak pertanyaan dari sahabat-sahabatnya setelah mendengar gurauan Nanta saat berada di kantin sekolahnya. Nanta yang blak-blakan ngomong kalau dirinya baru saja ditolak oleh dirinya di hadapan semua teman-temannya. Dan Nanta yang dengan terang-terangan mengaku jika ia menyukai Dera seperti menyukai seorang perempuan.

"Lo ngindarin gue?" tanya Nanta mengikuti Dera yang berjalan lebih cepat darinya.

"Nggak ngapain gue mesti ngehindari lo? Gue cuma mau pulang cepet,"

Sambil menarik ransel Dera yang menempel di punggungnya, Nanta berjalan mendahului Dera sambil menyangking tas Dera. "Kalau gitu biasa aja jalannya, nggak usah kaya lagi di kejar rentenir."

"Gue biasa aja kok," bantah Dera. "Terus kenapa tas gue dipegang lo?" Dera mengejar Nanta, cowok itu menoleh ke arah Dera yang tingginya hanya sebatas bahunya.

"Biar romantis."

BLUSSSHHH....

Dera menghentikan langkahnya saat menyadari aura tubuhnya sedikit berubah. Namun beberapa detik kemudian, Dera menyadarkan dirinya. Inget Der! Dia cuma Nanta! Dia pasti berusaha ngejebak lo, biar lo baper sama rayuan Nanta!

Nanta menghentikan sepedanya dan menunggu Dera turun dari sepedanya.

"Lo kan bulan lalu baru aja beli Sepatu Ta, udah mau beli lagi?" Dera mengerutkan keningnya saat Nanta menurunkannya di depan toko sepatu yang berada cukup jauh dari sekolahnya. Keringatnya mengucur dari pelipisnya, dan Nanta dengan cepat mengusapnya dengan hoddie miliknya.

"Apaan sih lo," Dera menepis tangan Nanta saat akhirnya perlakuan Nanta ia sadari.

"Keringet lo ganggu gue,"

"Ganggu kenapa?"

"Ganggu aja," Jawab Nanta menghendikan bahunya. Bagaimana mungkin Nanta mengatakan jika keringat Dera mengganggu kecantikan Dera. Rasanya Nanta ingin muntah setiap kali membayangkan dirinya memuji Dera seperti itu. Benar-benar bukan gayanya. Nanta merangkul bahu Dera seperti biasa. "Gue mau cari sepatu, tapi nggak tau ukurannya."

Setelah masuk ke dalam toko kecil yang hanya menyediakan sepatu sport, Nanta menyuruh Dera duduk di sebuah kursi. Nanta sibuk memilih sepatu dan Dera sibuk memainkan ponselnya. Sesekali ia mengambil foto dirinya dan berencana mengunggahnya ke media sosial milik Dera. Namun belum sempat Dera mengunggahnya, Nanta memanggilnya.

"Sini Mar!"

"Astaghfirulloh!" Dera pucat seketika. Ia takut jika sampai ada yang mendengar Nanta memanggilnya seperti itu. Ia melempar tas Nanta ke wajah Nanta dengan cepat karena kesal dengan panggilan Nanta. "Mulut Ta! Mulut!"

"Kenapa mulut gue?" Nanta menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan melotot. Sedetik kemudian Nanta menyadari kesalahannya. "Gue nggak sengaja!" Namun sebelum Nanta meminta maaf pada Dera, gadis itu sudah lebih dulu menarik rambutnya dengan keras. "Allohu akbar! Sakit Markonah!"

"Nggak ada ampun buat lo!" Nanta menjerit keras saat Dera menunjukan tanda-tanda kemarahannya.

"Ampuuunnnnn!!!!"

Sejam kemudian... 

Dera meminum bubble tea yang belum lama ia dapatkan dari abang gojek. Dera mendesah lega karena kemarahannya pada Nanta sedikit terobati setelah memberi Nanta pelajaran. Ditambah Nanta mentraktirnya minuman sebagai permintaan maafnya. Hari ini bukan frutang ataupun teh gelas. Tapi Bubble tea yang tersedia di aplikasi gojek.

DERA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang