Sayangnya Nanta jangan lupa Vomment yakk...!!!
Dera melempar tasnya sembarangan ke mejanya, ia tertunduk malas dengan wajah yang ditekuk. Kedua sahabatnya, Abel dan Arien nampak bingung dengan sikap Dera pagi ini. Biasanya Dera akan menyapa seluruh murid di kelasnya dengan suara cempreng andalannya. Sekarang justru dirinya terlihat tidak bersemangat sama sekali.
"Lo kenapa Der?" Tanya.
Nyariin Dinda buat apa? Jadi kemarin yang ngobatin kaki Nanta, Dinda? Terus kenapa nyariin gue juga? Pake nemenin gue ke makam papa lagi.
BRAKK!!
"Dera Markonah!"
"Astaghfirulloh! Kaget gue!"Dera tersentak. Ia medumel menatap Abel dan Arien bergantian. "Apaan sih?!"
"Lo nggak dipanggil-panggil nggak nyaut-nyaut Der, kenapa sih?"
"Nggak!"Dera menjawab cepat.
"Loh katanya tadi bareng Nanta, mana Nanta?"
"Nggak usah sebut nama Nanta deh Bel," Abel dan Arien saling pandang saat melihat kekesalan yang Dera tunjukan. Namun Arien tersenyum mengerti,
"Kenapa emangnya? Suami lo bikin onar?"
"Dih! Kenapa sih dari kemarin pada ngomong kaya gitu? Nggak Abel, nggak lo!" Dera mencibir. "Siapa juga yang mau punya suami kaya Nanta."
"Emang lo nggak pernah denger?"
"Denger apaan?" Dera mengernyitkan alisnya.
"Satu sekolahan nyebut lo sama Nanta tuh kaya suami istri tau nggak!"
"Ya ampun! Gosip darimana? Fitnah banget!" Dera mengambil buku pelajarannya. Ia tak habis pikir dengan gosip semacam itu. "Dan kenapa mereka harus nyebut gue sama Nanta suami istri, aneh banget."
"Ya mana Abe tau Der," Abel mengedikan bahunya pasrah. "Mungkin kalian terlalu romantis seantero sekolah kali,"
"Romantis pantat lo?! Mana pernah gue romantis-romantisan sama Nanta."
"Kan lo pernah di tembak sama Nanta," Arien mengingatkan, sehingga tanpa di sadari wajah Dera merona malu.
"Nggak, Nanta pasti kesambet. Dia juga palingan cuma iseng sama gue Rien, paham gue sama Nanta."
"Kalo Nanta serius gimana?" Tanya Abel polos. Dera terdiam untuk sesaat, sebenarnya Abel dan Arien sudah saling mengetahui jika Nanta bersungguh-sungguh akan perasaannya pada Dera. Hanya saja mereka tidak mau mendesak Dera untuk menerima pernyataan cinta Nanta karena perasaan tidak bisa di paksa. Apalagi, untuk membuat seseorang menyadari jika orang di sekitarnya sangat berarti itu butuh waktu.
"Ya gue nggak tau." Dera ikut mengedikan bahunya pelan.
"Terus kalau Nanta jadian sama cewek lain gimana?"
"Adinda maharani maksud lo?!" Nada suara Dera meninggi tanpa di sadari." Nanta lagi ketemuan sama Adinda maharani di bawah. Dan kalian tau nggak kalau Adinda maharani yang dengan sukarela mengobati kaki Nanta! Sampai-sampai Nanta nyariin Adinda maharani cuma buat gantiin perbannya Nanta! Padahal..." Dera menghentikan ucapannya, menyadari apa yang baru saja dirinya bicarakan.. "Maksud gue..."
"Padahal kita nggak nyebut nama Dinda deh Der, dan kenapa lo hafal banget namanya Dinda? Padahal kita nggak inget sama sekali nama Dinda loh." Abel dan Arien kembali saling menatap. kali ini mereka melihat Dera yang terlihat salah tingkah karena ucapannya sendiri. Namun sebelum Arien dan Abel mencecar pertanyaan yang lebih lanjut pada dera, bel masuk berbunyi. dan kedatangan Nanta menghentikan percakapan mereka hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERA (END)
Teen Fiction"Gue Nanta Mahardika, cowok paling ganteng dan paling eksis di Sma Tri Sakti. Cowok paling rajin, paling soleh, dan suka menabung.Gue punya temen, namanya Dera. Cewek berisik yang gobloknya natural banget. Dan lebih gobloknya, gue nggak bisa buat ng...