13.

13 1 0
                                    

Rabu, 18 September 2019
Ratih P.O.V
Hari ini sangat melelahkan. Dari ulangan Matematika yang akhirnya ada 2 soal dianulir, sampai pelajaran B.Ing yang membacakan nilai ulangannya. Bagus sih, tapi masih ada yang tinggi daripada aku. Ya sudah lah.

Aku sekarang makan dengan Via. Anel belum keluar karena kelas 8-A bakal bablas langsung ke pelajaran berikutnya. Istirahat kedua menjadi 1 jam durasinya.

Via meninggalkan kelasku. Bel masuk berbunyi, bersamaan dengan guru PPKnku masuk. Kami belajar dengan kosenterasi. Kita diberikan latihan soal. Yang sudah selesai, boleh dikumpulkan dan keluar kelas untuk istirahat.  Bel masuk berbunyi, saatnya pelajaran matematika. Pelajaran matematika di kelasku hanya membahas ulangan tadi. Syukurlah, aku hanya salah 2 saja, nilaiku menjadi 90.

Setelah pembahasan, bel istirahat berbunyi. Aku menghampiri kelas Anel dan mengajaknya untuk meminta ijin kepada kepala sekolah.

*****

"Boleh kan, bu," kataku.

"Boleh. Lagipula, kan jarang ada ultah murid dirayain di sekolah. Tapi, jangan bikin berisik sama berantakan ya," kata Bu Kepsek.

Kami ijin permisi ke kepsek, karena mau kembali ke kelas masing-masing. Sesampaiku di kelas, aku mengeluarkan buku Matematika.

Bel masuk berbunyi, saatnya pelajaran matematika. Pelajaran matematika di kelasku hanya membahas ulangan tadi. Syukurlah, aku hanya salah 2 saja, nilaiku menjadi 90. Bel pulang berbunyi. Kami berdoa, berpamitan, dan pulang.

Pada jam 4 sore, Anel berkunjung ke rumahku. Dia membantuku membungkus kado untuk Via. Pertama, teddy bearnya ditaruh kedalam box besar, lalu dibungkus dengan bungkus kado berwarna pink dengan polkadot putih. Kado tersebut akan aku bawa besok.

Kamis, 19 September 2019
Via P.O.V
Sejak pagi, aku belum melihat kedua anak perempuan itu, kalau bukan lagi Anel dan Ratih. Padahal, hari ini ulang tahunku. Wah, udah aku bocorin nih.

Dari pagi sudah ulangan IPA, lalu ada pelajaran B.Ing, Prakrya, TIK, sangat memberatkan hari ulang tahunku. Mungkin ada yang sudah merencanakan ini. Ya sudah lah, sekarang saatnya pulang.

Tiba-tiba...

"Lah, mata aku kok ditutup. Mau dibawa kemana aku nih?" tanyaku berterus terang. Aku tidak tahu siapa yang membawaku.

Author P.O.V
Ternyata, Anel dan Ratih membawa Via menuju kelasnya di lantai 2. Lumayan lelah membawa anak yang ditutupi matanya menuju lantai atas. Setiba dikelasnya, dibukalah matanya.

Hiasan pernak-pernik balon dipasang ditiap pojok kelas. Tulisan "Happy Birthday Via" terlihat jelas di papan tulis dengan berbagai macam warna spidol. Meja lingkaran depan kelasnya sudah dirapikan dengan sebuah kain polkadot pink dengan kue lingkaran berdiameter 20 cm.

"Hbd, Via!" sorak Anel dan Ratih, diikuti anak-anak perempuan kelas 8-C yang kebetulan membantu mereka merapikannya.

"Makasih, makasih," katanya.

Via meniup lilin yang jumlahnya ada 15, udah gitu, susah lagi padamnya. Via sengaja dikerjain hari ini. Setelah meniupnya, dia membuka kadonya. Kue tidak dipotong, karena dia mau membuka kadonya dahulu.

Dia senang melihat sebuah teddy bear yang telah dibeli Anel dan Ratih. Dia mengucapkan terima kasih. Namun, ada satu lagi.

"Via," kata seseorang, itu Andri.

"Dri?" tanya Via.

"Hbd, Vi. Yang ke-15," katanya.

"Makasih. Kamu kok tahu?" tanya Via.

My Bestie Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang