16.

24 1 0
                                    

Operasi ini cukup memakan waktu sampai 2 jam. Lumayan mengerikan, namun apa yang harus dihadapinya, itu sesuai dengan kehendak yang di atas.

Minggu, 29 September 2019
Veno P.O.V
"Hai, Ven," sapa seseorang.

Aku terbangun, dan melihat sekelilingku. Sekarang aku sudah tidak diruangan IGD, dan aku berada di ruangan biasa. Di ruanganku, sudah ada mama dan papaku, Anel, Via, Ratih, Andy, Maxis, dan Andri. Mereka menjengukku. Mereka masih mengobrol dengan kedua orang tuaku, sampai...

"Tan, jadi bener kakinya Veno diamputasi?" tanya Via. Hah, kaki aku udah diamputasi? 

"Jadi lah. Kalo gak kan kasian si Veno, kena infeksi," kata mamaku.

"Ma, jadi kaki aku udah diamputasi?" tanyaku berani.

Mamaku terdiam. Dia sepertinya tidak mau memberitahu akan hal ini. Seperti ada yang disembunyikan. Aku kecewa, kalau apabila benar kaki aku diamputasi.

"Ma, aku nanya sama mama. Mama jangan sembunyiin apa-apa," kataku. Serasa aku ingin menangis.

"Mama gak bisa bilang sekarang. Kita tunggu dok-" ketukan pintu diruanganku membuat mamaku terhenti.

"Itu dia dokternya," kata teman-temanku membangunkan semangatku.

"Udah sehat kan. Jadi semalem, kakinya bener-bener diamputasi," kata dokter. Serasa aku ingin pingsan mendengarkan itu.

"Kamu gak boleh pingsan, Ven. Kamu harus kuat," kata Via. Aku terharu.

Entah mengapa aku ingin menangis saat itu juga. Ya, jadi aku menangis lah. Aku lupa, bagian kaki aku diselimuti kain, jadi aku tidak tahu apa yang terjadi.

"Dok, mending buka kainnya," kata Anel.

"Sebentar aja ya," kata dokter. Kami semua mengangguk.

Kain dibukakan dan... Hah! Kaki aku kemana? Hilang bawahnya dong. Menangislah aku. Via, Anel, Andy, Ratih, dan Maxis hanya menghiburku. Sedangkan Andri hanya melihatku dengan muka penyesalan.

"Ven, sebenernya gua yang nabrak lu," kata Andri.

"Andri, lu jangan b*c*t deh," kataku. Maafkanlah kalau kata-kataku ini masih penuh dosa.

"Dih, gua serius ini," kata Andri.

"Hah!" seru teman-temanku.

"Gua mau lu maafin gua. Gua gak tahu apa yang ada di otak gua buat celakain Via," kata Andri.

"Aku sebenernya bisa maafin kamu, cuma mungkin kita butuh proses untuk melupakannya. Aku minta maaf juga ya, kalo kemarin sempet emosi sama kamu," kataku sambil mengulurkan tanganku. Dia membalas jabatan tanganku.

Aku sekarang mengerti. Jadi, Andri itu gak sengaja mau nabrak Via. Karena waktu itu aku melihat kejadian itu, sebagai cowo, ya kan mau gak mau harus nyelamatin cewe itu. Eh, malah aku yang ketabrak plus ketimpa motor.

Temen-temen menemaniku sampai sore. Kita bercanda tawa, membahas pelajaran di sekolah. Aduh, kepingin banget deh pulang. Tak terasa sekarang sudah jam 3. Teman-temanku berpamitan pulang dan meninggalkanku di ruangan ini.

Senin, 30 September 2019
Anel P.O.V
Chat WA Veno_2nd (082274628475)
Veno_2nd
Nel
Anel
Kenapa?
Veno_2nd
Gimana di sekolah?
Anel
Aman terkendali.
Ulangan PJOK.
Pelajaran gak ada yang berisik.
Veno_2nd
Tugas?
Anel
Gak ada kok
Kapan pulang?
Veno_2nd
Ntar jam 5-an
Anel
Sore?
Veno_2nd
Pagi
Udah tau sore masih nanya
Anel
Ya kan sapa tau gitu
Hehehe
Veno_2nd
Udah udah
Mo beres-beres nih
Anel
Oke
See you ya...
Berarti ntar kamu susulan ujian donk
Veno_2nd
Iya nih.
Ntar Rabu keknya masuk deh
Anel
Sip

Chat WA grup (Fantasi 8+)
Ratih (8-B)
Aduh ini anak kirim foto gaje wae.
Anel
Woy woy
Tania (8-A)
Apa bu sekre
Anel
Jam 5 ntar Veno pulang
Via (8-C)
Yey!!
Ratih (8-B)
Seneng amat gila
Via (8-C)
Ya jelas donk, udah nyelamatin nyawa aku nih.
Andri (8-A)
Hah, Veno ntar pulang?
Oke siap.
Kejutin yuk
Anel
Oke, tapi jangan aneh-aneh.
Kasian kakinya abis diamputasi.
Tania (8-A)
What!
Indrelia (8-B)
Oh masa orang yang terkenal sebagai tukang nguping di kelas 8-A kakinya diamputasi.
Anel
Cius @Indrelia
Maxis
Gak bohong @Inderlia (+foto)
Valerina (8-C)
Aduh serem @Maxis
Apus apus
Anel
Gitu doang takut
Sebenernya aku juga sih
Hehehe
Tania (8-A)
Yeh
Sama aja.
Ratih (8-B)
Gimana kalo kita bawa kado aja yang gede?
Anel
Bagus tuh
Tapi apa isinya?
Andri (8-A)
Lah
@Anel kamu kan temennya, ya pasti kamu tahu donk sukanya apa.
Via (8-C)
Kita bikin buku album aja
Kan @Leira punya foto banyak tuh di kelas 7-8
Minta aja, trus di print.
Leira (8-C)
Wah bagus tuh
Ntar aku print, fotonya aku kirim ke rumah Anel ya.
Yang paling deket nih
Anel
Siap @Leira
Pulang sekolah ya kita datengin Veno
Aku sama @Leira bakal buat kadonya
Oke?
Andri (8-A)
Sip bu sekre 8-A
Leira (8-C)
Asiap kakaqu.

Veno P.O.V
Akhirnya aku pulang. Aku bisa bernafas di rumah sendiri. Meski kakiku masih terasa sakit, aku bisa memasuki rumah dengan enak, ya karena dibantu dengan kursi roda. Kata mama, kalau misalnya ada yang mau bantu aku di sekolah, aku udah mulai pakai tongkat. Jadi, selama sekolah nanti, aku pake kursi roda.

Selasa, 1 Oktober 2019
Tok tok tok.

"Siapa tuh?" tanyaku. Aku membukakan pintu dengan kursi rodaku.

"Surprise! Welcome home, Ven!" ternyata itu teman-temanku dari kelas 8.

"Owh, Thanks," kataku terharu.

Aku mengajak mereka masuk. Mereka membawakanku sebuah kado kotak, yang aku buka berisi sebuah album foto anak-anak kelas 8 angkatan sekarang. Bagus banget, jadi pingin dipeluk erat-erat. Btw, kok aku jadi seperti guru mau perpisahan sama murid-muridnya ya?

"Gimana sekolah?" tanyaku.

"Nyseel gak masuk sih. Hari ini ulangan terakhir. Kamu susulannya Kamis Jumat aja kata bu Kepsek. Ujiannya rada gampang sih. Semangat!" kata Anel.

"Thanks, nel," kataku dengan senyum manis. 

Hari ini aku sangat senang, bisa bertemu lagi dengan teman-temanku. Karena sudah ampir jam 6, mereka berpamitan dan bilang "get well soon" secara bersamaan. Lalu, mereka pulang ke rumah masing-masing.

Rabu, 2 Oktober 2019
"Hai Veno," kata guru-guru.

Begitulah sapa para guru kepadaku. Pasca kakiku diamputasi, seluruh kelas 8 pindah ke lantai 1, ditukar dengan kelas 7 yang naik ke lantai atas. Para murid kelas 8-A menyambutku bahagia. Berbagai macam salam dan ucapan dari beberapa murid aku terima. Mereka menyambutku dengan bahagia. Aku akan mengikuti ulangan PJOK besok dan Prakarya hari Jumat.

Kamis, 3 Oktober 2019
Ratih P.O.V
"Via," aku memanggil Via yang baru saja keluar kelas.

"Napa, Rat?" tanya Via.

"Mau ngomong," kataku. Aku mengajaknya masuk ke dalam kelasnya lagi.

"Jadi, aku mau pindah keluar kota nih. Papa aku ada kerja mendadak di luar kota," kataku.

"Owh. Jauh atau deket?' tanya Via.

"Lumayan jauh sih, tapi gak luar pulau," kataku.

My Bestie Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang