10. Friendzone

626 88 9
                                    

Jangan lupa vote, comment, and Share ya sayangnya Nanta...

Dera tidak tau jawaban apa yang harus ia berikan pada Nanta. Dan Dera juga tau apa Nanta sedang bermain-main dengannya. Ia tidak menyangka Nanta akan mengatakan hal konyol semacam ini. Tidak pernah terpikirkan sedikitpun bagi Dera membayangkan Nanta untuk menyatakan perasaannya pada Dera.

"Der?" Nanta menggoyangkan bahu Dera. Kelihatannya Dera begitu syock dengan pernyataan cinta Nanta yang bisa dibilang cukup mendadak.

Dera tertegun dan menggelengkan kepalanya cepat. "Iya Ta?"

"Jadi? Jawaban lo apa?"

"J-jawaban?" Dera menatap Nanta ragu. Nanta sudah begitu mengharapkan jawaban Dera saat ini. cewek itu membuka mulutnya untuk menjawab pernyataan cinta Nanta, dan Nanta memperhatikan setiap gerakan yang Dera tunjukan padanya. Jantungnya berdebar dan debaran ini berbeda saat melihat Dera tersenyum, ataupun saat hasil ulangan pak Sam di bagi di kelasnya.

"Jangan goblok dah Ta!" Dera mendorong wajah Nanta keras. "Nggak lucu tau nggak!" 

"Astaghfirulloh, Markonah! Siapa yang bercanda?!"

"Muka lo! Muka lo tuh nggak ada pantes-pantesnya serius kaya gitu tau nggak?! Lagian, kalo main prank-prank'an nggak usah sama gue kali! Nggak mempan!"

"Gue nggak bercanda!"

"Bodo ah! Gue mau masuk, sampai besok Ta." Kemudian Dera memilih berlari meninggalkan Nanta begitu saja.

Nanta menjambak rambutnya frustasi. "Dasar pea! Susah kalo ngomong sama sodaranya dorayaki!"

Padahal Nanta udah mempersiapkan semuanya hari ini. Mulanya Nanta ingin menyatakan perasaannya sama Dera pas lagi dirinya naik ke atas panggung. Tapi karena ada godaan abang syaiton, jadinya Nanta membatalkan rencananya karena Dera keburu kabur lebih dulu sebelum Nanta menyelesaikan lagunya. Dan saat di toko buku, Nanta sebenarnya sedang berusaha menyatakan perasaannya, akan tetapi pikiran Dera benar-benar dangkal dan tidak sampai ke arah sana saat Nanta mencoba merayunya. Sehingga diurungkan niatan Nanta untuk melanjutkan pernyataan cintanya saat itu.


Dera menutup pintunya rapat. Ia bersandar pada pintu kamarnya dengan jantung berdebar tak terkontrol.

"Ya Ampun. Tadi apaan?" gumam Dera. "Nanta pasti lagi bercanda sama gue." ucapnya mengelus dadanya. Dera menarik napasnya panjang lalu mengeluarkannya dengan kasar. "Haah!!" sepertinya Dera sudah kembali seperti biasanya. "Bener! Nanta pasti lagi bercanda sama gue! Dasar kerempeng! Mana bisa kadalin gue! Awas aja lo kalo sampe berani kaya gitu lagi ke gue." Dera meletakan tasnya. 

Tidak lama kemudian, pintunya terbuka dan mamanya masuk dengan tiba-tiba. "Kamu baru pulang?"

"Iya ma. Kenapa?"

"Kamu nggak liat jam berapa?"

"Kan baru jam 5 ma." Dera melihat jam tangannya. "Tadi kan Dera udah pamit sama mama."

"Dera, kaka kamu harus banyak istirahat agar lebih konsentrasi dengan kuliahnya. Jadi kakak kamu ngga boleh terlalu capek di rumah. Kamu kan tahu, mama belum bisa nyewa pembantu baru. Jadi mama nggak bisa kalo cuma ngandelin kakak kamu."

Dera juga harus konsentrasi ma.

Dera ingin sekali menjawab seperti itu pada mamanya. Tapi ia urungkan. "Maaf ma, dera nggak akan ulangi lagi."

"Baguslah kalo kamu ngerti. Lagian Der, mending kamu jangan keseringan keluar aja biar nggak nambah-nambahin pengeluaran mama. Kamu kan tau sudah nggak ada papa yang buat bergantung hidup buat kita."

DERA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang