Via dan Andri mengikuti Maxis dan Andy dari belakang. Mereka memasuki ruangan kelas 8-A.
"Akhirnya kamu masuk Vi," kataku.
"Kamu siapa? Sok kenal aja," kata Via. Yoi, dia cuek sekarang.
"Kamu gak pernah liat aku atau emang kamu amnesia sih?" tanyaku.
"Gak pernah liat kamu samsek," kata Via.
"Inget orang yang pernah bantuin kamu rapiin alat kerajinan karena ketabrak," kataku meyakinkannya.
"Kapan aku ketabrak sama orang kayak lu?" tanya Via.
"Ya elah udah ikutan lu gua segala sekarang ya," kata Veno tiba-tiba.
"Lo ambil ikut campur urusan gw sama cewe yang ngaku pernah nolong aku aja," kata Via.
"Udah Via biar aku aja yang ngomong sama mereka," kata Andri menyabarkan Via. Astaga, kek orang pacaran aja mereka.
"Oke. Lu pada mau apa sama gw sama Via?" tanya Andri.
"Aku mau kalian berdua BISA GAK CUEK, GAK EGOIS SAMA ORANG. Kalian jarang sapa, mau ikutin kemuan sendiri. Via sekarang beda amat daripada yang aku tahu sejak kita bertabrakan," kata Veno.
"Udah Ven, biar aku aja yang ngurus mereka. Jangan terpaut emosi," kataku.
"Lu copas kata-kata gua ya?!" kata Andri.
"Itu doang yang ada di otak. Nah, kamu sama Via ngapain sering berdua padahal nyatanya gak pacaran?" tanyaku.
"Lu cemburu?" tanya Andri.
"Nggak. Cuma kalian itu keknya gak suka diganggu,-" Andri memotong pembicaraanku.
"Ya emang, trus?" kata Andri.
"Belom selese dipotong. Udah gak mau diganggu, cuek banget. Kalo boleh emosi nih, aku bisa banting gelas ke muka kalian berdua dah! Mo ngegas tau. Kalian itu cueknya kebangetan, gak suka gaul sana sini. Have a bad luck for you guys," kataku.
"Udah Nel. Kamu emosi banget. Calm down," kata Veno. Duh, seneng ya diginiin doi ya.
"Kalo mau, kalian berdua keluar. Kita bicara di luar aja," kata Andri sambil menunjuk aku dan Veno. Akhirnya kita keluar.
"Oke. Kalian ngapain ikut campur hubungan kita berdua. Kita kan temen," kata Andri.
"Temen temen. Temen tapi mesra kale," kataku.
"Apa kau bilang Nel? Mo baku hantam lo?" tanya Andri.
"Perasaan aku kesamber apa ya bisa kek gini?" batinku.
"Udah. Sekarang dengerin kita berdua. Kalian berdua itu cueknya kebangetan. Kalian mau dipanggil kepsek cuma sikap kalian yang berubah drastis jadi C gitu?" tanya Veno.
"Eh lo yang kaki kanannya cuma setengah. Ngapain lo ikut campur hah?!" kata Andri.
"Lo itu gak punya perasaan apa. Lo yang gak sengaja nabrak dia, lo yang beda-bedain dia. Lo jadi waketu kagak baek Ndri! Gw bisa benci sama lo. Ini mumpung gw masih baik-baik sama lo," kataku. Maaf, kita pake gw lu untuk menghindari baku hantam.
"Eh, lo sapa dia ya? Lo ada hubungan apa ya sama Andri?" tanya Via.
"Gw temennya. Sekelas lagi. Lo kenapa deketin dia? Lu suka sama dia, dia suka sama lu. Tapi kalian berdua deket jadi gak bener," kataku.
"Gua cuma punya 1 temen dan itu hanya Via!" kata Andri.
"Jadi lo kira kita semua anak kelas 8-A sebagai apa?" tanya Veno.
"Musuh bubuyutan. Gua punya masa lalu kandas, tapi gua ubah dengan Via," kata Andri.
"Masa lalu apaan sih? Masa lalu lu bagus, Ndri. Lo punya prestasi tinggi," kataku.
"Ya itu SD, ini SMP. Jalur berbeda sekarang," kata Andri.
"Ya, lu punya prestasi bagus juga sekarang. Ya, lu kenapa cuek dan gak suka tegur sapa. Guru di cuekin ketemu. Gak suka tegur sapa," kataku.
"Eh lo andelin apa sih?" tanya Via.
"Gw mata-mata di sekolah. Dan lo gak bisa macem-macem sama gw ya," kataku.
"Ini bekas anak buah Veno lah tuh," kata Via.
"Eh lo bilang Anel apa tadi?! Bekas anak buah?! Sekali lagi lo bilang gitu, gua ga bakal bisa ampunin lo, Vi!" kata Veno.
"Lo emang merasa gak dosa gitu gak pake ampunin segala. Ya, ini serah kita berdua lah. Kita mau apa, kenapa kalian mau baku hantam sama kita?" kata Andri.
"Baku hantam? Lo kira semua bisa baku hantam? Lo emang ikut tawuran, Ndri?" tanyaku.
"Ya, gua tahu gua sama Via bisa. Gak kek kalian," kata Andri meremehkan kita.
"Via bisa berantem gitu?" tanyaku seolah-olah tidak yakin.
"Bisa. Emang kek lo cewe cupu?" tanya Via.
"Lo kasar banget sama sesama cewe. Lo jera Via pake apa, Ndri?" tanya Veno marah.
"Gua jera dia pake baku hantam," kata Andri.
"Baku hantam bae ini anak. Apa jangan-jangan lo yang bikin tawuran di kampung sebelah?" tanya Veno.
"Tawuran? Gua cuma mau ambil barang di sana dan gua langsung di kerumunin massa," kata Andri.
"Yeh, itu copet b*g*, beda kasus," kata Veno.
"Andri, kamu ajak cewe ini ke kampung itu lagi?" kataku.
"Iya, masa gua tinggalin dia di sini?" kata Andri.
"Ya, dia masih ada orang tua," kata Veno.
"Eh, lagi-lagi. Lo yang pake kruk jangan ngomong macem-macem sama gw ya," kata Via.
"Lo ngomong apa tadi?" tanyaku.
"Emang masalah buat lo yang cuma bisa copas, mata-matain orang kek cowo yang cuma bisa andelin telinganya padahal belom bener," kata Via.
"Lo ga bisa diem ya. Ngotot aja teros," kata Veno. Lalu...
PLAK.
"Lo cowo kasar banget sama cewe ya," kata Andri.
"Eh, lo ga inget napa gak cuma Via yang kena tamparan kasar dari gua," kata Veno.
"Gak," kata Andri.
"Oke, kalo gini cara main kasar kamu," kata Via.
Via maju ke depan, dan dia mendorong Veno. Dengan spontan, aku menangkapnya dan...
"Kamu gak papa kan Ven," kataku. Terjadilah tatap 4, eh 8 mata.
"Gak papa. Thanks, Nel," katanya.
"Maxis, Andy, kalian bicara terus sama Via-Andri. Oke?" kataku. Mereka mengangguk.
Ketika Maxis dan Andy berusaha menyadarkan kesalahan Via dan Andri, aku membantu Veno bangun dan menidurinya di suatu tempat agar selamat. Tak lama kemudian ada seorang perempuan yang mengalihkan pikiran kita semua.
"Andri. Sini yuk," ajaknya.
Andri mengikuti perempuan itu dan meninggalkan kita. Karena sudah aman, giliran aku yang menyadarkan Via.
"Vi, kamu ngomong aku sok kenal kamu. Aku kenal kamu dari lubuk hati. Kita berjumpa di SD dan mengenali satu sama lain. Sekarang, kamu berubah drastis. Kamu tidak tau apa kesalahan kamu. Kamu mengikuti Andri hanya karena perasaan kalian berdua sama. Sebenarnya, suka dan cinta itu beda. Suka itu hanya dalam wujud angan-angan atau mengaggumi suatu hal. Tapi cinta adalah ketika orang lain mengawatirkan kamu dan mau kamu dengannya. Dia peduli denganmu. Andri itu sukamu, namun dia yang kamu sejak tadi ejek, dialah cintamu," kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bestie Lover
Teen FictionBila kamu merasa sering ditolak oleh doi kamu, maka kamu seperti Maxis. Bila kamu merasa pernah menyukai sahabat kamu sendiri, maka kamu seperti Anel. Bila kamu merasa terpaksa harus bermain kasar dengan doi kamu, maka kamu seperti Veno. Bila kamu m...